Chapter 4

216K 12.9K 1.2K
                                    

Selamat membaca😁

Sebuah mobil Lamborghini Aventador berwarna hitam tiba di depan perusahaan. Seorang pria berseragam hitam turun memutari mobil membukakan pintu untuk seseorang. Saat pintu terbuka, aura kharismatik terpancar jelas dari wajah tegas nan berwibawa seorang pria yang baru saja turun dari mobil.

Seluruh karyawan berjejer rapi untuk menyambut kedatangan pemimpin baru perusahan. Mereka menunduk hormat saat suara langkah sepatu memasuki kantor yang mendadak hening.

"Perkenalkan nama saya Eden Jordan, yang mulai sekarang akan menggantikan posisi pak Pradana."

Miki menaikkan alisnya sebelah saat mendengar suara pemimpin baru itu terasa tidak asing di telinga. Rasanya ia juga pernah mendengar suara itu. Karena sangat penasaran, Miki melirik dan mencuri pandang ke arah Eden.

Mata Miki membulat sempurna melihat pria yang tengah memperkenalkan diri saat ini ternyata adalah pria yang bersamanya malam itu. Miki dengan cepat menundukkan kepala kembali saat tatapannya tidak sengaja bertemu dengan mata pria itu yang tampak tenang.

Keringat dingin mulai bercucuran dari tubuh Miki. Ia terlihat risau dan tidak bisa tenang saat mengetahui pemimpin baru perusahaan ternyata adalah pria itu. Kenapa bisa kebetulan seperti ini? Tapi ia tidak perlu khawatir seperti ini. Karena melihat dari gerak-gerik pria itu yang tidak menunjukkan ekspresi terkejut sedikit pun, sepertinya dia tidak mengingat dirinya. Jadi untuk saat ini ia bisa bernapas dengan tenang.

"Selama saya yang menjabat sebagai CEO di perusahaan ini, saya harap tidak ada kesalahan sekecil apa pun yang terjadi. Jadi mohon kerjasamanya," ujarnya lugas dan tenang.

Setelah penyambutan pemimpin baru selesai, seluruh karyawan kembali ke meja kerja mereka masing-masing.

Tidak lama setelah Miki duduk, ketua divisi pemasaran tiba-tiba menghampiri Miki dengan raut wajah cemas.

"Kamu ada masalah apa dengan pak Eden?" pekik Basuki risau.

"Saya tidak ada masalah apa-apa, Pak," sahut Miki bingung.

"Kalau tidak ada, kenapa wakil CEO minta saya untuk panggil kamu datang ke ruang CEO?"

"Hah?"

"Mending sekarang kamu langsung datang ke sana. Jangan memberi kesan buruk di divisi kita, nanti saya juga yang kena imbasnya."

"Tapi, Pak-"

"Ini keadaan darurat, pak Eden tidak suka menunggu. Cepat pergi sana."

Miki mendengus kesal. Ia berdiri dan berjalan ke arah lift untuk menuju ke ruang CEO di lantai atas.

"Ingat, jangan sampai kamu membuat masalah dengan pak Eden," ujarnya memperingatkan dengan wajah serius.

Miki tidak menghiraukan ucapan Basuki dan tetap berjalan dengan wajah suram.

Setelah tiba di depan pintu ruang CEO, Miki hanya diam tak kunjung mengetuk pintu. Ia tampak ragu dan belum siap bertemu dengan pria itu.

Miki terkesiap dan tersentak kaget saat pintu ruangan tiba-tiba terbuka. "Eh?"

"Anda pasti Miki dari divisi pemasaran. Silahkan masuk, Pak Eden sudah menunggu di dalam," tutur Nugra tersenyum ramah.

Miki membalas senyuman wakil CEO canggung sembari mengangguk kecil. Kemudian ia masuk ke dalam dengan nyali yang semakin menciut.

"Duduk," suruh Eden singkat tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer.

"Terima kasih," sahut Miki pelan sembari duduk di kursi depan Eden.

Hot Daddy ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang