Ketika bangun, Jungkook selalu saja mendapatkan hal baru dalam pandangannya. Entah dia mencium aroma darah, melihat Taehyung yang sudah berpakaian rapi hendak bekerja, melihat Taehyung tengah membenarkan dasi, atau seperti sekarang, Taehyung yang tengah terlelap damai di sampingnya.
Ini adalah sebuah hal yang jarang sekali Jungkook temukan dalam hidupnya selama dia menumpang di markas ini. Biasanya pula, Taehyung sudah tidak ada di kamar ini. Tapi pada kenyataan, sang Majikan kini tengah bergelung nyaman di sampingnya. Apalagi, dengan shirtless tanpa busana atasan.
"Wow!" Jungkook mendadak bangkit. Dia sedikit kaget dengan pemandangan pagi kali ini. Cepat-cepat dia harus pergi ke sekolah.
♚♚♚
"Jungkook, kemarin kau tidak berangkat lagi?" Chanyeong menghampiri dan duduk di kursi sebelah Jungkook, sementara Yugyeom dan Bambam menyusul.
"Ya! Bambam hampir ingin membunuhmu kalau saja kau tidak menyelesaikan kerja kelompok bagianmu. Uh, benar-benar mendapat nilai sempurna." Yugyeom menambahkan.
"Hei! Mana ada?!" Bambam tidak terima, memukul lengan atas Yugyeom dengan reflek. "Jangan mengada-ada. Tidak ada yang mengatakan hal itu."
"Bercanda..."
Bukannya merespon, Jungkook hanya bisa mematung. "Tugas kelompok? Nilai sempurna? Kalian berbicara apa?"
"Apa kau mengalami kecelakaan, Jungkook?" tanya Bambam sembari memegang kepala Jungkook kemudian menelusuri bagian kepala Jungkook, memastikan bahwa ada atau tidak adanya luka kecelakaan.
"Aku sakit demam." jawab Jungkook menjauhkan tangan Bambam dari kepalanya. "Parah, sampai jatuh pingsan."
"Sudah kukatakan padamu berhentilah bekerja part time. Kakakmu Seokjin sudah kaya, 'kan?" tanya Yugyeom.
"Sebenarnya, sudah beberapa hari ini aku tidak bekerja. Aku hanya takut bos memecatku karena aku tidak memberi alasan. Kalian tahu itu sangat menakutkan." cerita Jungkook.
"Wow! Apa Seokjin Oppa melarangmu?" tanya Chanyeong.
"Melarang apa?"
"Bekerja. Bukankah gajinya sudah cukup? Apa Seokjin Hyung memiliki pekerjaan baru?" tanya Bambam.
Jungkook mengatupkan bibirnya. Dia tidak tahu. Apakah dia harus bercerita kepada mereka? Tetapi, jika dia bercerita, maka dipastikan mereka tidak akan percaya. Seorang Jeon Jungkook berhasil hidup di tengah-tengah anggota mafia. Aduh, bisa-bisa mereka ketakutan. Atau yang lebih parah, mereka meminta untuk dipertemukan? Dan bisa jadi, mereka lebih terkenal dan booming daripada dirinya sendiri.
"Jungkook?"
Jungkook menggeleng. "Tidak. Seokjin Hyung tidak memintaku untuk berhenti bekerja. Hanya saja, dia memang khawatir sekali padaku." jelas Jungkook.
"Hei, hei! Lihat!!!" teriak salah satu siswa yang kemudian menaruh ponselnya di atas meja Bambam. Itu adalah Jaehyun. "Kalian pasti mengenali pria tampan ini!"
"Jae, apa itu?!"
"Aku ikut lihat!!!" Chanyeong berdiri kemudian ikut mengerubungi meja Bambam. "Oh My God! Ini Kim Vante Oppa, 'kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODLUST ✔
Fanfiction[FINISH] ⚠️ TAEKOOK (VKOOK) FULL CHAPTER FOR SALE ONLY!!! Kisah tentang Taehyung Kim yang sangat haus akan darah, dimana siapapun mereka yang menyakitinya bahkan sampai menyentuh anggota keluarganya, maka tak akan segan si Harimau itu akan membunuh...