47. Sakit Perut

143K 18.1K 3.6K
                                    

Mau double up?

Bakal double up kalo vote nya bisa tembus 2k sebelum jam 10 malem wkwk. Anggep seru-seruan aja yaa :))

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"Saya udah makan," ujar Gala menolak secara halus tawaran Anita yang mengajaknya makan malam bersama.

"Papa biasanya pulang jam berapa?"

Gala menatap datar wanita paruh baya di depannnya yang sedang sibuk menyiapkan berbagai hidangan di meja makan.

"Em, ngga pasti sih. Akhir-akhir ini papa kamu sibuk banget. Jadi mama sering makan malem sendiri."

"Terus ngapain masak segini banyak?"

Anita memandang ke arah meja makan yang penuh dengan berbagai macam hidangan. "Tadi waktu kamu telfon mau ke sini. Mama langsung masak," jawab Anita tersenyum.

"Ini semua makanan kesukaan kamu, 'kan?"

Gala mengangguk pelan. "Tapi saya ngga bilang ke sini mau makan malam."

Gala menghela napas panjang. Ada sedikit rasa tidak enak yang tiba-tiba muncul di hatinya kala melihat Anita sudah memasakkan berbagai macam makanan yang memang semua adalah menu favorit Gala.

"Eh taunya kamu udah makan. Ngga papa deh. Ntar biar dimakan bibi juga."

"Tau dari mana kalo ini semua makanan kesukaan saya?" tanya Gala penasaran.

Anita duduk berhadapan dengan Gala. "Tau dari bibi. Mama pengen nanya ke kamu langsung. Tapi kayanya ngga bakal kamu jawab."

"Tante sakit hati ngga?"

"Masa mama sakit hati sama anak sendiri," kekeh Anita. "Mama tau, kamu begini karena kita belom saling mengenal lebih jauh aja."

Menghela napas. Anita kembali berujar. "Lebih tepatnya kamu yang ngga mau mengenal mama lebih jauh."

"Karena tante bukan mama saya."

"Tapi sekarang dan seterusnya mama ini mama kamu." Anita mengedikkan bahu santai.

"Kenapa papa sama tante ngga suka kalo saya sama Riri pacaran?" Sudah sejak lama Gala ingin menanyakan hal ini pada Anita. Dan sekarang adalah waktu yang tepat.

"Bukan ngga suka," sanggah Anita. "Tapi sebagai orang tua kami cuma pengen kamu dapet pasangan yang terbaik. Lagian kamu masih SMA. Masa depan kamu masih panjang."

"Tapi kalo saya serius sama Riri. Kalian bisa apa? Yang menjalani hubungan 'kan saya bukan papa atau tante," tegas Gala.

"Tapi Riri itu ngga ba..."

"Riri ngga baik cuma karena ayahnya ngga jelas siapa?" potong Gala cepat membuat Anita membisu.

"Yang akan saya nikahi Riri bukan ayahnya. Yang ngga baik ayahnya bukan Riri. Ngga ada anak yang mau terlahir tanpa seorang ayah. Ngga ada anak yang mau ditinggal ayahnya. Begitu juga dengan Riri."

"Maksud mama ngga gi..."

"Terus apa maksud tante? Papa sama tante malu kalo suatu hari nanti saya menikah dengan orang yang ngga jelas asal usulnya? Tante sama Papa malu karena merasa dari keluarga kaya raya tapi saya menikah dengan orang biasa?"

Anita diam. Menatap Gala dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kebahagian ngga akan pernah bisa diukur dari seberapa terpandang sebuah keluarga. Tapi dari seberapa besar rasa nyaman yang mampu diciptakan oleh keluarga itu." Gala menjeda ucapannya.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang