"Ya sudah jangan menangis, nanti malam kau datang kerumahmu. Bagaimanapun aku tidak mau kehilangan orang yang aku cintai"

UcapBram memberikan Energi baru untuk Karin.

"Ya sudah yang, balik aja dulu. Kamu tenangkan hati ya , tunggu aku ntarbmalam, oh iyya alamatnya mana ."

Karin lantas memberikan alamatnya.
Mencatatnya diselembar kertas. Lalu ia berikan Ke Bram. Yang saat ini diambang kehancuran.

Kini Karin masih dipersimpangan jalan cinta Bram, entah kemana karin harus berbelok, jalan menuju ke Bram atau malah ke jalan pemuda yang akan melamarnya nanti malam. Sebab Karin tak bisa Berbuat apa-apa ,ia hanya bisa mematuhi apa kata ibunya. Kalau ibunya menyetujui maka karin akan menyetujuinya juga. walau penuh dengan keterpaksaan.
Dan Bram akan kanda cintanya yang sudah melekat erat, bahkan sudah berkarat dijiwanya.

Malam itu, Bram pusing tujuh keliling. Ia akan membawa ayahnya atau pergi sendirian.
Lima menit berlalu Bram masih sulit mengambil keputusan yang super mendadak ini. Dan akhirnya Bram berdiri dan mengambil konci mobilnya dan izin ke ayahnya dan mengajak adiknya Rani. Dengan alasan pergi jalan-jalan. Tumben Bram mengajak Rani , ayah Bram yang sudah menjadi orang yang polos mengizinkan anak-anaknya pergi keluar untuk jalan-jalan. Tidak ada sedikit kekecurigaan difikiran ayah nya yang ia tahu , seorang kakak mengajak adiknya jalan-jalan itu hal yang wajar.

Ditengah perjalanan, Bram membuka selembar kertas yang Bertulisan alamat dan tidak lain itu adalah Alamt Karin.   Bram Nekat malam ini menerobos acara lamaran itu yang Bram anggap sebuah ketidak adilan. Rani yang disampinya bingung, kemana ia akan dibawa oleh abangnya yang sedikit ganteng ini.

"Kak Bram kita mau kemana ?"
Tanya karin .

Ssbentar Bram diam, Bram menceritakan semua masalahnya Rani yang saat itu menasehati Bram abang nya.

"Kak jangan nekat ya "
Ucap Rani .

"Ya tenang aja adik cantik"
Ucap Bram sedikit tenang.

Penatnya kota sudah dilewati, Rumah karin lumayan jauh, letaknya di dalam perkampungan.
Bunyi jangkrik menyambut kedatangan Bram yang saat ini di serang oleh kepiluan 

Baru saja Bram masuk perkampungan, Bram melihat mobil-mobil berjejer didepan Rumah, bukan hanya itu suara kasidah tampak jelas terdengar , keramaian orang kampung itu mengusik hati Bram. Tidak salah lagi pasti ini Rumah Karin . Ucap Bram dalam hati.

Bram sebentar menunggu melihat orang-orang masuk kerumah Karin. Tidak mungkin Bram langsung turun dan mengamuk hal itu tidaklah epektif. Kini Akal sehat Bram sedikit nimbrung.

Emat menit, lima menit Bram menunggu dan akhirnya segerombolan  orang -orang itu sudah masuk, suara kasidah untuk menyambut tamu undangan juga sudah tak terdengar. Bram segera turun, sempat Rani menarik tangan Bram. Ia takut jika Bram  kakak nya berbuat hal-hal yang tidak ia inginkan. Dan ia lebih takut jika Bram yang dulu bangkit malam ini. Namun Bram mencoba memberi kepastian kepada adiknya . Tidak akan terjadi apa-apa tenang saja.

Bram berjalan sedikit tergesa-gesa, ia takut kedatangannya malam ini akan menjadi sia-sia.  dibelakangnya ada Rani yang mengikutinya dari Belakang.

Sampai didepan pintu gempalan  tangan Bram yang berotot dan berurat itu memukul pintu yang terbuat oleh kayu tentunya  mengagetkan semua Orang , Emosi Bram tiba-tiba memuncak tak rela  dan tak dapat ditahan . Sekonyaong-konyong  orang melihat Bram yang sedang berdiri didepan pintu bagai parasit pembawa malapetaka . Dan seseorang dari keluarga calon mempelai laki-laki berdiri dan  langsung mengamankan Bram yang sempat triak lantang menggemparkan gendang telinga.
Suasana semakin Ricuh disaat pukulan mulai dilontarkan oleh Bram. Rina dibelakangnya teriak histeris. Sambil mengatakan

hentikan...!! hentikan..!!

Namun Bram terus saja melawan, puluhan orang mendekap Bram dan melemparnya keluar. Dan Bram terjatuh

Ketika Bram mengadahkan pandangannya kedepan pintu.
Bram terdiam , air mata Bram bercucuran membasahi pipi,
Bram melihat perempuan paruh baya  yang sedang memeluk karin, perempuan yang mengenakan jilbab Besar tererai disekujur tubunhnya. Perempuan yang tak asing lagi bagi Bram. Bram langsung berdiri dan berlari memeluk perempuan paruh baya itu , perempuan itu pun mendekap Bram dan melepaskan pelukannya terhadap karin. Sunghuh pelukan dengan perasaan tak sungkan dan berkali -kali perempuan itu mencium kening dan kepala Bram. Karin yang sedang berdiri didekatnya kebingungan, begitu juga dengan orang-orang yang ada disana.

Bram melepaskan pelukan hangatnya dan memanggil adik nya Rina yang masih terdiam dan tak menyangka . Rina segera berlari dan memeluk perempuan itu sama seperti apa yang silakukan kaka nya .

Ternyata , perempuan itu adalah ibu kandung  Bram, ibu yang dulu kabur setelah diceraikan oleh ayah Bram.
Bertahun-tahun mereka terpisahkan dan malam itu mereka dipertemukan kembali oleh takdir dari tuhan yang maha kuasa.

Yang tak disangka lagi ibu Bram adalah ibu kandung pacarnya juga, yaitu karin. Bram berada diposisi yang membingungkan. Kisah cintanya kandas ditengah taburan pupuk yang bunganya sudah bermekaran. Kini bunga itu layu seketika. Tapi ada cahaya baru , bunga baru, cinta baru didalam Hati Bram yaitu ibu tercintanya.

Susasana sudah mulai tenang, dan terpaksa acara lamaran itu dibatalkan yang  kedua kalinya , terlihat raut wajah  keluarga yang melamar tanpak kecewa . Namun Ibu Bram tak memperdulikan itu. Anak yang ia sayang, yang ia selalu doakan setelah shalatnya, kini sudah dihadapannya.

"Oh iyya Bram , kenapa bisa sampai di sini ?"

Tanya ibunya .

Mmm .. mm .. Bram menceritakan semuanya sambil tersipu malu. Begitu juga karin, mereka bercerita secara bergiliran. Dari Bram bertemu karin kemudian jatuh cinta padanya dan karin menerima cinta tulus Bram sampai  kecemburuan itu. Semua diceritakan oleh mereka berdua. Ibu Bram sambil cengar cengir mendengarkannya  . Kini Bram dan Karin bersetatus  adik kaka. Bram sudah mengiklaskan hubungannya  walau hatinya sempat diterkam oleh cinta.

"Kaya ada yang kurang ya"

Ucap ibu Bram ditengah canda mereka

"Apa ? "

Kata Bram.

"Rini mana ?"

Tanya ibunya.

Bram terdiam tak berkata apa - apa , begitu juga dengan Rani. Meraka saling tatap dengan wajah yang pilu.

Rini mana ? Kok diam

Tanya ibunya sekali lagi .

Bram mencoba menjawab.
Mm.. mm ..

"Sebenarnya Rini telah tiada bu"

Ucap Bram dengan nada yang sedu sembari menundukkan pandangannya.

"Maksudnya ?"

Tanya ibu Bram dengan nada yang khawatir .

"Ya , Rini telah disisinya ia telah meninggal."

Apa ???

Ibu Bram shock . Mendengar jawaban Bram , dan isak tangis menggema diruang tamu yang lumayan besar itu.
Kini cengar cengir itu berubah menjadi kepiluan. Ada penyesalan yang terekam didalam benaknya. Namun apa yang dikata , beras sudah menjadi bubur. Bram langsung memeluk ibunya begitu juga Rani dan karin . Ikut memeluknya dan menenangkannya. 









Forbidden LoveWhere stories live. Discover now