CDPU || Andai Kalian Tau

17.2K 956 6
                                    

Sinar matahari menyambut hari ini.
Suara ayam jago terdengar merdu,

Hari ini ku pakai seragam putih abu-abu ku dengan jilbab putih menjuntai panjang sampai menutupi dada sampai perut.

Setelah selesai dengan perlengkapan sekolah . Aku turun untuk menemui abi dan umiku untuk makan bersama.
Oh ya aku anak pertama, aku mempunyai adik perempuan namanya Lisya Lubni , dia sekarang kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah. Tiga anggota di keluargaku perempuan ,nah abiku tampan sendiri bukan?..

"Sini nak cepat sudah jam setengah tujuh" perintah umiku
Kalian perlu tau aku kalau berangkat pasti jam 7 hihi
"Iya umi" jawabku sambil menarik kursi untuk tempat dudukku
Suasana meja makan pun hening hanya terdengat dentuman suara sendok dan garpu .

Setelah selesai makan aku dan Lisya (adikku) berangkat sekolah diantar oleh abiku.

"Nanti abi ada kepentingan sama klien jadi ngga bisa jemput kamu sayang , abi suruh mang Korib buat jemput ya?" Bicara abiku sambil menyodorkan tangannya untuk ku cium
"Iya abi gapapa kok" jawabku sambil mencium tangan abi dan abi mengelus pucuk kepalaku .
Yah begitulah diriku walaupun sudah SMA kelas 2 tapi masih aja dianggap seperti anak kecil. Abi dan umiku terlalu posesif tapi, aku sayang mereka.

"Assalamulaikum" ucapku sambil keluar mobil
"Dah Lisya.."
"Dadah kaka" jawab adikku sambil nongol keluar jendela mobil

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Sepi tapi masih ada satu dua anak yang berada di depan kelas. Jam menunjukkan pukul 06.55 WIB yapsss 5 menit lagii kelas mulaii. Akhirnya aku lari untuk sampai di kelas tempat diriku belajar.

Aku sampai ke kelas bebarengan dengan bunyi nya lonceng sekolah
" Teng ,teng, teng"

"Hush hush hush" aku kehilangan napas karena harus lari maraton dari lantai bawah ke lantai atas
" astaghfirullah zaraaa kamu tuh yaa kebiasaaan bangett " ucap Nilna si cempreng sahabatku
"Hehe" aku hanya nyengir angkat jari piece
"Udah-udah pelajaran mau dimulai sekarang duduk" kata Salsa si baik hati

Pelajaran pun di mulai dengan mapel Fisika yang sungguh membuat dunia rasanya berputar-putar, di tambah lagi dengan guru yang super duperr galak ,galaknya bisa ngalahin bakso super setan milik Kang Wahid depan sekolah. Yahh sudah nasib begini.

Suara yang membuat semua penghuni kelas membuka mata lebar apa lagi kalau bukan suara bel istirahat
"Teng,teng,teng"

"Yuks dhuha dulu gess" ucap Nilna
"Ayoo" jawab Salsa yang diangguki oleh diriku
Ini sudah jadi kebiasaan kami waktu istirahat langsung Sholat Dhuha sebelum mengisi perut.
Dan alhamdulillahnya aku dikelilingi sahabat-sahabat yang selalu membawa kebaikan selalu menuntun menuju KeridhaanNya.

Setelah selesai solat kami menuju kantin samping sekolah kami. Terlihat banyak sekali penguninya disini ada yang sedang bercanda sambil nunggu pesanan, ada yang sedang makan sambil bercanda, ada yang nyanyi-nyayi, ada yang sedang antri menunggu giliran memesan makanannya.

"Huu kok ga ada yang kosong sii" ucap Nilna penuh penyesalan
"Nanti na tunggu dulu" ucapku pada Nilna
"Eh udah ada yang kosong tuh" ucap Salsa refleks ketika melihat 4 orang berdiri dari tempat duduknya.

"Yuks" ucap Nilna dengan semangatt yang langsung menyeret kami bak hewan peliharaan yang di bawa majikannya.
"Ih pelan-pelan Na" ucapku kesal . Huh untung sayang
"Hehe" dia hanya bisa nyengir,dan aku memutar bola mataku malas

Setelah kami semua duduk Salsa langsung menuju antrian untuk beli bakso kesukaan kami. Ini udah biasa jadi Salsa tinggal pesan aja tanpa bertanya.

"Oh iya Ra , Nanti malam ada acara pengajian dan solawat sama Ahbabunnabi Group lohh di Masjid Baiturrahim " ucap Nilna dengan senangnya

"Duh aku jadi pengen ketemu sama Kang Ilham, Kang Ali, Kang Firman, Kang Hilmi dan yang paling penting kakang-kakang vokal siapa lagi kalo bukan Kang Ahdzan" cerocos Nilna menyebutt semua anggota dari mulai penabung genjring, darbuka, bass sampai vokalis yang paling tampan yang sedang ku kagumi siapa lagi kalo bukan Kang Ahdzan.

"Ya Allah entah kenapa disaat Nilna memuji Kang Ahzdan hati ini rasanya perih sekali" ucapku dalam hati
"Astaghfirullah" ucapku reflek karena memikirkan yang bukan mahram ku
"Eh kamu kenapa Ra ,abis ngelamun langsung istighfar" ucap Nilna kaget saat aku reflek beristighfar tadi.
"E-eh e-engga Na, tadi ada sesuatu yabg aku lupa aja " ucapku gugup
"Boong, hayoo hayoo ngakuu hayoo kamu suka sama Kang Ahzdan kan?" Tanya Nilna dan mataku reflek melotot

"Mana mungkin Zara suka sama Kang Ahdzan , wong dia cuek masalah suka-sukaan " ucap Salsa tiba-tiba dengan membawa tiga buah bakso dengan asap yang mengepul.
"Huh syukur alhamdulillah" ucapku dalam hati kali ini Salsa menyelamatkan ku kalau tidak sudah maluu . Nilna tipe orang yang bakal tanya terus jika jawaban yang di dapat belum memuaskan.

"Andaikan kalian tau pasti sekarang aku sudah curhat dan cerita ke kalian dan kalian pasti siap jadi pendengar yang baik" ucapku miris dalam hati ,yang bagaimana lagi aku terlalu gengsi dengan perasaan ku sendiri.

"Hey dimakan dong" ucap Salsa mengagetkan ku
"Iya"
"Oh ya nanti malam kalian bakalan dateng ke pengajiannya?" Tanyaku
"Dateng dong" jawab Nilna
"Iya dateng ra, kamu iya kan? Jadi nanti sekalian kumpul dulu di rumahmu" saran Salsa
"Okeydehh" jawabku dengan tangan membentuk bulatan

Bel masuk pun berbunyi, seluruh penghuni kantin hilang seketika menuju tempat mereka masing-masing.
Pelajaran mulai dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia

Pukul 15.00WIB aku sudah sampai dirumah.
"Assalamulaikum umi" ucapku masuk rumah ketika diriku melihat umiku sedang menonton tv di ruang keluarga.
"Eh waaaikumussalam sayang , makan dulu ya udah umi siapin di meja makan" kata umiku
"Iya umi, Zara mau ke tas dulu" ucapku sambil melengang ke kamarku

Ku buka pintu kamarku dan langung ku rebahkan badanku pada kasur empuk ini.
"Nanti aku pasti liat Kang Ahdzan , kenapa jantungku ga bisa di kontrol si" aku bermonolog sendiri

Ceklek
Pintu terbuka dengan Umi yang membawa nampan berisi makanan untuk diriku.
"Kamu tuh ya udah umi bilangin makan dulu, malahan ngga turun-turun" ucap umiku dengan geram
"Hehe Zara cape mi makannya males turun lagi" ucapku nyengir tak berdosa.
"Yaudah nih dimakan, umi mau turun dulu kayaknya mobil abi udah sampai tuh" perintah umi
"Iya uminya Zara yang cantik" ucapku dan umi hanya bisa memutar bola matanya malas dengan tingkah laku anaknya ini.

Disaat umi keluar kamar , aku kembali merebahkan badanku .
Hatiku rasanya ingin menjerit saja . Aku menyukai seseorang namun orang tersebut tidak tau diriku. Hah lucu bukan? Mencintai dalam diam teryata tidak semudah yang difikirkan. Mencintai dalam harus pintar-pintar menjaga hati jangan sampai siapapun tau dan itu menurutku sungguh..... Sulit.

Ku tatap atap putih pucat , sampai makanan yang di bawa umi pun dingin.
Sampai akhirnya jam tiga sore aku terlelap tidur dan kebetulan aku sedang uzdur jadi enak sekali sore-sore bisa tidur dengan kelelahan seperti ini








Pageraji,12 Oktober 2020

Cinta Diamku Pada Ustadz(After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang