06 TEROR

215 191 179
                                    

"Duluan aja, gue bisa pesen ojol atau naik bus, gue masih sisa duit Ta."ujar Sasa sambil membereskan buku-bukunya ke dalam tas.

"Enggak gue anterin lo, lagian ni ya gue bakal mampir ke rumah lo."

"Mau ya bakal bosen nih gue di rumah."

Dering handphone Sasa membuyarkan percakapan mereka.

089536478xxxx: Gue rasa makin banyak aja cowok lu,cuih murah banget!

"Kenapa Sa?" tanya Okta.

"Ini nomor siapa ya Ta?"

"Coba sini lihat?"ujar Okta mengambil handphone.

"Eh bentar deh ini beneran ngatain lo bener-bener ya berani banget ni bocah."

Sasa mengendikkan bahu dan berjalan meninggalkan Okta yang mendumel sendiri kali ini Sasa berjalan dengan sangat lemas dan pandangan kosong.

"Woi! minggir lo jalan dah nyampe tengah ketabrak ntar."ujar seorang laki-laki sambil menutup helm full face nya.

"Astaga Sa,lo hampir ketabrak tadi."

"Mikir apaan sih?"

🎆🎆🎆🎆

"Gue duluan ya gerah ni nunggu bang Novan lama."

"Sabar ah elah mungkin bentar lagi."ujar veron.

"Mau ngapain sih Ad buru-buru amat, jangan bilang lo mau nge-date ama cewek yah Ad lo jomblo diem aja di sini."

Aad melirik Bayu dengan tatapan dingin.

"Ah elah canda sayang."

"Anjing najis Bay, amit-amit Gusti nyari Sono ah Aad lo embat." ujar Veron spontan.

Aad keluar kelas tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan bergegas keluar.

"Gue duluan ya ada urusan."ujar Rio menyusul Aad keluar.

"Ad gue butuh ngomong dulu sama lo."

"Apaan?"ujar Aad sambil memakai jaket.

"Lo mau kan ikut bisnis yang Bokap gue tawarin?"

"Gue gak mau sampai kapan sih orang-orang ngomong bisnis di hadapan gue."ujar Aad ketus.

"Ini usaha lo,lo bisa jadi pengusaha muda Ad, hidup lo bakalan jauh lebih enak."

Aad berdecih."lo pikir gue gak hidup enak hm? gue bisa beli apa aja asal lo tau, tapi itu nggak semudah yang lo bayangin, hidup enak mewah tapi sehat fisik bagi gue itu jauh lebih penting."ujar Aad berjalan keluar menuju parkiran.

"Maafin gue Ad gue gak bermaksud." ujar Rio lirih.

🎆🎆🎆🎆

Sasa dan Okta sudah duduk di mobil pribadi Okta.Ditengah perjalanan mobil mereka yang ditumpangi, mobil di hadang oleh segerombolan preman bertato dan berjaket kulit hitam.

"Astaga ada apa ni pak, kok ada preman."

"Saya juga nggak tau non."

"Sa gimana nih kok kita dihadang." ujar Okta panik.

Sasa memicingkan mata dan bernafas tenang."gue turun lo tetep stay di sini oke."

"Astaga bahaya Sa!"

Sasa turun dari mobil dan dan berjalan mendekati segerombolan preman.

"Mau apa kalian?"

"Wah wah bening juga, jangan marah dong cantik."ujar salah satu cowok berbadan kekar.

"Udah lah bawa aja sikat!"sahut cowok bertato.

Tiba-tiba dari arah belakang Sasa sudah di bekap dan jatuh pingsan.

"Astaga Sasa! Lepasin nggak atau gue lapor polisi sekarang."

"Wah nyali juga dia, sini kalo berani."

"Lepasin sakit shhh."ujar Okta yang tangan nya di tarik paksa.

BUGH

BUGH

BUGH

Dari arah belakang preman Aad dan Rio meninju bagian punggung dan juga bagian wajah preman.

"Kabur woi cepet." titah salah satu cowok preman.

"Sa bangun." ujar Aad sambil menepuk-nepuk pipinya.

"Kenapa bisa jadi kayak gini sih." ujar Rio mendekati Okta dan Aad.

"Ceritanya panjang mending kita bawa Sasa ke rumah sakit aja."ujar okta.

Rumah sakit sehat sejahtera.

Mereka sudah menunggu dokter keluar untuk menunggu keadaan Sasa saat ini.

"Gimana dok keadaan teman saya dia baik kan dok?" ujar Okta, Aad dan Rio mengangguk kan kepala.

"Alhamdulillah pasien sudah siuman,dia cuma butuh istirahat untuk beberapa hari."

"Terimakasih dok."ucapnya serempak.

"Alhamdulillah Sa lo dah sadar, eh ada yang sakit nggak?" tanya Okta sambil menghamburkan pelukannya kepada Sasa.

"Ish lebay  gue gak papa." ujar Sasa yang sudah duduk diatas brangkar.

Aad dan Rio masuk dengan keadaan hening.Salah satu dari mereka belum ada yang membuka percakapan.

"Lo gak papa kan?" tanya Aad membuka suara.

"Ehm gak papa kok, btw makasih ya dah nolongin gue."

"Cerita nya gimana sih kok gue bisa langsung di rumah sakit?"

Okta, Aad dan Rio saling bertatapan untuk menjawab pertanyaan.

"Jadi gini saat lo di bekap dan lo jatuh pingsan gue juga di tarik paksa sama mereka, tapi untung mereka berdua datang nolongin kita."

"Btw makasih banyak ya sama lo Ad dan ehm---"

"Oh lupa gue Rio" sahut Rio

"Ah iya makasih juga."

"Sama-sama, maaf ni gue pamit duluan ya ada urusan dadakan." pamit Rio sambil melirik jam rolex milik nya.

"Oke hati-hati"ujarnya serempak.

🎆🎆🎆🎆

"Bi Sasa kemana jam segini belum pulang juga, di telpon gak aktif."

"Saya juga kurang tau pak, tumben juga non belum pulang jam segini."

Nesya turun dari tangga dan langsung duduk di sofa sekilas melirik papah nya yang kebingungan.

"Kenapa sih pah?"

"Nesya tolong telpon temen kamu, Sasa belum pulang juga dari tadi."

"Aishhh dah gede pah, dia juga tau jalan pulang."

Ratih turun tangga dan melirik."Halah emang anak kamu nggak bener, jam segini belum pulang yah emang yah anak nggak jauh beda dari mamah kandung nya."

"Jaga ucapan mu!"sentak yoga.

"Maaf pak aduh ini saya ehm nemuin kiriman barang asing di luar."

Serempak semua keluar dan melihat barang-barang seperti boneka,bunga bertaburan dan yang paling mengejutkan ada sekotak peti berukuran sedang berisi boneka barbie berlumuran darah dan terdapat nama Sasa dengan huruf kapital.

"Astagfirullah! Ini apa-apaan sudah tidak wajar lagi ini." ujar yoga dan berinisiatif untuk mencari Sasa kemana pun berada.

Nesya bergidik dan sudah pucat memikirkan hal-hal yang tidak baik.

"Kok gue jadi kepikiran lo sih Sa."

🎆🎆🎆🎆

Bisa update lagi yeayyyy
Maafin ya slow update,lagi banyak masalah nih😟😟

Btw follow akun watpadku dong,masa udah nyaman baca belum follow.Eh nggak maksa deng wkwk terserah kalian,aku berterima kasih dan seneng banget dah baca karya ku😘😘

See you!

This Is My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang