5. Sekecap Terima Kasih

132K 26.1K 13.9K
                                    

Halaman pertama, aku menulis tentang kamu
Halaman kedua, masih tentang kamu
Halaman seterusnya, selalu tentang kamu
Sebuah buku untuk mengenang dirimu...

***

Orang bilang, selalu ada alasan kenapa kita dilahirkan. Dan mungkin, ada alasan kenapa Adinata Aileen Caesar dilahirkan sebagai anak Mama dan Bapak. Alasan kenapa dia punya 4 abang dan 2 adik yang kadang-kadang kelakuannya suka keblinger. Mungkin yang paling parah hanya Jovan, Jaya dan Dia.

Dia.

Setahun belakangan, Nana susah payah menghindari menyebut nama itu. Bukan karena kepergiannya yang begitu mendadak dan membuat Nana berakhir membencinya. Bukan. Sastra akan selalu menjadi orang yang Nana sayangi setelah kedudukan Mama. Laki-laki itu selalu punya bagian penting di setiap langkah Nana. Apapun keputusan yang akan Nana ambil, Sastra yang akan jadi penentu.

Nama dan sosok kakaknya akan selalu kelihatan keren di matanya. Hanya saja, cukup sulit menyebut nama itu setelah apa yang terjadi. Sekali lagi, Nana tidak bencinya. Tidak akan pernah bisa. Hidup kakaknya itu sederhana. Hanya tentang keluarga, musik dan pacarnya yang kadang suka tidak tahu diri. Tapi dia bisa jadi laki-laki paling bahagia yang pernah Nana temui sepanjang hidupnya.

Dan Nana menyesal.

Salah satu alasan kenapa dia tidak bisa menyebut nama Sastra sama seperti sebelumnya. Karena Nana tidak pernah memberi apapun selama laki-laki itu masih hidup. Nana tidak pernah duduk berdua dengan Sastra di teras depan rumah seperti yang lainnya. Dia tidak pernah memanggil laki-laki itu dengan sebutan Abang sesering Jaya dan Cetta manggilnya padahal jelas-jelas Sastra adalah kakaknya. Nana tidak pernah menanyakan apa yang membuat Sastra bahagia dengan Sahara, padahal dia sering dibuat kecewa. Nana tidak pernah bertanya kenapa Sastra lebih suka hujan-hujanan padahal jas hujan miliknya menganggur.

Tidak ada yang bisa Nana berikan untuk laki-laki itu.

Tapi bagian tidak adilnya, Sastra memberikan Nana banyak hal. Setiap kali Nana memasak di pagi hari, Sastra akan selalu bertanya,

"Hari ini mau kemana?"

Atau ketika dia pulang kuliah dan Nana dengan santainya duduk di ruang tengah, dia akan bertanya,

"Ngapain aja hari ini?"

Sebelumnya, pertanyaan-pertanyaan itu tidak memiliki arti apapun. Nana pikir itu lumrah karena Sastra juga menanyakan pertanyaan yang sama pada semua orang yang ada di rumah. Bahkan tak jarang, Sastra juga bertanya pada Yusril--anak tetangga depan rumahnya--tentang apa saja yang dilakukannya sepanjang hari. Tapi setelah laki-laki itu pergi, Nana akhirnya menyadari bahwa pertanyaan itu begitu berarti.

Sebuah pertanyaan sederhana yang memiliki arti lebih besar apa yang ia dengar. Tentang sebuah kepedulian.

Nana nyaris tidak pernah bertanya pada Sastra tentang apa yang akan dia lakukan di masa depan. Tapi Sastra selalu bertanya padanya tentang rencana hidup yang akan dia pilih. Sastra seolah-olah ingin memastikan bahwa adiknya itu berada dalam jalan yang benar menuju dewasa.

Kenapa Nana tidak memberikan apapun?

Mungkin karena Sastra selalu terlihat seperti seseorang yang tidak memiliki beban dan kekurangan apapun. Sementara Nana memutuskan untuk menjadi seseorang yang begitu egois mengurusi diri hidupnya sendiri.

Di saat Nana tidak bisa memberikan apapun, Sastra memberinya sebuah kehidupan. Ginjal yang ada dalam tubuhnya sekarang ini, bisa jadi bukti bahwa dia adalah salah satu orang penting dalam hidup Sastra. Bukti bahwa Sastra sangat menyayanginya.

Narasi, 2021✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang