"Oiyaiya, gue liat di story instagramnya, yang masalah 'itu' kannn? Gila siiih parahh"

"Iya-iya, gak heran sih dia bakalan kaya gituu"

Hinata kembali menenggelamkan wajahnya, merasa gak satu server dan ngga ngerti apa yang dimaksud 'itu' oleh teman temannya. Heran mereka bisa nyambung satu sama lain dalam ghibah penuh ambigu begitu.

Dan begitulah, ghibah lanjut terusss.
.
.
.
.

"Oiii, ada baju olahraga? Temen gue ada yang mau minjem nih"
Kelas XI IPA 1 jadi incaran pertama Kiba. Suasana kelas XI IPA I gak beda jauh sama kelas lain. Beberapa cewek mengelompok untuk membuka sesi ghibah, beberapa cowok juga mengelompok untuk mabar. Sasuke mana? Oh, di tempat biasa. Di dekat jendela baris ketiga. Airpod menyumbat telinganya, sesekali ia mengangguk angguk ucul menikmati lantunan musik.

"Ada kib, tapi abis ini jadwal kami olahraga"
Shikamaru selaku ketua kelas memberi jawaban.

"Oiya, jadwal kita Minggu ini sama ya"
Kiba baru saja akan keluar untuk menuju kelas lain, tapi ia teringat sesuatu. Cowok yang punya mimpi masuk jurusan kedokteran hewan itu berbalik, ia menatap ke belakang shikamru, ke arah sasuke. kali ini pria itu tengah membaringkan kepalanya sambil membaca buku kimia berbahasa Inggris.

Kiba tersenyum, saat ini ia punya ide untuk menguji kadar bucinitas si sahabat tercinta.

Sasuke yang masih fokus ke buku yang ia baca tak menyadari Kiba mendekat. Tadi malam ia melewatkan waktu belajarnya karena kewajibannya untuk meminta maaf, tapi sampai detik ini permintaan maaf Sasuke belum di-read. Mau ke kelasnya, tapi gimana yaaa, Sasuke serasa gak punya muka buat ketemu Hinata.

"Haaaaaaah..."

Sasuke menghela nafas tanpa khawatir umurnya memendek. kenapa ia malah kepikiran yang semalem lagi. Sasuke susah fokus ke yang lain emang kalo udah menyangkut makhluk mungil yang satu itu.

"Kok galau banget maaannn, hidup dibawa happy aja laaah"

"Tck. Berisik Lo"

Si penggiring opini publik yang tak bertanggung jawab mengambil kursi di depan sasuke. Sasuke harap ia tak kembali  mengeluarkan hasutan meyakinkan dan membuat jaraknya dan Hinata semakin jauh.

" gue ada berita bagus nih sas, yaa terserah Lo mau nganggap ini kesempatan atau gimana"

"..."

Tak ada respon ataupun tanda tanda ketertarikan dari yang diajak bicara.
Tapi jangan pikir Kiba langsung nyerah.

"Temen gue ada yang kelupaan bawa baju olahraga, Lo mau bantu ga?"

"Gak"

Responnya mengecewakan, Kiba semakin diabaikan, bahkan sekarang Sasuke tengah menaikkan volume musiknya. Nah, Kiba agak tersinggung di sini. Sasuke yang memperlakunnya seperti lalat yang mengais rezeki di gorengan dingin bikin Kiba gedek juga.

Yaudah, mau gak mau nama keramat harus disabdakan.

"Hinata"
Eh, dia mulai ngelirik kiba. Padahal Kiba cuma bergumam, dan lagi volume musiknya Sasuke kenceng banget sumpah, sampe kedengeran oleh Kiba walaupun ia pake airpod.

"Baju olahraganya buat Hinata?"
Sasuke melepas airpod-nya, buku kimianya terasingkan sekarang. Kiba tertawa setan dalam hati, ia sudah menemukan cheat bagaimana menarik atensi uchiha Sasuke.

"Ho'oh, Gue sebenernya niat bantuin Lo buat minta maaf, kurang baik apa gue"

Sasuke diam, ia tengah berfikir. Belajar dari kejadian-kejadian tak menyenangkan sebelumnya, kalo Kiba udah ikut campur dalam usaha Sasuke buat dekat dengan Hinata, hal hal yang seharusnya punya peluang keberhasilan tinggi bisa bisa berujung chaos. Tapi kalo ditilik dari niat Kiba, Sasuke yakin dia tulus (meskipun uang harus ikut serta didalamnya). Manusia semacam kiba mengingatkan Sasuke pada sepupu Stanley-nya Spongebob.

KHS Punya CeritaWhere stories live. Discover now