Bab 41

127K 14.3K 1K
                                    

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Mau sampe bab berapa cerita ini?

***

"Kamu lagi ngapain?" Tanya Arga melihat Zara yang sibuk dengan ponselnya.

Arga duduk di sebelah Zara menghimpitnya di sofa kecil sudut kamar. Sudah lebih dari dua Minggu mereka tinggal bersama. Zara mengabaikannya sedari tadi, pertanyaan juga tak dibalas. Arga tak terima diduakan oleh benda kecil itu.

"Apa ponsel itu lebih ganteng daripada aku sampai kamu mengabaikanku?"

"Ganteng banget sampai bikin aku terpesona." Balas Zara sengit berharap Arga menepi. Ia sedang serius dengan apa yang dibaca. Sialnya Arga malah menggangunya dengan memberikan sentuhan-sentuhan di tubuhnya. Ia jadi tidak konsen.

"Zara!!" Arga kesal, lalu merebut ponsel dari genggaman Zara. Memasukkannya ke dalam saku.

"Apaan sih mas!! Aku tuh lagi sibuk."

"Sibuk sih sibuk tapi mas nggak suka kalau kamu mengabaikan mas."

"Ini tuh lagi penting banget mas menyangkut hidup dan matiku."

"Kamu sakit sayang?"

"Kamu sakit apa? Jangan-jangan selama ini kamu punya penyakit mematikan? Kasih tau mas kita berobat?" Muka Arga berubah khawatir. Tangannya memeriksa suhu badan Zara. Ia juga mengangkat tubuh Zara ke dalam gendongannya memindahkannya ke kasur.

Zara memutar bola matanya melihat tingkah Arga yang aneh. "Aku nggak sakit mas. Aku cuma takut aja, aku lagi dalam bahaya."

"Kasih tau mas siapa yang neror kamu! Bukannya Rizal sudah di penjara." Muka Arga tambah panik.

"Hahaha..." Zara tertawa terbahak-bahak. Ia tidak menyangka jika Arga akan berpikir berlebihan seperti ini. Padahal ia baik-baik saja.

"Kamu kenapa ketawa? Mas serius khawatir sama kamu."

"Mas lucu banget sumpah. Akutuh lagi takut sama acara kumpul Persit besok. Jadi aku baca-baca tentang Persit di internet. Eh mas malah mikir aku sakit sama di teror orang." Arga terdiam sejenak mendengar penjelasan Zara. Kemudian ia menghembuskan napas menatap Zara  tajam.

"Ckckck, nakal." Arga mencubit kedua pipi Zara hingga mengembung.

"Mas ssakitt lepasss ihhh ampunnnn."

"Lain kali jangan gitu lagi."

"Mas tuh lain kali jangan asal mikir di dengerin dulu istri mau ngomong."

"Jadi mas yang salah?" Arga tidak habis pikir dengan Zara. Kenapa hobi sekali menyalahkannya? Bahasa wanita memang susah dimengerti.

"Iya dong masa aku. Sini kembaliin hpnya." Pinta Zara.

"Saya kira kamu sibuk balesin chat dari cowok-cowok di media sosial." Arga berpikiran seperti itu karena sudah lebih dari dua jam Zara fokus di depan layar gadget. Arga yang sengaja bolak-balik di depan istrinya dianggap setan yang tak terlihat. Karena istrinya tidak menoleh sedikitpun.

"Mas Arga mikirnya kejauhan. Lagian mana mungkin aku ngelakuin itu. Akukan udah punya suami yang limited edition di dunia dan akhirat masa aku duain." Arga tersenyum senang, ia mendaratkan ciuman ke bibir Zara cepat.

"Jadi apa yang kamu takutkan dari acara Persit besok?" Kemudian Arga ikut berbaring di sisi kanan Zara. Ia memiringkan badan 90 derajat menghadap Zara.

"Cuma takut aja mas, akukan belum pernah ikut acara gituan. Takut salah jadi aku baca-baca aja biar nggak malu-maluin."

"Mas baru ingat kalau kamu itu sukanya memalukan diri sendiri." Goda Arga.

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang