23. Gala Ngamuk

168K 18.9K 3.7K
                                    

"Ntar jadi?"

Gala menatap Alan sembari menyendok mie goreng di piringnya yang tadi ia pesan di mbok.

"Jadilah," jawab Gala.

"Kemaren dua di antara mereka nongkrong di gerbang sekolah," kata Ilham. "Kayanya godain cewek-cewek sini."

"Iya woi! Katanya kemaren sampe tuh cewek histeris. Teriak-teriak. Soalnya mereka godainnya sambil pegang-pegang," sahut Akbar.

"Serius?"

"Serius lah Ham, masa gue bohong. Gue pas ke kantin tadi denger dari anak-anak. Pada rame bicarain itu."

"Kurang ajar banget," ujar Gala.

"Boro-boro gue godainnya pegang-pegang. Gue cuma godain cewek pake siulan aja, mulut gue ditabok ama mak gue!" Akbar geleng-geleng mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat mengantar ibunya ke pasar.

"Ya iyalah bego! Lo godainnya ngga liat-liat. Masa ibu-ibu lo siulin. Ngga ada akhlak lo."

"Gila lo, Bar!" kekeh Gala.

"Gal, gue duduk sini boleh?" Sintia menunggu jawaban dari Gala. Berdiri di samping cowok itu sambil memegangi mangkok mie rebusnya.

Gala mengerjap kemudian mengangguk. "Boleh."

"Duduk mah duduk aja kali, Sin," celetuk Ilham dengan nada bicara yang tak bersahabat.

"Ham, sama cewek yang alus dikit kek."

Ilham menatap Gala sejenak. Tidak berniat membalas ucapan Gala. Ilham lebih memilih diam sambil menghisap rokoknya.

"Mbok! Mienya nambah!" teriak Akbar.

Alan menoyor kepala Akbar. "Yang sopan! Ngomong sama orang tua kok teriak!"

"Maap ya mbok," cengir Akbar.

"Ngga papa, den."

"Jadi pulang sekolah ntar langsung otw nih?"

"Gue anter Riri pulang bentar," kata Gala.

"Bucin mah beda," kekeh Akbar.

"Lo boong lagi, Gal?"

Gala mengangguk. "Gue bilang ikan koi lo mati, Ham. Jadi gue mau ngehibur lo."

Akbar terbahak. "Anjir, gila, gila, lo emang gila, Gal."

"Bisa-bisanya lo bilang gitu. Padahal ikan koi gue masih idup loh, Gal. Kan ikan gue couple-an sama punya Riri."

"Ya ntar lo tinggal bilang aja kalo ngga jadi mati."

Alan, cowok yang sejak tadi asyik bermain rubik. Ikut berbicara, "jangan biasain bohong, Gal."

Gala menepuk-nepuk pundak Alan. "Ngga papa, Riri ngga bakal tau juga kalo gue bohong."

"Riri itu polos banget. Polos sama ngga pinter beda tipis sih," ucap Sintia.

Alis Gala terangkat sebelah. Sendok makannya ia letakkan di piring dengan suara dentingan yang cukup keras. "Maksudnya?"

"Eh, maksud gue, em maaf, Gal. Gue ngga bermaksud apa-apa," sesal Sintia. Ia jadi salah tingkah sendiri menatap Gala yang sudah berubah auranya.

"Sin, maaf ya. Gue cuma mau bilang. Gue suka temenan sama lo. Tapi gue ngga suka kalo ada orang yang ngejelekin cewek gue. Di depan gue langsung," jelas Gala.

"Ngga papa di belakang gue, lo mau jelekin gue atau cewek gue. Terserah lo, itu hak lo. Yang pasti jangan di depan gue. Kalo gue ngga terima, mau itu cewek atau cowok pasti gue tantangin." Gala menjeda ucapannya.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang