Malam itu begitu dingin. Gorden jendela sudah ditutup Taehyung karena hujan lebat di luar. Taehyung menyalakan suhu penghangat ruangan dimana dia menunggu Jungkook selesai mandi. Pemuda itu benar-benar menggigil kedinginan dan Taehyung memaksanya untuk mandi. Apalagi, Jungkook belum makan malam. Tambah dua kali lipat kemungkinan besar Jungkook diserang demam dengan mudah. Dalam lamunannya, Jungkook keluar dari kamar mandi dan dia memakai handuk kimono milik Taehyung.
Taehyung meliriknya, memberikan isyarat dengan gulir bola mata ke atas ranjang. "Pakai itu. Aku membelikannya untukmu." jelas Taehyung.
Jungkook hanya menganggukkan kepalanya singkat. Dia sedikit kaget karena di sana terdapat banyak sekali tumpukan pakaian baru bermerk ternama yang terlipat rapi.
"Mermaid telah membantumu untuk menatanya. Kau hanya perlu menyimpannya di atas keranjang pakaian. Besok aku akan membelikanku lemari pakaian sendiri agar tidak tercampur." tambah Taehyung berdiri dari kursi kerjanya.
Jungkook mengulum bibirnya. "V, ini sangatlah banyak..." lirihnya pelan menyentuh kain pakaian itu. Dipastikan harganya sangatlah mahal. "Bagaimana caranya aku mengganti semuanya?" tanya Jungkook.
"Anggap saja itu hadiah dariku karena kau sudah menyelamatkan nyawa Kim Namjoon." jawab Taehyung sembari melepas tali piyama yang dia kenakan sampai dada bidangnya terekspos di depan mata Jungkook.
"Terima kasih, V..."
Taehyung mengangguk singkat. "Seharusnya tadi aku membelikanmu ranjang tidur tapi aku ada urusan mendadak. Mungkin kau harus tidur di bawah lagi."
Jungkook membalas dengan anggukan. "Ya, semoga tidurmu nyenyak, V." jawabnya.
Taehyung mengalihkan pandangannya. Dia sudah mewanti-wanti Jungkook akan terserang demam beberapa jam lagi. Wajah pemuda itu begitu merah dengan mata sayu memberat untuk terbuka. Tetesan-tetesan air dari rambut Jungkook membasahi wajah pemuda itu. "Makanlah!" perintah Taehyung kemudian dia keluar dari kamarnya.
Jungkook menghela napas ringan. "V!" panggilnya sebelum Taehyung benar-benar pergi.
Taehyung menghentikan langkahnya, berbalik badan kemudian masuk kembali. "Ada apa? Kau membutuhkan sesuatu?"
Jungkook mengepalkan tangannya di atas pangkuannya. Dia memberanikan diri menatap Taehyung yang sudah menantikan dirinya untuk berbicara. "V...a-aku ingin meminta izin padamu. A-aku ada tugas kelompok yang mengharuskan teman-temanku dan aku mengerjakan di sebuah rumah."
Taehyung menatap tajam wajah Jungkook.
"D-dan aku yang terpilih..."
"Kau pikir ini rumahmu, hm? Aku tak pernah memperbolehkan siapapun mengetahui markasku ini. Ingat! Kau dan kakakmu di sini hanyalah menumpang dan berstatus orang asing. Jangan sampai kau berbuat sekenanya." jawab Taehyung dengan sarkasnya, membuat nyali Jungkook menciut dan dia memilih untuk menundukkan kepalanya.
"B-baiklah, V. A-aku minta maaf..." lirih Jungkook pelan.
Taehyung melengos pergi begitu saja setelah menutup pintu sedikit kasar, membuat Jungkook sedikit terkejut dan akhirnya memilih untuk mengganti pakaian segera lalu menghabiskan makan malamnya. Rumah dalam keadaan hening dimana Seokjin kakaknya belum pulang bekerja, sementara Yoongi dan Jimin tidak terlihat di rumah bersama Namjoon. Hanya Hoseok yang terlihat tengah fokus pada notebook yang membuat kerutan di kening pria tampan itu begitu awet terlihat di ruang keluarga.
♚♚♚
Jungkook merasakan hawa dingin luar biasa. Jam berdenting terus-menerus dimana jarum pendek menunjukkan pukul dua dini hari. Rasanya, tak pernah dia merasakan kedinginan begitu hebat sampai membuatnya terjaga.
Jungkook mencoba bangkit. Dia mengecek suhu ruangan yang ternyata sudah disetel Taehyung untuk menghangatkan ruangan. Taehyung sendiri terlihat tertidur di atas ranjang luas itu. Begitu damai, begitu tentram, dan begitu mempesona. Tapi bukan saatnya untuk berpikiran seperti itu. Mengagumi Taehyung sama saja mengagumi sosok singa di dalam kandang.
Tangan Jungkook menumpu tubuh Jungkook hingga Jungkook berhasil duduk di tepi ranjang Taehyung. Dia ingin membangunkan Taehyung, meminta selimut tebal atau beberapa lapis pakaian untuk menghangatkan tubuhnya. Dia harus membangunkan pria itu. Tidak mungkin dia merebut selimut yang dipakai Taehyung atau malam ini dia akan habis di tangan sang Mafia itu.
"V..." panggil Jungkook pelan sembari menyentuh lengan Taehyung.
Mata Taehyung terbuka seketika manakala dia merasa ada pergerakan tak wajar di sekitarnya. Taehyung memusatkan pandangannya pada Jungkook yang sudah berada di sampingnya. "Apa?" tanyanya dengan suara serak.
Jungkook menggigil. Giginya menggeletuk karena hawa dingin. Apalagi dia memakai pakaian pendek dan celana selutut. "V, k-kau memiliki selimut? B-bisa pinjamkan aku, V?"
Taehyung cepat-cepat bangkit. Dia langsung menempelkan telapak tangannya di kening Jungkook. "Sial!" umpatnya ketika dia mengetahui Jungkook benar-benar diserang demam.
Jungkook sedikit menundukkan kepalanya. "V?"
Taehyung berdecak. Dia melepas selimutnya kemudian menaruhnya di bawah kakinya. Sementara dia mengambil posisi duduk yang nyaman. "Lingkarkan tangannya di leherku. Cepat!" perintahnya kepada Jungkook.
Jungkook memasang raut wajah penuh pertanyaan. "A-apa maksudnya?"
"Cepat, Jungkook!"
Jungkook menganut, dia melingkarkan tangannya ke leher Taehyung segera. Taehyung dengan cepat menaruh kepalanya di bahunya dan Taehyung meraih selimut tadi untuk membungkus tubuh Jungkook dalam pelukannya. "V?"
Taehyung tak merespon. Dia meraih ponsel pintarnya untuk menghubungi seseorang. "Datang ke markasku segera."
"Siapa yang sakit?"
Taehyung melirik ke arah Jungkook yang mulai memejamkan matanya disertai pelukan erat pada dirinya. "Kekasihku."
"Wow! Baiklah."
Bip!
Sambungan telepon itu terputus singkat. Jungkook tak dapat mendengarnya lagi karena dia sudah dilanda rasa sakit kepala hebat dan juga telinga berdenging. Akhirnya, dia jatuh tertidur dalam posisi berpelukan dengan Taehyung.
Taehyung perlahan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Walaupun malam selalu datang, dia tak pernah tidur dengan tenang. Dia selalu terjaga, khawatir jika sesuatu terjadi dan menyerangnya secara brutal. Selama 16 tahun hidupnya, dia tak pernah lagi merasakan ketenangan. Semuanya dia rasakan secara bar-bar dan juga was-was. Tapi entah mengapa, untuk malam ini, rasanya kekhawatirannya terangkat.
Tidurnya tak terusik, walau dalam posisi bersandar.
♚♚♚
"Sepertinya kita tidak bisa mengganggunya."
"Baiklah. Aku akan menunggunya sampai dia terbangun dan mempersilakanku untuk memeriksa kekasihnya."
"Apa? Kekasih?"
"Ya. Dia mengatakannya padaku delapan jam yang lalu."
"OH MY GOD?!"
To Be Continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODLUST ✔
Fanfiction[FINISH] ⚠️ TAEKOOK (VKOOK) FULL CHAPTER FOR SALE ONLY!!! Kisah tentang Taehyung Kim yang sangat haus akan darah, dimana siapapun mereka yang menyakitinya bahkan sampai menyentuh anggota keluarganya, maka tak akan segan si Harimau itu akan membunuh...