21

851 43 0
                                    

Happy Reading.


Direvisi : 10-10-2021


💢💢💢


Suasana sekolah pun menjadi ribut karena belum ada guru yang masuk. Langkah kaki Vanila semakin dalam memasuki kelasnya dan menghampiri Fika yang sudah duduk di sana yang Sedang menatapnya penuh intimidasi. dan seluruh teman kalasnya juga berbisik-bisik sehingga terdengar di telinga Vanila, semua teman kelasnya menatap Vanila dengan penasaran. ada apakah? hubungannya dengan Atalla. Atalla yang jarang sekali bersikap seperti itu dengan lawan jenis, bahkan bukan jarang lagi malah tidak pernah sekali, hanya Vanila. ingat Vanila, murid baru selama beberapa minggu ini. Begitulah kira-kira pemikiran teman kelasnya Vanila.

Vanila baru saja ingin duduk tapi Fika mengikis jarak lalu duduk  dengan sang empu, ia ingin menanyakan pada Vanila sesuatu yang mengganjal di benaknya.

"Van, lo gak salah berangkat sama prince ice sekolah ini?"tanya Fika menggebu, netranya menatap Vanila.

"Itu Atalla Fika, bukan prince ice tau," koreksi Vanila.

Fika berdecak sambil memutarkan kedua bola matanya, lalu menghala napas pelan, harus sabar menghadapi yang namanya Vanila.  sahabatnya yang polos,     "Ya maksud gue itu Atalla, lo gak tau ya. julukannya si Atalla di sekolah ini?" Vanila menanggapinya dengan gelengan kepala.

Fika hanya mengehela napas lagi, untung kesabarannya masih banyak stoknya. "Asal lo tau, Atalla di sini tuh. di juluki prince ice, karena sifatnya dingin. mukanya yang datar,"  Vanila hanya mangut-mangut kepalanya, tanda ia mengerti. tidak heran sih kalo Atalla di juluki seperti itu, tapi Vanila juga melihat Atalla ada sisi lain yang tidak semua tahu, tapi Vanila tahu itu.

"Btw, kok lo bisa berangkat sama Atalla?" tanya Fika ulang dengan mimik muka intimidasi pada Vanila.

Vanila menundukkan kepalanya sambil mengigit bibir bawahnya, ia bingung untuk memberitahu hubunganya dengan Atalla, ia takut tersebar di sekolahan ini. ia tak ingin di serbu fansnya Atalla, tapi kalo di pikir lagi. cepat atau lambat pasti warga di sekolah ini pasti mengetahui statusnya sebagai kekasih Atalla, baiklah ia akan memberitahu pada Fika.

"Kalo aku sama Atalla pacaran? Apa Fika percaya?" Vanila tak membalas pertanyaan Fika terhadap dirinya malah bertanya sebaliknya.

"WHAAT?! mmpt--" ucapan Fika tak di lanjutkan karena Vanila membekap mulut Fika, kalau tidak ia dan sahabatnya jadi pusat perhatian di kelas ini, apalagi teriakan Fika saking terkejutnya, mungkin.

"Jangan kencang-kencang ngomongnya," pringat Vanila, netranya mengelilingi seluruh yang ada di dalam kelas ini, tangan Vanila masih membekap mulut Fika sehingga wajah sahabatnya ini memerah saking di dalam oksigennya semakin menipis, tak lama tangan Vanila pun melepaskan bekapanya pada Fika.

Saat itu juga Fika meraup udara dengan rakus takut kehabisan napas, fiks Vanila menyebalkan, "Njir, lo huh... mau bunuh huh ... gue? Van gila aja lo!" Sungut Fika, yang masih mengatur nafasnya.

"Ya... gaklah hehe lagian Fika sih ngomongnya kuat-kuat kalo semua tau gimana? Sekarang aja ngeliat aku kayak mau nguliti, ih serem!" Fika mengangguk kepalanya memahami apa yang di ucapkan Vanila ada benarnya juga.

"Iya juga sih, kata lo? aish ... lo harus cerita sama gue pokoknya! gimana ceritanya lo udah jadi pacar Atalla," pelan Fika, Vanila ingin membuka mulutnya yang ingin menceritakan tentang hubungan antaranya dengan Atalla. Akan tetapi tak tersampaikan karena ada guru yang sudah di depan.

My Perfect Boyfriend (✔)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora