24. Antara Cepat Dan Tepat

Mulai dari awal
                                    

"Eh Nadin!" Nadia memukul Nadin dengan camilan yang berada di depannya.

Nadin tertawa begitu juga dengan Naura. "Halah ngaku aja!" teriak Nadin.

Nada yang datang dari dapur dengan membawa nampan berisi susu hangat untuk anak-anaknya. "Kenapa ini teh ribut-ribut,"

"Ini Bu si Nadin sotoy banget," kata Nadia dengan menjulurkan lidah kepada Nadin.

"Enggak! Ini Bu Teteh senyum-senyum sendiri lagi chattan sama Kak Zaki,"

Nada yang mendengar itu tersenyum lalu duduk di pinggir Nadia. "Ternyata Teteh udah mau nikah ya," kata Nada dengan wajah yang sendu.

Nadia menyimpan handphonenya dan memegang tangan Nada. "Ibu," rengek Nadia manja.

"Anak Ibu udah besar dan sebentar lagi akan nikah, pasti Ayahmu juga bahagia di sana Nad," Nada mengelus pucuk kepala Nadia dengan kelembutan.

"Kalau Ayahmu masih ada, dia pasti khawatir kalau anak gadisnya akan dimiliki orang lain," Nada melirik Nadia, lalu melirik Naura dan Nadin.

"Ibu, Nadia akan selalu sayang Ibu, Ayah, Naura, dan Nadin juga. Walaupun nanti Nadia udah nikah, Ibu sama adek akan tetep selalu Nadia butuhin," kata Nadia lalu memeluk Nada.

Nadin dan Naura juga ikut mendekat dan memeluk Ibu beserta Kakaknya. "Pokonya kalau Teteh udah nikah tinggal aja disini. Kamar Teteh kan lumayan besar, pasti Kak Zaki juga nggak akan kesempitan," kata Nadin dengan sepolos-polosnya.

Nadia, Nadin, dan Nada tertawa mendengar itu. "Kamu ada-ada aja," ujar Nada.

Nadin hanya tertawa dan memeluk Ibunya dengan lembut.

"Nadia akan selalu sayang kalian,"

🕊️🕊️🕊️

Talitha termenung menyendiri di taman rumah milik Bunda Asraf. Saat ini Talitha tengah mengabulkan keinginan dua anaknya yang ingin main ke rumah Sandra.

Asraf juga berada di rumah Bundanya, lelaki itu tengah bermain bola bersama kedua anak Talitha.

Sandra tengah menyiapkan makanan dan minuman karena kedatangan Talitha dan anaknya. Sandra sudah menganggap bahwa anak Talitha adalah cucunya. Sandra juga ingin sekali Asraf menikahi Talitha, namun Asraf menolaknya.

"Sampai kapan aku akan terus mencintai orang yang bahkan tidak pernah melirik ku sama sekali," ucap Talitha dengan pandangan ke arah Asraf.

Asraf melirik Talitha yang tengah melamun. Perempuan itu memang sering kali melamun jika Asraf melihatnya.

"Puput sama Habibi main dulu berdua ya, Ayah mau kesana dulu." Kata Asraf sambil mengelus kepala Puput dan Habibi secara bergantian.

Asraf berjalan ke arah Talitha. "Ngelamun terus!"

"Eh," Talitha terkejut karena kedatangan Asraf.

"Kenapa sih Ta?" tanya Asraf lalu duduk di bangku.

Talitha menggeleng dan ikut duduk di hadapan Asraf. "Emangnya aku kenapa Mas?" Talitha malah bertanya balik.

Takdir Cinta Nadia [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang