⁰³. tiga

34.4K 4.2K 428
                                    

Kalau ada yang nunggu, jangan lupa vote ya!




"Lo ngapa sih, Na?" desis Jeslyn yang sejak tadi melihat teman satunya itu bersembunyi di balik tubuhnya.

"Ssst!" Hana meletakkan telunjuknya di bibir, fokus menelisik seseorang di depan gerbang yang masih belum beranjak. "Duh, gimana nih?"

"Apanya yang gimana?"

"Belum berangkat juga? Kenapa, sih?" Rona menegur di kursi pos satpam yang sedang menunggu jemputan.

"Tau nih si Hana, sembunyi mulu, kayak liat setan aja. Kalau kita di sini terus, keburu sold out novel My Brothersnya!" gerutu Jeslyn sambil menyentil punggung tangan Hana di pundaknya. Bukannya sadar, Hana malah berlari ke pos satpam untuk bersembunyi. Jeslyn dan Rona jelas keheranan, menyaksikan teman satu mereka itu berbeda dari biasa.

Sekumpulan cowok berjalan mendekat sambil mengobrol ala cowok-mengumpat dan tertawa keras-lalu berhenti tepat di sebelah pos satpam.

"Na, lo kenapa, sih?" Rona menggoyangi pundak Hana yang berjongkok di sebelahnya.

Sedangkan Hana mati-matian melotot kepada Rona agar tak berisik, bukannya mengerti Rona menggarut keningnya bingung, dia menatap sekumpulan cowok di sampingnya. Tanpa malu bertanya lantang. "Dari kalian ada yang naksir Hana? Temen gue malu-malu, nih."

Hana berteriak dalam hati, merutuki Rona yang sangat bodoh karena tidak mengerti situasi.

"Hana?" Salah satu cowok menyahut.

Hana langsung menenggelamkan wajah ke tumpuan kaki agar wajahnya tidak dilihat. Demi kaos kaki Papanya yang bergambar Doraemon, dia sangat malu sekarang.

"Hana yang itu maksud lo?" Terdengar lagi suara dari mereka.

Ada jeda sampai suara yang baru Hana kenali tadi siang menjawab. "Iya."

Entah mengapa Hana ingin menjerit keras, bayang-bayang mengenai kejadian memalukan di gudang terbesit dalam benaknya. Ya, tentu saja, sejak tadi Hana bersembunyi hanya karena ingin menjauhi cowok yang tadi ia temui di gudang. Dia begitu malu memikirkan tidak memakai baju di hadapan cowok itu.

"Seriusan? Jadi dia sembunyi dari lo?"

"Lo yang naksir Hana?" Rona bertanya lagi, dia tidak tau kini Hana memiliki niat memutuskan pertemanan mereka.

Tidak ada jawaban, derap kaki terdengar menjauh mengartikan mereka telah beranjak pergi.

Pada saat itu Hana membetot kepala Rona tanpa ampun. "Lo jahat banget ke gue, Rona!"

"Aaaakh, sakit sakit sakiiit!" pekiknya.

Jeslyn tetap berdiri di pijakan, menggeleng menyaksikan kedua temannya yang begitu akrab.

Jay yang baru melajukan motor sportnya keluar dari gerbang sempat melirik ke arah Hana lalu menghilang membelah jalan raya bersama kumpulan temannya.

°°°

Sial.

Satu kata yang menggambarkan situasi Hana hari ini. Sudah tadi pagi telat yang membuatnya mencabut rumput di bawah terik matahari, siangnya bertemu seorang cowok di gudang, sorenya ban mobilnya pecah sehingga terlambat pulang, dan sekarang Mamanya berkata jikalau dia akan dijodohkan. Maksudnya apa?!

"Mama jangan ngawur, deh," desisnya sambil menepis lengan sang Mama-Bitna-yang sedang menyisir rambutnya.

"Ih iya, Na. Awalnya Mama nggak nyangka kamu dipinang, pertama denger dari Papa Mama shock berat, sampe Mama langsung nolak, tapi setelah ngeliat anaknya Aera ganteng banget, Mama langsung setuju."

Breastfeeding Prince✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang