2.

44 5 11
                                    

Di dalam kelas.

Semua tampak selalu ribut, ntah dari anak yang teriak-teriak an ga jelas, main game, sampe lesehan di lantai dan masih banyak lagi, hingga mereka tak menyadari kehadiran beberapa orang yang habis dihukum tadi.

"Hukuman kalian udah selesai?" Tanya Adam si ketua kelas yang datang tiba-tiba.

"Baru setengah, kami diberi tugas Fisika 15 halaman dan dikumpul besok" Ucap Putri

"Aku pikir orang kek kalian lebih gampang ngerjain soal itu" Pikir Adam.

"Itu gampang, tapi coba kamu bayangin 15 halaman dikerjakan dan dikumpul besok" sahut Nabila.

"Ckckck, selamat mengerjakan hukuman kalian bwahahaha" Ucap Adam sambil tertawa ngakak.

"Sialan, ketua kelas gak ada akhlak" ucap Ica

"Selamat Siang Anak-anak!!" Sekarang semua sudah duduk rapi ditempat mereka masing-masing. Mencoba memperhatikan guru mereka yang sedang berbicara di depan, guru ini bukan guru sembarangan. Beliau ialah kepala sekolah disini, orang yang mempunyai kewenangan atas semua kejadian disekolah ini.

"Selamat siang pak!" Ucap kami sambil memberi salam.

"Bagaimana kabar kalian?" Tanya bapak Itu sedikit berbasa-basi.

"Baik pak!"

" Oke sampai disini, saya tidak perlu ber basa basi lagi, tujuan saya kesini adalah ingin memanggil murid-murid saya yang berbakat dalam bidang Di kelas ini, saya ingin mengumpulkan mereka dan mengajarkan lebih dalam pelajaran nya dan membuat mereka melampaui guru-guru yang ada, agar disekolah kita ini memiliki murid yang benar-benar bisa membawa nama baik sekolah dan keluarganya" Ucap Kepala sekolah.

"Kalau boleh tau ada berapa orang pak?" Tanya Adam si Ketua kelas.

"Ada 8 orang, 4 laki-laki dan 4 perempuan" ucap Kepala sekolah.

" Pemanggilannya berdasarkan nilai, pendapat guru atau berdasarkan cara pandang status pak?" Ucap salah satu murid yang dipandang orang bak bidadari namun ia memiliki sifat yang buruk sehingga banyak yang tak menyukai nya. Ia adalah Nia.

"Pasti Aku" batin Nia meremehkan.

"Pemanggilan berdasarkan Nilai dan sudut pandang guru, untuk pandangan status tidak, karena kami tidak mengukur kemampuan murid dari seberapa kekayaan harta yang mereka punya, tapi dari seberapa kaya ilmu yang mereka miliki" jelas kepala sekolah.

Seketika semua tertawa karena ucapan Nia tadi yang bisa diperkirakan wajahnya sudah semerah kepiting rebus.

"Baiklah, karena tidak ada yang bertanya maka bapak akan memanggil nama-nama yang sudah dipilih ya" Ucap Kepala sekolah

"Yang pertama atas nama Nabila"-

"Putri..-"

"Ana-"

"Dan yang terakhir Ica"

"Wah gila aku masuk daftar gak nyangka banget, gak sia-sia  belajar sama kalian"  ucap Ica terharu.

"Iya dong " mreka bertiga pun tersenyum menghadap kepala sekolah.

"Apakah nama yang saya sebutkan tadi hadir semua?" Tanya bapak.

"Saya hadir" Ucap Putri

"Hadir" ucap Nabila

"Hadir pak, tapi pak Ana ada di ruang kesehatan" ucap Icamenjelaskan

"Oh tidak apa-apa, saya ingin kalian berkumpul besok saja, saya akan membicarakan ini dengan walik kelas kalian dan untuk hari ini saya sudahi dulu selamat belajar anak-anak" Kepala sekolah kemudian berjalan ke arah pintu menjauhi kelas dan pergi menuju kantornya.

Still With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang