Chapter 8

159 9 16
                                        

Jack terbangun dalam sebuah kamar yang sederhana namun begitu nyaman dan amat rapi, di samping tempat tidurnya terdapat tungku perapian dan kristal cahaya sebagai penerangan, dilengkapi dengan aroma terapi yang menenangkan suasana, dia melihat keluar dengan menyingkap tirai, dilihatnya hari sudah gelap dan hujan deras disertai angin bertiup cukup kencang diluar sana.

Jack bangkit dari ranjangnya dan keluar kamar, begitu keluar dari kamar ternyata dia langsung menuju ruang tamu, di ruang tamu tersebut ada seorang wanita yang sedang duduk di samping perapian sambil meminum minuman yang tampak seperti jus buah, perempuan itu berkulit putih bersih, rambutnya hitam sebahu, wajahnya tampak manis dan mempesona dengan bibir yang tipis dan mata membulat, dia mengenakan gaun panjang berwarna putih yang membuatnya kian anggun dan bersahaja, usianya kira-kira sekitar 30 an.

"Selamat malam Jacquess Rycell, kuharap istirahatmu cukup nyaman ya, maaf kalau tempatnya seadanya," Sapa wanita itu sembari tersenyum ramah.

"Kamu...siapa?? Bagaimana kau bisa tahu namaku," Tanya Jack kebingungan.

Wanita itu kembali tersenyum, "Duduklah..." katanya

Jack pun lantas duduk di kursi tamu yang berdekatan dengan meja

"Namaku Katharine, dan aku adalah penghuni pondok ini, yaa, tentu kami mengenalmu, kami tahu tentang apa yang terjadi di "Dunia Luar",termasuk tentang dirimu" Jawab wanita itu

Jack terdiam sejenak, kemudian dia bertanya lagi, "tadi kau bilang "Dunia Luar" memang ini dimana??

"Kiranya dapat dipahami kalau engkau bingung dan tidak tahu sedang ada dimana, kau datang kesini secara tiba-tiba, dan tanpa persiapan pula,"

Katharine melanjutkan, "Jacquess Rycell, kuucapkan selamat datang di Hyperborea."

Jack tak kuasa menyimpan rasa terkejutnya tatkala mendengar jawaban Katharine itu, dia benar-benar tak menyangka kalau saat ini dia tengah menjejakkan kaki di Hyperborea, negeri legendaris yang hanya ada dalam hikayat dan dongeng orang-orang zaman dahulu

"Tempat ini?? Hyperborea?? Negeri Matahari Terbenam?? Tanah Para Pahlawan?? Mulut Jack mencecar dengan banyak pertanyaan seolah-olah tiada percaya.

"Benar, inilah tempat dimana generasi pertama para pahlawan lahir, yaitu para Patronium, yang melindungi manusia dari kuasa jahat serta ancaman makhluk asing," Jawab Katharine dengan yakinnya.

Jack kembali terdiam, dia tak berkata apapun sembari menundukkan kepala, berbagai macam perasaan campur aduk dihatinya, antara senang, sedikit bangga, namun juga gelisah dan bingung mengapa iblis itu membawanya ke tempat sehebat dan seagung ini.

Katharine kembali memanggil seseorang, dan tak lama datanglah seorang gadis berperawakan kecil dengan rambut panjang hitam yang dikuncir, berkulit kuning langsat dan matanya agak sipit, wajahnya tampak manis dan memberikan ciri khas tersendiri yang cukup enak dipandang mata, dia memakai pakaian sederhana berupa kaos pendek berwarna merah muda dan rok longgar selutut berwarna serupa, dan dia sekarang berada di samping Katharine.

Jack ingat betul rupa dan wajah gadis kecil ini, tak lain tak bukan, gadis itulah yang dia jumpai tatkala berada di reruntuhan suatu bangunan yang amat megah, yang kemudian di kejar Jack namun tiada mampu terkejar karena saking cepatnya.

Katharine memintanya untuk membuatkan minuman dan sesaat kemudian, dia kembali ke belakang.

"Nama gadis itu adalah Farina Kin, dialah yang memberitahu aku kalau kau pingsan di lembah, dia melihatmu tatkala sedang berada di reruntuhan Galderyus Manor," ujar Katharine seperti menjawab kebingungan Jack

"Galderyus Manor... Ahh, aku tahu itu, itu ialah tempat dimana kesatria legendaris Galderyus tinggal sekaligus melatih calon-calon kesatria yang masih muda... begitu kah, ternyata aku telah menginjakkan kaki di peninggalan yang amat luar biasa..." Gumam Jack.

The Journal of the Daydreamer : An Introduction to Battlemarch UniverseWhere stories live. Discover now