10. TRUST ISSUE

13.2K 2.1K 598
                                    

"Yoyo masih ngambek nih?" tanya Fanya saat seminggu kemudian Yoshua masih tidak muncul di pantry lantai enam, tempat mereka biasa makan siang bersama.

"Yoyo beneran khawatir, Fan... lihat sendiri di grup dia heboh." Sera mengingatkan.

Memang benar, tepatnya ada puluhan panggilan tidak terjawab dan di grup chat mereka Yoshua panik karena Fanya tidak bisa dihubungi. Karena mengingat permintaan Fanya tentang dua jam itu, Yoshua kemudian benar-benar mengecek ke apartemen. Masayu yang tahu kode apartemen Fanya mau tak mau akhirnya memberi akses juga pada Yoshua.

"Ponselnya aku tinggal di kamar, terus aku nggak sangka udah dua jam aja pas mulai nempelin Isaac," kata Fanya, benar-benar tidak menyangka.

"Kata Yoyo, udah hampir tiga jam waktu dia sampai apartemen," ucap Lulu.

"Lagian kamu sendiri, Fan... yang minta tolong ke Yoyo." Sera tak habis pikir.

"Iya, tapi serius, aku nggak sangka Yoyo mau beneran datang dan memastikan."

Masayu membagikan sebotol yogurt dan saat akan mengulurkannya pada Fanya, Masayu memberi tatapan serius. "Waktu tahu soal aku dan Pascal, malamnya Yoyo chat aku, bukan untuk minta tolong supaya nggak dipecat atau menjelaskan sesuatu... dia justru tanya, am I happy about this? dan dia tanya, apakah Pascal memperlakukan aku dengan baik."

Fanya kian merasa bersalah, "Gimana dong, tiap aku sapa juga langsung pergi aja orangnya."

"Dia lagi ngincer Air Jordan retro sih, Fan..." Lulu memberitahu.

"Oh ya? dia ukuran berapa?" tanya Fanya langsung mengambil ponsel dan melakukan pencarian produk. "Buset, ini harganya saingan sama Dior dotted incaran gue."

"Yoyo, ukuran empat dua," kata Sera.

"Ini kalau barangnya sampe dan Yoyo masih cuek, fixed, libatkan kekuasaan," kata Fanya sembari membuat order untuk sepatu tersebut.

"Barang apaan?" suara Yoshua terdengar bersamaan dengan pintu pantry terbuka.

Fanya langsung menoleh dan beranjak menyambut, "Yoyo..."

Dengan mudah Yoshua menjauhkan kepala Fanya, "Jauh-jauh lo... masih trauma gue."

Masayu dan Sera tertawa, sementara Lulu menatap bingung, "Yoyo trauma? bukannya marah?"

"Ya marah, ya trauma, campur-campur..." kata Yoshua lalu duduk, "Tapi lama-lama makan siang sama Rafael kayak kerja dua kali, anaknya dikit-dikit nanya kerjaan, ck!"

"Nggak coba makan siang bareng Isaac aja, Yo?" canda Sera.

"Dih, kalau bisa menghindar, mending menghindar... traumatis banget pemandangan malam itu." Yoshua menatap Fanya yang kembali duduk, berlagak bergidig.

"Kenapa emangnya? Fanya diikat-ikat, Yo?" tanya Lulu

"Justru sebaliknya, gue telat sepuluh menit aja, Isaac yang mulai diikat-ikat Fanya."

Mendengar itu, Fanya terkekeh, "Enak aja, gue kan pasrah anaknya."

"Mana ada," sanggah Masayu dan Sera bersama-sama.

"Pokoknya ya, Fan... kalau lain kali ada masalah sama Isaac jangan lari ke gue."

Fanya mengangguk, "Iya, gue langsung cabut aja clubbing, mabok, terus—"

"Fan, ya ampun," tegur Sera.

"Yoyo udah nggak sayang sama aku, Mbak..." Fanya pura-pura bersedih.

"Nggak mempan." Yoshua cuek dengan tingkah Fanya dan mereka memilih mulai makan.

Lulu mengunyah sembari menatap Fanya dan Yoshua yang kemudian sudah sibuk membahas sepatu Air Jordan, "Fanya pasti nggak telanjang, karena Yoyo bisa santai gitu," tebak Lulu.

Office Mate (PUBLISHED by Karos Publisher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang