Dua

16 8 5
                                    

Assalamualaikum ❤️
Balik lagi akunya.😍

Alarm itu berdering tepat pukul setengah empat pagi. Syukurlah, tadi malam Ayla tidak lupa untuk menyetel kan waktunya. Pagi ini Ayla akan menyiapkan bekal untuk Aan. Karena waktu itu dia terlambat. Jadilah, dia memutuskan untuk menyiapkannya hari ini.

Ayla bangkit dari sofa, dia memutuskan untuk mandi karena ia akan melaksanakan sholat subuh.

15 menit berlalu. . .

Ayla sudah selesai menunaikan kewajibannya. Dia langsung bergegas pergi ke dapur.

Selangkah ia akan keluar dari pintu Ayla menepuk jidadnya. "YaAllah, lupa bangunin kak Aan buat sholat," gumam Ayla. Dia melangkahkan kakinya menuju ranjang Aan.

Ayla mengguncang pelan tubuh Aan agar ia bangun.
"Kak, bangun. Sholat subuh." ucap Ayla, "Kak, bangun sholat shubuh," lanjut Ayla lagi.

Namun Aan masih tidur dengan posisi yang sama. Tidak ada perubahan sama sekali.

Ayla menghela nafasnya berat. Bingung harus berbuat cara seperti apa agar Aan bangun.

Kemudian ia memutuskan untuk kembali membangunkan Aan dengan cara yang sama. Tapi kali ini, lebih dekat dari posisi yang sebelumnya.

"Kak Aan, ayo bangun, sholat shubuh." kata Ayla dengan nada lebih tinggi.

Lagi-lagi Ayla menghela nafasnya berat. Kalau begini jadinya, dia pasti akan terlambat untuk menyiapkan bekal Aan.

"Kak, bangun dong. Ntar telat sholat shubuh." ujarnya menahan kesal. "Kak, bangunlah." lanjut Ayla hampir menyerah.

Dia melirik sekilas ke arah jam yang terpasang diatas tv. Ayla berdecak kesal, sungguh dia bingung harus berbuat apa. Dia akan berdosa jika membiarkan suaminya tidak sholat. Tapi, di satu sisi, Ayla juga harus menyiapkan kebutuhan suaminya.

Dia menarik nafasnya dalam-dalam. Dia tetap mencoba untuk membangunkan Aan dengan lembut. Ayo semangat! batinnya.

"Kak Aan. Bangun, dosa tau lebih mentingin tidur daripada sholat," ujar Ayla pada Aan yang masih tidur dengan lelap.

Ayla terdiam sejenak. Ia memperhatikan Aan dalam tidurnya. Kalau laki-laki ini tidur wajahnya damai sekali. Berbeda sekali saat dia bangun, wajahnya sangatlah mirip dengan singa yang selalu kelaparan.

Tangan Ayla terulur untuk memegang pipi Aan. Ayla tidak sadar dengan apa yang dilakukan olehnya. Dia terhanyut oleh paras Aan yang membuatnya terasa damai.

Wajah yang pertama kali membuat dirinya langsung jatuh cinta. Dan sekarang wajah itu selalu ia lihat di setiap harinya. Walaupun wajahnya sekarang berubah menjadi singa. Tapi tak apa, Ayla tetap cinta.

Ayla terhanyut jauh dalam pikirannya mengenai wajah Aan. Sampai dia tidak sadar, laki-laki itu sudah bangun dan menatapnya sinis. "Berani banget, ya. Pegang-pegang muka gue!" ujar Aan sengit.

Ayla terkesiap langsung menarik tangannya dan sedikit menjauh dari ranjang Aan. "M.. maaf, kak." jawab Ayla gugup. Dia benar-benar merasa seperti maling yang ketahuan mencuri. Ini bukan yang pertama kalinya. Mengapa ia terkejut dengan ucapan Aan yang pedas itu.

Ayla merasa jadi serba salah. Maka dari itu, dia selalu bingung harus dengan cara seperti apa untuk membangunkan laki-laki itu. Sudah hampir satu bulan Ayla selalu saja salah di mata Aan. Padahal, Aan yang sulit untuk dibangunkan. Tapi, ketika sudah bangun dia tidak pernah absen untuk memarahi Ayla.

"Yaudah, pergi sana! mau jadi patung?" ujar Aan geram.

Ayla mengangguk kecil. kemudian dia pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Saudara CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang