Ancaman

5.3K 686 16
                                    

"Jangan menyentuh apapun!" larang Taehyung ketika Jungkook baru saja melangkahkan kakinya ke ruang rahasianya-kamarnya.

Jungkook menganggukkan kepalanya cepat, masuk ke dalam kamar Taehyung dan menutup pintu itu kelewat pelan. Jungkook memilih duduk di atas karpet, sementara Taehyung mulai membuka jubah mandinya hingga dia setengah telanjang, hanya mengenakan celana panjang setelan piyama. Jungkook sempat terpukau sebelum akhirnya dia mengalihkan pandangannya.

"Siapa namamu?" tanya Taehyung dengan suara menginterupsi. Suara deep yang dimiliki Taehyung jelas membuat Jungkook merinding mendengarnya.

"A-aku Jeon Jungkook."

Posisi Taehyung yang masih membelakangi Jungkook membuat Jungkook penasaran dengan Taehyung. Pria itu membuatnya ketakutan.

Taehyung berbalik badan dan Jungkook baru tahu jika pria itu selesai mengeringkan rambut basahnya. "Baiklah, Jungkook." Taehyung menekankan nama 'Jungkook' di depan pemilik nama itu. "Aku tak pernah senang jika berurusan dengan orang asing yang memasuki kehidupanku. Tapi karena kau sudah menyelamatkan Namjoon Kim, kakakku sendiri, maka sebagai imbalannya kau dan kakakmu boleh menginap di sini." Taehyung menjelaskan. "Aku V, singkatan dari Vante. Vante Kim. Agar memudahkanmu memanggilku, cukup panggil aku 'V' saja." jelas Taehyung panjang lebar dengan wajah angkuhnya menatap Jungkook. Langkah ringannya membawanya ke atas ranjang dimana Jungkook berada di bawahnya.

"Aku akan menampungmu di sini untuk sementara waktu sembari mencarikanmu dan kakakmu tempat tinggal." Taehyung tanpa senyuman hanya menatap datar wajah Jungkook yang ketakutan. "Dan mulai saat ini, kau tidak boleh menyentuh barang apapun selain izin dariku, bahkan sampai mencari tahu ke akar-akarnya. Mengerti?"

Jungkook mengangguk cepat. "Y-ya..."

"Good boy!" Taehyung menyeringai. "So, let me introducing you." Taehyung mengintimidasi Jungkook dengan tatapan dinginnya. "What's happen with you on the past? Aku mencuri pembicaraan bahwa kau terlibat kecelakaan."

Jungkook tersentak. "Kau mendengarnya, V?" tanya Jungkook sedikit takut.

Taehyung mengangguk. "Of course. It's my zone, you know?" Taehyung berbisik pelan.

Jungkook menenggak ludahnya kasar. "Kebakaran. Kakiku tertindih oleh kayu yang terbakar hingga patah tulang. Aku terjebak dalam reruntuhan itu."

"I'm sorry to hear that." Taehyung mengangkat satu sudut bibirnya. "Pen, right?"

Jungkook mengangguk dengan pertanyaan yang dilayangkan Taehyung.

"So, bagaimana caranya kau mengambil pen di kakimu? Jika tidak diambil segera, pasti sudah tercampur bersama daging lunakmu, 'kan?"

Jungkook tertegun. Benar yang dikatakan Taehyung padanya. "Hyung akan meminjam uang."

"Ooops. Sorry. It's your privacy." Taehyung mengambil sebuah bantal dan dia melemparkannya ke arah Jungkook. "Sleep now." titahnya.

Jungkook tersentak. Dia terlalu terkejut dengan perlakuan Taehyung yang tiba-tiba. Dia memposisikan tubuhnya tidur di atas karpet yang begitu tebal sehingga dia yakin tidurnya akan sedikit nyaman. Walaupun hanya bantal yang menjadi temannya, Jungkook yakin dia bisa tidur dengan damai. Taehyung sudah mengambil posisi tidur di atas dan memejamkan matanya, membuat Jungkook mendesah lega ketika mendengar suara dengkuran halus dari Taehyung. Jungkook mulai memejamkan matanya dan mulai terlelap, sementara Taehyung membuka kedua bola matanya. Dia menoleh ke bawah ketika melihat Jungkook sudah terlelap dengan damainya.

"Aku pernah melihat bola mata itu. Bola mata yang terpancar begitu indah ketika aku memandangnya. Tapi...apa ada hubungannya denganku? Sementara, pemilik yang sebenarnya telah mati?" lirih Taehyung.

BLOODLUST ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang