Bab 13

9.1K 969 101
                                        

Sudah seminggu ini aku menemani Ayah kembali ke kantor. Kembali kepada posisiku sebagai staf Finance di sana. Untunglah posisinya yang lama belum digantikan siapapun.

Beda dengan Zadith, adikku, yang dibolehkan ke kantor tidak bareng dengan Ayah, aku harus mau satu mobil dengan Ayah pagi dan sorenya. Kecuali Ayah ada urusan, aku akan diantar pulang oleh supir Ayah duluan.

Hidupku tenang dan kembali normal seperti sebelum kerja dengan Engkong. Sesekali Engkong dan Nyai saling bertelfon melepas kangen. Mereka juga sering curhat soal keberadaan Frida dirumahnya dan mengeluh tentang sikap songongnya dan mudah marahnya.

Hhm, apa kak Frida harus dibawa ke Psikolog ya? Kasian juga dia jadi berubah gitu sikapnya karena kecewa dengan pernikahannya. Sebesar apa coba rasa kecewanya itu?

Kasian juga Engkong sama Nyai, kenapa juga kak Frida malah ngungsi ke rumah mereka? Sudah sepuh tapi harus menghadapi cucu yang begitu.

"Za, tolong kamu cek invoice yang baru masuk dari vendor baru. Lengkap gak sesuai syarat perusahaan?"

Mba Shany yang merupakan atasanku, memberikan setumpuk berkas invoice dimejaku.

"Vendor baru Mba?"

"Iya, barangnya sih lolos dari QC (Quality Control), jadi sudah mulai pasok dari minggu lalu"

"Impor dari mana Mba?"

"ASEAN aja sih. Lebih mudah buat kontrol kalau ada apa-apa kan?"

Aku mengangguk kecil lalu mulai memeriksa berkas impor itu satu persatu.

"Mba.. ini sertifikat mutunya gak dilampirkan. Apa pernah dikirim duluan?"

"Wah belum ada? Coba kamu kroscek sama PIC di invoicenya ya. Anita yang ketemu sama vendornya kapan hari. Lupa mungkin dia keasikan heboh tuh Za.."

"Wah, heboh kenapa?"

"Bosnya super cakep kata dia. Jadi dia grogi mo nanya-nanya banyak. Hihiii.."

Waduh, ada ya ketemu orang cakep langsung grogi gitu? Pasti Anita langsung kelimpungan tuh hatinya.

"Ya udah biar aku yang kontak nanti mba.."

Mb Shany mengangguk lalu aku  menyipitkan mata mencari nomor kontak perusahaannya.

Baru saja aku hendak menelfon vendor tersebut, terdengar suara sapaan berat di dekatku yang tiada lain dan tiada bukan ya siapa lagi coba? Suaminya Bunda. Hihii..

"Sibuk?"

Aku kontan menoleh dan mendapati Ayah berdiri disampingku dengan tampang datarnya.

"Iya ada kerjaan aja. Kenapa Yah?"

"Makan sama Ayah, Atha yang ajak kamu ikut.."

Tumben, ada apaan Papa Atha nyuruh aku ikut segala?

"Oke Yah, aku izin sama mb Shany dulu ya.."

Ayahku hanya mengangguk lalu berbalik menuju pintu keluar ruangan.

Tak berapa lama, aku sudah menghampiri Ayah yang berdiri di dekat pintu lift menungguku.

Ku gandeng lengan Ayah lalu menggamitnya memasuki lift yang barusan terbuka.

"Ada urusan apa Yah, koq tumben Papa Atha ajak kumpul?"

"Gak tau Kak. Nanti tanya aja.."

Aku hanya mengangguk kecil lalu iseng sekali menggelendoti bahu Ayah sekedar untuk bersandar.

Ada apa ya? Jarang deh Papa Atha ngajakin aku makan siang bareng segala? Jadi penasaran kan?.

🌷🌷🌷

DUREN Kampung SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang