#1: The Bet

12.4K 352 6
                                    

Laki-laki kurang ajar itu memperhatikannya seakan-akan ia hanya sebuah pajangan yang perlu diperhatikan dari atas ke bawah berkali-kali.

Lisa Wiryawan mungkin akan melayangkan tinju ke wajah rupawan dihadapannya jika saja laki-laki itu bukan ‘calon boss’-nya.

Sebuah dehaman dari belakang Lisa mematahkan situasi tidak nyaman itu.

“Jadi…Bagaimana?” Steven menatap sepasang mata milik Richardo Hargassa dengan hati-hati.

Richardo mengangkat alis kanannya. Dan dengan wajah mencemooh berkata, “Dia nggak terlihat berkompeten. Nggak beda sama sekretaris lain yang udah dipecat. Cepet cari yang lain.”

Steven tampak terkejut mendengar ucapan sarkasme Richardo yang kini membuang muka seakan tidak sudi menatap wanita dihadapannya. Sementara itu Lisa merasakan sensasi menyengat di ubun-ubun kepalanya yang menyebar ke tangannya, ke wajahnya, ke kakinya, ke seluruh tubuhnya…

Yang saat ini ia lakukan hanyalah meninju rahang Richardo hingga patah. Namun demi reputasinya ia harus menahan diri.

“Ng…Tapi Lisa ini rekomendasi khusus dari Bapak-“

“Cari yang lain,” ujar Richardo dengan gerakan tangan mengusir, lalu kembali mengambil file-file di bagian kiri mejanya.

Keheningan meliputi ruangan. Steven memandang wanita di hadapannya yang duduk diam tanpa bereaksi apa-apa. Sementara itu Richardo kini kembali tenggelam dalam pekerjaannya. Bersikap tidak menganggap kehadiran mereka sama sekali di ruangan ini.

“Kamu bahkan nggak ngecek CV saya.”

Ucapan dingin Lisa membuat laki-laki dihadapannya menghentikan pekerjaannya sejenak, dan menatapnya.

Lisa memberikan senyum manis yang terkesan sangat sinis, “Maafkan kelancangan saya. Tapi alasan kamu menolak saya sangat irasional dan kekanak-kanakan.”

Richardo menaikan alis kanannya, “Kekanak-kanakan?” ia mendesis dingin. Memangnya dia pikir siapa dia berani berkata begitu padanya?

Lisa mendengus kecil, “Iya. Kekanak-kanakan. Kamu bahkan belum mengenal saya dan langsung menjudge saya nggak berkompeten hanya karena penampilan saya. Itu kan namanya kekanak-kanakan. Sekali lagi maaf tapi menurut saya orang seperti itu nggak pantes buat jadi direktur perusahaan sebesar ini.”

Baik Steven maupun Richardo sama-sama terkejut dengan apa yang keluar dari mulut gadis itu. Terutama Richardo.

“Ng…Do, maksud Lisa mungkin-“

“Diem Stev.” Richardo memotong ucapan Steven dengan nada yang terdengar berbahaya. Lisa lalu merasakan sepasang mata hitam yang sejak tadi mengabaikannya, kini menatapnya bagaikan seekor elang yang mengintai mangsanya dari kejauhan.

“Oke. Kamu punya nyali yang sangat besar untuk bicara seperti itu pada saya.” Desis Richardo dingin.

“Do, gue bisa jelasi-“

“DIEM Stev.”

Suara menggelegar Richardo membungkam Steven dalam seketika.

“Saya bisa kasih kamu kesempatan…persis seperti yang kamu mau.Kamu bisa jadi sekretaris sementara saya selama 3 bulan dan buktiin kata-kata kamu ke saya.” Geram Richardo. Dan ucapannya membuat senyuman sinis gadis dihadapannya semakin merekah.

“Tapi kalau kamu nggak bisa buktiin seberapa kompeten kamu untuk saya… saya akan pastiin kamu nggak akan diterima di bagian manapun dari perusahaan ini dan memecat kamu.”

Lisa mengerutkan dahi, “Tunggu, saya bukan hanya dipecat tapi dikeluarkan total dari perusahaan ini? Maksud kamu saya nggak bisa kembali ke bagian lama saya-“

“Iya. Kenapa? Kamu takut? Mana wonder woman yang berani bicara seperti tadi ke saya?” tantang Richardo dengan nada mencemooh.

Lisa menahan gretakan giginya dan memasang senyuman manis sebagai gantinya. Dengan keberanian penuh ia menatap sepasang mata hitam dihadapannya.

Then it’s a deal.”

Deal,”  Lisa menjabat uluran tangan Richardo mantap.

***********

total words: 500

author: stellaboot_

 

100% SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang