Masih di dalam ruangan yang sama, kini aku sudah terduduk di sofa panjang bersama dengan orang yang kuduga teman sekolahku, Wonu. Beberapa menit berlalu, tapi aku masih saja memandanginya, lebih tepatnya meneliti bagian wajahnya dan menatapi cara berpakaiannya dari atas sampai bawah. Aku terkekeh kecil, terkesan melihat pria ini.
"Siapa namamu?" tanyaku dengan mata yang menyipit.
Pria yang mirip dengan Wonu ini, beberapa menit yang lalu sebenarnya sudah menjelaskan kepadaku mengapa wajahnya sangat amat mirip dengan orang yang ada di pikiranku. Tapi aku masih tidak mengerti dengan ucapannya, dia bilang bahwa semua pangeran di sini mempunyai kembaran di duniaku. Setelah ia mengatakan itu, kata yang terus-menerus kuulang adalah kata 'duniaku'.
"Maaf sebelumnya tidak memperkenalkan diriku dahulu. Perkenalkan, namaku Yonuar, kau bisa memanggilku Yonuar," katanya sambil mengangkat tangannya ke depan wajahku, telapak tangannya tepat mengarahku.
Aku mendengarkan ucapan pria yang bernama Yonuar itu. Jadi, ini yang ia bilang bahwa Yonuar akan ke sini. Aku melirik antara Yonuar dan telapak tangan kanannya bingung, apa yang ia lakukan dan apa yang harus kulakukan. Lantas aku mengedikkan bahuku tidak tahu sambil menatapnya. Yonuar yang melihat itu langsung menghela nafas, ekspresinya berubah, ia terlihat jengkel padaku.
Kemudian salah satu tangan yang lainnya tiba-tiba meraih pergelangan tangan kananku dan menariknya, lalu meletakkan telapak tanganku di depan telapak tangannya. Kini di samping wajah kami terdapat tangan kami berdua yang bersentuhan seperti terhalang sebuah kaca. Aku mengalihkan pandanganku ke tangan kami, memandanginya dengan penuh keheranan. Kemudian aku menatap kembali Yonuar.
"Ini adalah salam sesama pangeran dan putri. Salam ini dilakukan untuk memberi tanda bahwa kau sekarang adalah bagian dari kami," tuturnya menjelaskan dengan senyuman.
Keningku makin berkerut, makin bingung dengan situasi ini semua. Tidak lama kemudian aku menurunkan tanganku yang sebelumnya bersentuhan dengan tangan Yonuar, kulihat ia juga menurunkan tangannya.
"Tolong jelaskan padaku pelan-pelan. Kau tentu tahu apa saja pertanyaan yang kini ada di pikiranku." Aku menatap manik abu-abunya berharap ia menjawab.
Yonuar terdiam, matanya menatapku selama beberapa detik. "Baiklah, akan kujelaskan."
Aku bernafas lega saat itu juga, bahkan aku tersenyum hanya karena mendengar jawaban yang Yonuar katakan. Selanjutnya aku bersiap mendengar dan menyimak semua yang akan Yonuar katakan. Sementara itu, kulihat Yonuar yang tampak sedikit menarik nafas. Kurasa ia akan menjelaskan semuanya.
"Jadi, Evelyne ..."
•••••
Langit perlahan berubah warna menjadi gelap, langit yang sebelumnya berwarna biru dengan sedikit warna putih itu kini menjadi hitam. Tampak cahaya Aurora menghiasi langit malam di sini, aku tidak henti-hentinya menatap keadaan langit di luar sana.
Sejak Yonuar keluar dari ruangan ini, aku belum beranjak sama sekali dari sofa panjang ini. Bukan karena malas untuk berpindah tempat, lebih tepatnya aku merasa bahwa di dalam diriku tidak mempunyai banyak tenaga bahkan untuk berdiri. Setelah semua yang Yonuar katakan kepadaku, aku terlalu syok mendengarnya. Kata-kata yang Yonuar katakan masih tidak bisa di terima baik oleh otakku maupun hatiku. Ini terlalu di luar pikiran. Di tambah lagi, aku lebih terkejut saat Yonuar berkata bahwa tempat ini bernama Melfint.
Kalimat yang pertama Yonuar ucapkan bahkan langsung membuatku bingung dan tidak percaya. Ia bilang bahwa kini aku sudah tidak berada di duniaku sebelumnya, dunia yang kini kutempati adalah dunia yang berbeda. Yonuar berkata alasan mengapa aku berada di sini, ia berkata bahwa ada misi yang harus kuselesaikan di sini, aku tidak tahu misi apa itu karena Yonuar bahkan enggan mengatakannya. Dia berkata itu bukan tugasnya untuk menjelaskan sedalam itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Gypsophilia (Remake Ver)
FantasyPENDING Melfint membutuhkan satu bunga terakhir untuk tumbuh. Oleh karena itu, mereka membawa Evelyne si gadis terpilih ke dimensi penuh keanehan dan keajaiban ini. Dalam prosesnya, ada banyak kejadian dan halangan yang membuat Evelyne semakin dekat...