2. Mimpi yang Aneh

1.2K 83 5
                                    

Saat pandangan kami saling bersentuhan, seketika aku dan Adellia berhenti melangkah. Ruang dan waktu serasa terhenti, hanya menyisakan kami yang saling memandang satu sama lain.

Entah kenapa, aku tak bisa melepaskan pandanganku dari pandangan matanya. Hingga jantungku mulai terasa berdebar-debar dengan sendirinya. Begitu juga rasa gugup yang mulai datang dan mengalir di sekujur tubuhku.

Mungkin ini yang disebut-sebut orang dengan cinta pada pandangan pertama. Baru kali ini aku merasakan hal semacam ini, rasanya sangat aneh. Dimana ada rasa senang dan gugup yang bercampur menjadi satu. Saat aku terhanyut didalam pikiranku sendiri, tiba-tiba aku merasakan rasa sakit dibagian pundakku.

"Ternyata lo bisa mupeng juga ya Ram," bisik Steven ditelingaku.

Sialan, ternyata Steven sedang memandangku dengan ekspresi tengilnya sembari mencubit pundakku berkali-kali.

"Mupeng pala lo peang, gua sama dia sebenarnya satu kelompok ospek," jawabku mengelak dengan terbata-bata

Steven tampaknya tak peduli dengan responku, dia hanya melongo memandang sosok Adellia. "Gila, cantik bener dah," celotehnya.

Steven kian menepuk-nepuk pundakku sembari berkata, "Bantu kenalin ke gua dong Ram, itung-itung bantuin temen lo yang ganteng ini."

"Kenalan sendiri sana. Gua juga baru kenal waktu ospek tadi. Lagian, nanti habis ospek juga dia bakal lupa sama gua," jawabku dengan pesimis.

Steven menatapku seakan memprotes. "Yah elu mah kebiasaan, belom nyoba udah nyerah duluan."

"Gua yang gerak nyamperin dia duluan deh, bye-bye," ucap Steven lalu berlari cepat menuju Adellia.

Belum sempat aku merespon, lagi-lagi anak ini melakukan hal gila sesukanya. Mau tak mau, aku harus mengejarnya walau harus menanggung malu.

"Woi bangke, lo jangan malu-maluin gua ven," panggilku frustasi sembari mengejarnya dari belakang.

"Hai, kenalin nama gw Steven," ucapnya tersenyum sembari menjulurkan tangannya kepada Adellia.

Dengan nafas tergesa-gesa aku berdiri gugup disamping Steven yang sedang menjulurkan tangannya. Aku pun hanya bisa mengumpat di dalam hati. "Emang gila nih anak."

Wanita itu pun tersenyum kecil sembari membalas uluran tangan dari Steven. "Adellia," ucapnya datar.

Melihat respon Adellia yang positif, Steven pun tersenyum sumringah lalu melanjutkan aksinya dengan mulai bertanya basa-basi ala playboy cap buaya.

"Omong-omong, asalnya dari mana del?" tanya Steven dengan penuh ceria.

"Surabaya." Lagi-lagi Adellia hanya menjawab dengan singkat dan datar.

Steven mengangkat salah satu alisnya sembari bertanya, "Wah, kok sampai jauh-jauh datang kesini del?"

Adellia tampak berpikir sejenak, lalu menjawab Steven dengan suara pelan. "Mau belajar mandiri aja sih, sebenarnya."

"Oh, datang kekota ini cuma sendiri doang berarti?" tanya Steven yang selalu mengoceh tak habis-habisnya.

"Iya," balas Adellia singkat.

"Kalo boleh tau, sekarang tinggal di mana, Del?" tanya Steven.

Aku mulai merasa Steven terlalu agresif dan takutnya akan membuat Adellia merasa tak nyaman.

Awakening - Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang