Taehyung tidak tahu, Jungkook kesetanan dari mana. Sepuluh menit mereka berada di pusat jajanan terbesar di Jepang, Jungkook sudah menghabiskan setidaknya 3 piring utuh makanan khas Jepang. Diantaranya ada makanan laut seperti shashimi, tempura, sushi ikan tuna segar, takoyaki, dan sebagainya.
Jungkook begitu menikmati makanan itu tanpa berhenti sementara Taehyung menatapnya luar biasa terkejut. Mungkin saking enaknya dan mungkin baru pertama kali menikmati hidangan restoran mahal ini, Jungkook merasa sangat senang dan menikmatinya.
"Mau lagi?" tanya Taehyung menawarkan.
Jungkook dengan mulut penuh masih mengunyah menggeleng. Dia menunjuk ke arah perutnya yang sedikit berisi karena kekenyangan.
Taehyung mengangguk. "Jika mau lagi, kau bisa membungkusnya untuk makan di hotel." tawar Taehyung lagi dan sekali lagi Jungkook menolaknya.
"Tidak, V. Aku sudah kenyang. Mungkin ini bisa bertahan sampai besok pagi. Sungguh, makanannya sangat nikmat dan enak. Aku suka, suka sekali." puji Jungkook kemudian menenggak minuman pesanannya yang non alkohol (karena Taehyung tidak menginginkan Jungkook meminum minuman sejenis itu) kemudian bersendawa pelan.
Taehyung meraih tisu di atas meja, kemudian mengusapkan tisu itu di sekitar mulut Jungkook yang penuh remahan di sampingnya. Jungkook hanya terdiam sembari membiarkan Taehyung melakukannya. Matanya fokus ke arah piring Taehyung yang masih bersisa makanan.
"Kau tidak menghabiskan makananmu, V?" tanya Jungkook.
Taehyung menggeleng. "Aku sudah kenyang." jawabnya dengan mata tetap fokus dan setelahnya dia membuang tisu itu. "Masih mau berkeliling, hm?"
Jungkook berbinar. Jika boleh, dia ingin sekali seharian penuh merasakan sensasi jalan-jalan di negeri sakura ini bersama Taehyung. Beberapa hari Taehyung begitu sibuk. Dia bahkan berpikir mungkin saja Taehyung mengajaknya hanya untuk menjadi teman tidur. Namun ternyata Taehyung mau mengajaknya berjalan-jalan. Dia sangat ingin menghabiskan waktu berdua sekalipun itu berada di musim apapun. "Boleh?"
"Aku memiliki tempat wisata bagus untuk dikunjungi. Tapi karena musim dingin yang tidak terlalu badai, aku mau mengajakmu menaiki bianglala raksasa." Taehyung beranjak. "Ayo." ujarnya menjulurkan tangannya dan langsung digamit Jungkook.
Mereka bergandengan sepanjang jalan.
♚♚♚
Jungkook menunggu bianglala itu berhenti dan mereka naik. Wahana yang mereka kunjungi tidak terlalu ramai oleh khalayak yang ingin merasakan refreshing. Jungkook melemparkan tatapannya ke arah pria di sampingnya dimana kening pria itu mengerut menatap bianglala yang besar itu.
Dirasa, Jungkook tidak pernah menyangka jika dia akan dekat dengan seorang mafia seperti ini. Pertemuan pertama yang begitu pahit membuat Jungkook belajar mengamati. Walaupun memang Taehyung orang yang tertutup, namun suatu saat nanti pasti Taehyung akan bercerita kepadanya. Daripada berbicara dan bertanya, Jungkook lebih memilih menggenggam tangan itu semakin kencang.
Bianglala berhenti, bergilir untuk dinaiki penumpang yang lain. Taehyung dan Jungkook mulai masuk ke dalam satu kabin bianglala dan mulai duduk. Pengawal mereka menunggu di bawah dengan pakaian kasual. Sementara pegawai wisata sudah menutup pintu kabin.
Jungkook memilih memandang ke jendela luar kabin, menatap pemandangan yang kian menjauh darinya ketika bianglala sudah mulai berputar. Waktu sore menuju senja akan hadir. Dari ketinggian, Jungkook bisa melihat jika langit jingga telah terlihat. Dia bahkan tidak menyangka jika waktu sedemikian cepat berjalan. Ah, perjalanan mereka yang memakan waktu. Dari wisata kuliner ke wisata permainan.
Matahari mulai turun di belakang laut yang terlihat luas itu.
"Langitnya cantik." ujar Taehyung yang tahu-tahu berada di dekat Jungkook. Kepala mereka saling bersandingan.
Jungkook melemparkan senyum kecil. "Langit senja memang indah. Sama seperti matahari terbit." jelasnya.
Taehyung menggeleng. "Bahkan hampir seluruh hidupku, aku tidak pernah melihat bagaimana matahari terbit dan bagaimana matahari terbenam. Belasan tahun aku sibuk bekerja, Jungkook."
Jungkook menoleh. "Lalu, kau baru bisa menikmatinya?"
Taehyung mengangguk. Mata mereka bersitatap. "Ya. Baru kali ini aku bisa sedikit merasakan kebebasan." jelasnya.
Jungkook tersenyum. "Kau bisa menikmati senja yang akan pergi." ujarnya mengarah ke arah senja dan menunjuknya. "Senja itu bersifat sementara, V. Jika kau mau menikmatinya, maka nikmati saja selain waktunya masih ada."
Taehyung mengulas senyum sangat tipis. Dia mengecup pipi Jungkook, membuat Jungkook terkejut dan langsung menatapnya.
"V?"
Taehyung mengarahkan wajah Jungkook untuk menatapnya. "Aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi aku mau mencoba. Maaf jika kesannya terdengar menggelikan."
Taehyung mengeluarkan sesuatu dari saku mantelnya. Itu sebuah kotak ledakan yang dikatakannya kepada Jungkook.
"V, kau mau meledakkan tempat ini?" tanya Jungkook ketakutan.
Taehyung menyeringai. Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Jungkook. "Lebih tepatnya, meledakkanmu di sini." ujarnya sembari menjauhkan bibirnya kemudian tangannya membuka penutup kotak kecil itu.
Alangkah terkejutnya Jungkook ketika melihat satu cincin yang berkilau dari kotak yang dibuka Taehyung.
"Karena kau menjadi pasanganku, aku ingin meresmikan hal ini untuk tahap yang pertama." jelas Taehyung membasahi bibirnya. Dia terlihat gugup sekali. Seperti awal mulanya dia merasakan jatuh cinta yang pertama. "Cinta tidak bisa dibuktikan dengan kata-kata saja, bukan? Aku tidak ingin kau menganggapku sebagai omong kosong karena hanya berkata aku mencintaimu tanpa aku membuktikannya. Jadi, kebahagiaan sederhana ini aku ciptakan untukmu." Taehyung mulai mengambil cincin itu, meraih jemari Jungkook. Dia menyematkan cincin itu ke jari manis Jungkook yang membuat Jungkook terpaku.
"Jungkook, jangan pernah berharap menemui manis dalam duniaku. Tapi berharaplah ada rasa harapan yang terkabul dalam diriku. Aku memang tidak bisa menjanjikan kau untuk tetap merasa nyaman tapi akan kuberi tempat ternyaman dan teraman. Daripada mengatakan aku mencintaimu, aku lebih suka memperlakukanmu sebagaimana aku memang mewakilkan kalimat bahwa aku mencintaimu." Taehyung memandang kedua iris mata Jungkook yang berkaca-kaca. "Aku akan membahagiakanmu, aku berjanji. Aku akan melindungimu."
Jungkook memandang cincin yang tersemat cantik di jemarinya. Ini lebih dari yang dia duga. Dia tidak percaya jika senja ini menjadikannya sebuah pengalaman yang sangat indah. Sangat sangat indah melebihi kenangan indah yang pernah dia alami. "V..."
Taehyung membasahi bibirnya lagi. "Jungkook, jika bukan ekspektasimu, aku minta maaf. Aku tidak bisa melakukan hal romantis seperti ini. Takut jika ini cringe. Sungguh." Taehyung menggenggam tangan Jungkook yang telah dia sematkan jemarinya di sana, sehingga Jungkook bisa melihat Taehyung mengenakan cincin yang sama dengannya di jemarinya.
"V, apa maksudnya?" tanya Jungkook. Dia sukses mengeluarkan air matanya. Dia menatap Taehyung yang sukses membuatnya merasa terkejut sekaligus bahagia.
"Ayo menikah denganku."
Tangis Jungkook tumpah meruah seketika. Dia tersenyum, memeluk leher Taehyung dengan erat dimana Taehyung membalas pelukannya begitu erat.
"Aku...aku tidak mengharapkan apapun selain bersamamu, V. Ayo kita buat kisah bersama yang indah dan luar biasa."
Taehyung mengangguk. Dia meraih kepala Jungkook dan mereka berciuman.
Ciuman yang sangat basah.
Senja menjadi saksi, di dalam kabin bianglala, Taehyung menyatakan perasaannya.
Walaupun dengan kata sederhana, tapi mampu membuat hati Jungkook tak karuan.
Walaupun dengan kata yang tidak seperti ekspektasi Jungkook, namun mampu membuat perasaan Jungkook melayang.
Ekspektasi kadang bisa melenceng dari kenyataan, namun bisa saja kenyataan itu lebih indah dari yang dibayangkan.
To Be Continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODLUST ✔
Fanfiction[FINISH] ⚠️ TAEKOOK (VKOOK) FULL CHAPTER FOR SALE ONLY!!! Kisah tentang Taehyung Kim yang sangat haus akan darah, dimana siapapun mereka yang menyakitinya bahkan sampai menyentuh anggota keluarganya, maka tak akan segan si Harimau itu akan membunuh...