Taehyung mendapatkan petunjuk. Jikalau cara lain yang dimulai dari awal tidak bisa dia gunakan, maka permulaan paling awal adalah dari akarnya. Taehyung akan menyusun sebuah pertanyaan secara runtut. Dan dia akan memecahkannya dengan jawaban satu per satu. Ibarat dirinya tengah mengerjakan soal matematika paling dasar mengenali perkenalan nama-nama angka, lalu penjumlahan dan pengurangan dan sebagainya, lantas mulai berpijak pada pelajaran tersulit yaitu aljabar, statistika, dan sebagainya. Ya, Taehyung harus memulainya dengan sederetan cara rahasianya yang bagus.
Pendekatan.
♚♚♚
"Aku baru mengetahui perusahaanmu. Strategis dan dekat dengan sekolahku." cerita Jungkook ketika pagi sudah menjelang. Karena Jungkook harus sekolah, maka Taehyung langsung mengantarnya ke sekolah setelah mereka menghabiskan sarapan bersama. Jungkook tidak tahu dimana Taehyung bisa memiliki seragamnya, mungkin dia memiliki cadangannya. Itu tidak penting.
Taehyung tersenyum, dia menyandarkan punggungnya pada kursi kemudi ketika lampu merah menyala. "Sepertinya kau harus mampir selalu."
Jungkook tersenyum. "Tidak. Kau bisa malu jika aku ke perusahaanmu."
Kening Taehyung berkerut. "Malu?"
Jungkook mengangguk. "Lupakan saja, V." ujar Jungkook.
"Jika begitu, aku akan memberimu sebuah pertanyaan yang wajib kau jawab." ujar Taehyung. Dia menyerahkan selembar surat yang terlipat dalam amplop persegi panjang. "Bukalah."
Jungkook menatap surat itu. Pelan-pelan dia menerimanya, lantas membukanya. Kertas berukuran A4 itu dia baca kalimat per kalimat. Matanya sedikit membelalak manakala dia sampai pada pertengahan kalimat disambung dengan kalimat terakhir. "V..."
"Aku tak memintamu untuk menjawab dan menjelaskannya sekarang, Jungkook." Taehyung memotong. "Yang ingin aku sampaikan adalah kebenarannya. Kau kelahiran Omega, 'kan?"
Jungkook mematung. Dia tak bisa bergerak. Rasanya ada yang menyeruak dalam hatinya.
"Aku menemukan sebotol parfum untuk menyembunyikan status Omegamu dan juga obat ini. Kau tahu, itu bisa berakibat fatal untuk perutmu." Taehyung memperlihatkan bukti-bukti yang dia dapatkan kepada Jungkook. "Aku memintamu untuk berhenti mengonsumsi ini. Dan juga katakan pada Seokjin juga bahwa ini cukup berbahaya. Obat ini ilegal, aku tak mengerti kalian mendapatkannya darimana." Taehyung menyimpan kembali bukti yang telah ada. "Yang jelas, berhentilah menyembunyikan sesuatu, Jungkook. Kau harus bertahan dengan statusmu itu. Semesta memaksamu untuk menelan kenyataan pahit itu."
Jungkook menahan tangan Taehyung. Dia ingin merebut parfum botol dan obat yang ada, namun dengan sigap Taehyung mengambilnya dengan cepat. "V, berikan padaku!"
"Untuk apa?" tanya Taehyung. "Kau tidak membutuhkan perlindungan seperti ini!"
"Tapi itu caraku satu-satunya untuk bertahan hidup!" Jungkook membentak, membuat mata Taehyung membelalak terkejut. "Berikan padaku!"
Lampu hijau menyala, membuat Taehyung langsung menancapkan gas. Di sisi lain, tangannya terampil membuka jendela dan langsung membuang keluar dua benda itu dengan cepat.
"V!"
"Diam!" Taehyung balas membentak. "Sekolah yang baik. Jika kau siap menjelaskannya, maka aku akan menunggumu nanti malam jam dua belas di kamar."

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODLUST ✔
Fanfiction[FINISH] ⚠️ TAEKOOK (VKOOK) FULL CHAPTER FOR SALE ONLY!!! Kisah tentang Taehyung Kim yang sangat haus akan darah, dimana siapapun mereka yang menyakitinya bahkan sampai menyentuh anggota keluarganya, maka tak akan segan si Harimau itu akan membunuh...