Tentang Kebenaran

4.7K 572 5
                                    

Ini menjadi sebuah hal yang sangat sulit untuk Taehyung. Dia bukanlah sosok yang menyerah, tetapi kali ini berbeda. Hampir rasanya dia ingin menyerah karena teka-teki dalam kehidupannya. Jikalau memang kebaikan yang dia miliki mampu membuat satu per satu rahasia akan terbongkar, maka dia akan menanamkan benih-benih kebaikan yang lainnya.

Atau paling tidak, dia yang turun tangan.

Jika Yoongi atau Jimin ataupun Namjoon tidak berhasil mencuri secuil rahasia, maka dia yang harus turun tangan.

♚♚♚

Jungkook tak pernah merasakan bisa tidur senyenyak ini. Suasana yang begitu hangat, tentram, dan juga bergelung dalam kasur yang empuk. Ini sebuah keajaiban dalam hidupnya manakala dia tahu bahwa hidupnya bisa lebih baik dari ini. Dan juga, sebuah tangan yang memeluk pinggangnya dengan lembut.

Ah, Taehyung. Atau yang dia kenal sebagai Vante—V.

Jungkook, daripada dia bergerak gelisah walaupun jantungnya berdentum tak karuan, dia memilih untuk mengubah posisinya menyamping—saling berhadapan.

Jungkook tak tahu bagaimana ceritanya bahwa Taehyung bisa tertidur di sampingnya. Dia yakin pasti Taehyung kelelahan karena mengemban tugas begitu banyak dan juga sangat berat.

Hanya dalam posisi seperti ini, Jungkook bisa sedekat ini dengan Taehyung. Menatap guratan yang ada dalam wajah Taehyung. Pria di hadapannya ini sangat sempurna. Hanya saja, di usia muda seperti ini, Taehyung memiliki tugas jauh dari usia yang sesungguhnya. Jungkook tak tahu berapa usia Taehyung, hanya saja dia memanggilnya tanpa embel-embel 'hyung', atau '-ssi', atau panggilan sopan lainnya.

Kening pria itu berkerut, menandakan bahwa dia selalu membawa beban dalam hidupnya, termasuk saat beraktivitas untuk tidur dan terlelap. Kasihan sekali. Jika Jungkook punya kuasa, dia pasti akan membantu Taehyung. Hanya saja Jungkook tak mengerti seluk-beluk kehidupan Taehyung. Bahkan, dia tak tahu dunia apa yang sekarang dia pijak untuk bertahan hidup dan sekedar bernapas.

Taehyung itu tampan. Wajah rupawannya mampu mengikat gadis-gadis ataupun submissive lainnya agar tertarik padanya. Sayang seribu sayang, pria di hadapannya kini seperti memendam luka atau trauma atas tragedi yang pernah menimpa. Sama sepertinya. Hanya saja, hanya dia yang mengetahuinya.

Jungkook tertarik pada pria di hadapannya ini. Walaupun dingin, Taehyung memiliki sisi unik dalam hidupnya. Mungkin sebagian akan merasa jengah, jengkel, bahkan sakit hati jika mendengar pria ini berucap menanggapi. Akan tetapi, bagi Jungkook, pria ini menginginkan yang terbaik. Jauh yang dicapai Taehyung hingga dicap sebagai pria paling ditakuti, nyatanya Taehyung hanyalah pria biasa sama sepertinya. Hanya kehebatan yang Taehyung miliki hingga dia disanjung seperti ini.

Tangan Jungkook menangkup satu pipi pria itu, kemudian dengan pelan dia menempelkan dahinya ke dahi Taehyung. Jungkook hanya ingin merasakan bagaimana agar bisa sedekat ini dengan Taehyung. Napasnya, menyentuhnya, seluruhnya. Mungkin ini akan menjadi kenangan baik untuk Jungkook—yang tidak akan mungkin Jungkook lupakan dalam hidupnya.

♚♚♚

"Aku yang akan turun." Namjoon mencoba menenangkan Jimin saat Jimin meneleponnya dimana Jimin terkena amukan Seokjin.

Siapa yang mengira jika Seokjin bisa lebih galak dari sebelum-sebelumnya?

Seokjin mengamuk dan marah-marah karena Jungkook tidak berada di rumah. Dia takut Jungkook diculik, atau ditembak, atau menjadi sandera. Semua ketakutan Seokjin membaur menyatu layaknya sebuah perasaan yang tak dapat ditebak. "Dimana adikku?"

BLOODLUST ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang