if u guys feel this story is good, u can recommend to anyone and i'll feel blessed❤️
o0o
Di kamarnya yang sepi, Izora tengah berkutat dengan laptop. Tiba-tiba saja di grup maba diberitahukan bahwasannya seluruh mahasiswa yang ikut ospek diwajibkan untuk membuat resume tentang apa yang mereka dapatkan saat ospek. Tugas ini tidak susah, Izora hanya perlu membuka buku catatannya kemarin dan mengetikannya di laptop setelah itu tinggal diprint, selesai.
Kemudian Izora termenung di kursinya menimang-nimang keputusannya setelah ini.
Dia membulatkan keputusannya, tangannya segera membuka laci meja belajar dan mengeluarkan ponsel yang selalu disimpan disana seolah sedang di museum-kan. Ponsel yang sengaja tidak dia pakai, karena semua isi ponsel itu mengingatkannya pada Azra.
Bagaimana tidak, dimulai dari case yang sengaja dia beli couple, lockscreen, walpaper dan galeri yang mostly berisi Azra. Pesan-pesan yang selalu pria itu kirimkan sejak dua tahun lalu dan sengaja tidak dia balas, lalu pesan-pesan dulu yang tidak pernah Izora hapus. Membuka ponsel ini seperti membuka luka untuknya, mengingat bagaimana baiknya Azra dulu sebelum tahu Izora hamil.
Azra baik, bahkan sangat baik hingga Izora percaya bahwa pria ini akan selalu menjaga dan melindunginya. Hubungan keduanya terjalin sejak mereka berdua menginjak kelas 3 SMP atau kalau di hitung sampai Izora hamil berarti mereka telah berpacaran sekitar 4 tahun. Dan jika sampai saat ini masih berhubungan, berarti lamanya mereka pacaran adalah 6 tahun.
Waktu yang cukup lama dan hingga kini perasaan itu masih ada. Tentu saja. Melupakan dan menghilangkan perasaan itu bukan hal mudah apalagi dibanding keberengsekan pria itu, kebaikannya lebih banyak. Azra hanya melakukan satu kesalahan, tapi kesalahannya itu sangat fatal sampai membuat Izora hampir gila.
Membaca chat beberapa tahun lalu, melihat foto-foto mereka berdua, adalah cara Izora memecahkan celengan rindunya. Seperti sekarang, kepala gadis itu menyandar di atas meja, tangannya sibuk menggulir pesan-pesan lama. Ah .. Betapa kuatnya dia menahan agar tidak menangis dan memeluk pria itu kemarin.
"Nda, nda, nda," panggil Meysi yang kini terbangun dari tidurnya. Anak kecil itu melirik kasur sebelahnya dan tidak mendapati Izora di sana membuatnya menangis. "Nda ..."
Izora segera mendekat dan mendaratkan tangannya di punggung Meysi. "Mey, aku di belakang kamu." Izora tersenyum.
"Gak keliatan ya hahaha kasian masih linglung."
"Mey, lapar?" Bocah itu menggeleng.
"Terus kenapa bangun? Ayo tidur lagi udah hampir tengah malem nih. Tau gak, kalo kamu gak tidur sekarang nanti disamperin kuntilanak loh, mau gak?"
Kuntilanak, Izora tidak pernah memperlihatkan bentukannya pada sang anak. Tapi, begitu mendengar kata kuntilanak maka si Mey akan takut. Ya begitulah, walaupun itu tidak baik tapi Izora tidak terlalu memikirkannya, yang penting anaknya ini cepat tidur.
Izora membaringkan badannya sambil memeluk Meysi. "Mey, waktu aku kecil aku selalu tidur sama Mama dan Ayah. Aku selalu ngerasa aman karena aku tidurnya di tengah-tengah mereka. Kamu gimana, Mey? Kamu ngerasa aman atau enggak sekarang?"
Meysi yang masih mengantuk itu sudah kembali menutup matanya. "Mey, maaf karena enggak bisa ngasih keluarga yang lengkap, ya." Izora semakin mengeratkan pelukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS BATAS [TAMAT]
RomanceBukan dunia atau tuhan yang tidak adil. Tapi, pilihan hidupnya yang salah. Tapi, tidak! Bukan hanya dia yang salah. Manusia yang tengah berdiri di depan sana dengan bahagia dan percaya diri itu juga andil dalam membuat masalah ini. Bedanya, dia haru...