Keping 53 : Rahasia Kecil

1.1K 139 23
                                    

terima kasih masih sedia berkunjung

happy reading

........................

Ray sudah menghilang dari pandangan Izzu lima menit yang lalu. Tapi sang ustad masih mematung tak bisa menggerakkan kakinya untuk melangkah masuk ke dalam rumah.

Izzu menggenggam erat sesuatu yang barusan Ray berikan padanya.

Sebelum Ray utuh menjauh, saat memberikan sesuatu itu, Ray berkata beberapa hal. Dan kata-kata Ray benar-benar melekat pada ingatan Izzu. Bahkan lututnya sampai kini masih tak berhenti bergetar.

"Aku sudah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mencari siapa pemilik asli foto ini, Zu."

"Sebenarnya, Naya tak menyukaiku karena aku adalah aku, tapi karena aku mengaku padanya bahwa aku adalah anak itu."

"Naya tak mencari tahu dengan teliti, dia percaya saja bahwa aku adalah anak itu. Padahal saat itu aku hanya asal bicara, karena kami masih sekolah dasar waktu itu. Masih bocah. Aku tak berpikir bahwa semuanya akan jadi seperti ini."

"Karena aku mengaku bahwa aku adalah anak itu, sejak saat itu Naya memendam rasa padaku, Zu."

"Saat kami SMP, Naya semakin menyukaiku. Aku mana tahu kalau Naya tak cerita. Tapi aku tetap bohong, pura-pura tetap menjadi anak itu."

"Kami resmi berpacaran ketika SMA, dengan pikiran Naya yang masih sama, bahwa aku adalah anak itu."

"Naya cerita padaku bahwa ia mendapatkan foto anak itu di kamar ibunya sewaktu ia masih berusia sembilan tahun. Dan langsung merasa sangat ingin dekat dengan anak itu. Menyimpan foto ini sampai ia bertemu denganku yang mengaku bahwa anak yang ada di dalam foto itu adalah diriku."

"Naya menyerahkan foto ini sebelum kami lulus SMA, dan saat itu ia sangat bahagia mengetahui cinta pertamanya benar-benar menjadi pacarnya."

"Dari awal, ternyata aku tak pernah jadi cinta pertamanya Zu. Aku berbohong, dan Naya menerima kebohonganku tanpa ia sadari."

"Butuh tiga tahun untuk aku menemukan asal-usul foto ini, Zu."

"Dan anak itu... anak yang ada dalam foto itu, yang disuka Naya sejak ia kanak-kanak, yang didapatnya dari kamar ibunya... itu kau, Zu. Bukan aku."

"Anak itu, yang selalu Naya sangka bahwa itu adalah aku, ternyata itu kau, Zu. Benar-benar kau. Bukan aku."

"Foto ini dicetak pada pertengahan tahun 2000 disebuah studio foto dekat perempatan lampu merah, beda beberapa blok dari toko bunga Naya sekarang.."

"Foto ini dicetak dua buah oleh seorang ibu-ibu tepat pukul tiga sore, sambil membawa bocah lelaki bersamanya."

"Foto ini menjadi satu-satunya foto yang dicetak dua buah, sementara yang lainnya hanya dicetak satu."

"Aku benar-benar menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mencari tahu tentang foto ini, Zu."

"Dari awal, langit sepertinya telah menari dalam ikatan takdir kalian. Dan aku hanya dihadirkan sebagai perusak. Tidak lebih."

"Tidakkah aku menyedihkan, Zu?"

"Kini aku kembalikan foto ini padamu Zu, pada pemilik aslinya."

Entah kabar bahagia atau tidak, Izzu tak tahu harus bagaimana menanggapi keadaan yang tiba-tiba serba berbalik ini.

Lelaki tampan itu mematung dalam kesendiriannya, meremas foto yang ada dalam genggamannya erat-erat. Bagaimana mungkin ia tak tahu dengan dirinya sewaktu kecil? Tentu saja ia tahu. Tentu saja ia kenal dengan wajah kecilnya sendiri.

ZuNaya (InsyaAllah, Cinta ini Lillah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang