"Apapun yang terjadi padaku aku sangat percaya takdir Allah Subhanahu wata'ala selalu indah untuk hamba-Nya"
🥀🥀🥀
Aku sangat sedih melihat sikap serta sifat kak Afnan kepadaku, ditambah lagi dirinya yang menuduhku berselingkuh padahal semua itu hanya salah paham saja.
Kak Afnan memang tidak mengenal kak Gibran, sepupuku, karena kak Gibran memang tidak tinggal di Indonesia dia tinggal di Malaysia berhubung ayahnya adalah orang Malaysia sementara ibunya -saudara umiku- orang Indonesia. Dan sewaktu pernikahanku kak Gibran juga tidak bisa datang. Aku sudah ingin menjelaskannya ke kak Afnan tapi dia tidak memberi kesempatan kepadaku untuk menjelaskannya, malah mengataiku yang tidak-tidak padahal dirinya sendiri yang selingkuh, Astaghfirullah."Non Hana," ucap Bi Mina
"Astaghfirullah," ucapku sambil mengelus dadaku
"Non Hana nggak papa?" tanya Bi Mina
"Iya nggak papa kok Bi, kenapa Bi?" ucapku.
"Dari tadi Bibi panggil tapi non Hana malah ngelamun," ucap Bi Mina.
"Oh iya Bibi panggil den Afnan dulu ya non," lanjut Bi Mina.
"Nggak usah Bi, biar Hana aja yang panggil," ucapku yang langsung bergegas kekamar kak Afnan.
🥀🥀🥀
Akupun langsung memasuki kamar kak Afnan yang kebetulan tidak terkunci itu karena aku sudah mengetuk pintu berkali-kali namun tak ada sahutan dari dalam. Kulihat sekeliling kamar kak Afnan yang kosong mungkin kak Afnan sedang mandi karena kudengar suara gemericik air dari kamar mandi, akupun merapikan tempat tidur kak Afnan yang sedikit berantakan lalu menyiapkan kemeja serta jas. Setelah itu, akupun memilih duduk disalah satu sofa sambil menunggu kak Afnan selesai.
Tak berselang lama kak Afnan pun keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang menutupi sebagian tubuhnya, akupun membuang pandanganku kearah lain, aku sangat malu melihat kak Afnan seperti itu walaupun ini bukan yang pertama kalinya aku melihat kak Afnan seperti itu.
"Ngapain kamu disini?" tanya kak Afnan dengan nada ketus
"Aku mau panggil kak Afnan untuk sarapan," ucapku yang masih membuang pandangan kearah lain.
"Saya nggak akan sarapan," ucap kak Afnan
"Tapikan--," ucapanku terhenti saat melihat kak Afnan telah rapi dengan setelan jasnya namun yang membuatku sedih adalah kak Afnan tidak memakai kemeja dan jas yang kusiapkan tadi.
"Tapi apa? Kamu nggak usah paksa-paksa saya untuk sarapan lagi, saya nggak sudi sarapan dengan orang yang udah punya suami tapi masih aja berhubungan dengan laki-laki lain," ucapan pedas keluar lagi dari mulut kak Afnan, aku tak perlu lagi sedih karena semua yang diucapkan kak Afnan itu tidak ada benarnya sama sekali.
"Gini ya kak, bukannya aku mau ngelawan kak Afnan tapi semua yang kak Afnan ucapin itu nggak ada benarnya, kak Afnan sama aja ngefitnah aku. Kak Gibran itu cuma sepupu aku nggak lebih," ucapku dengan penuh keberanian.
"Pembohong! Saya nggak akan percaya sama kamu," ucap kak Afnan penuh penekanan
"Yaudah kalau kak Afnan nggak percaya, yang penting aku udah beri tahu kak Afnan yang sebenarnya," ucapku sambil tersenyum, senyumku tidak menggambarkan bagaimana nasib hatiku, jujur hatiku hancur melihat orang yang kucintai tidak memercayaiku.
"Oh iya harusnya kak Afnan berkaca sebelum nuduh aku yang tidak-tidak, ingat ya kak yang selingkuh disini bukan aku tapi kak Afnan, kak Afnan yang selingkuh!" ucapku lagi yang penuh penekanan

KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Dingin Dan Wanita Bercadar
RomanceWarning ⚠ TYPO Bertebaran Update Seminggu sekali 🖤 Hanasya Qhumairah adalah perempuan berusia 22 tahun, yang memiliki sifat penyabar dan dia selalu tampil dengan hijab lebar serta cadar yang menutupi sebagian wajahnya. Afnan Al Furqon adalah seora...