Hari ini aku pergi ke kantor terlalu pagi. Gara-gara obrolanku dengan Mike tentang si penguntit aku jadi tidak bisa tidur nyenyak karena mimpi buruk yang membuatku ingin muntah itu datang lagi.
Aku berjalan sambil memainkan handphone, sampai mataku bertemu dengan seluet laki-laki yang aku lihat kemarin. Aku bergegas mengejarnya, saat dia hendak ke parkiran aku cepat-cepat memegang tangan kecil itu. Dia menoleh kebelakang dengan tampang terkejut. Dan langsung membulatkan mata saat melihatku.
"Bisa kita bicara?" kataku yang langsung menarik tangannya menuju cafe depan kantor.
Aku terus menatapnya dari atas kebawah. Dia menunduk gugup dengan tangan saling menggenggam. Aku tidak peduli bagaimana rupaku di hadapannya. Pikiranku hanya satu jika dia sungguh menyukaiku aku akan bertindak tegas.
"Aku tidak peduli siapa kau, yang aku pedulikan kenapa kau terus mengirim makanan? Dan sejak kapan kau membuntutiku?" tanyaku tanpa basa-basi. Persetan dengan tatakrama karena sejak kecil aku tidak suka pelajaran itu. Dia melirik ku takut dan kembali menunduk.
"Syukurlah kau baik-baik saja,"
"Hah?" Alisku bertaut. Kenapa dia malah tersenyum dan memandangku dengan mata berair. Sakit mata kali ini orang!
"Apa kau sehat?" tanyanya dengan suara pelan.
"Heh kita tidak saling kenal! Jangan sok akrab,"
"Kali ini aku akan berusaha menjagamu." Katanya dengan senyum lebar yang menampakkan lesung di pipinya. Setelah menghapus ceceran air mata, dia berjalan pergi tanpa menatapku. Aku masih duduk diam disana dengan ekspresi bingung. Maksudnya apa?
@@@Sat! kenapa hari ini aku sial sekali. Pagi tadi bicara dengan orang aneh, siangnya aku harus mengikuti papa meeting dan rapat tertutup bersama manajer lain yang memakan waktu yang tidak sebentar hingga pinggang ku sakit akibat terlalu lama duduk. Belum lagi di suruh menyeleksi karyawan baru akibat ulahku kemarin. Sekarang disaat aku hendak pulang untuk istirahat dan makan, mobil kurang ajar ini harus bocor segala. Mana handphoneku mati, bagaimana cara aku menghubungi Mike atau memesan taksi online?
Tidak ada cara lain, aku harus naik angkutan umum atau pergi ke pangkalan taksi.
Sambil melepas dasi dan jas aku melangkah menuju jalan raya. Aku mengutuk papa dan pekerjaan menyebalkan ini. Sampai akhirnya tanganku ditarik paksa kebelakang. Aku tersadar saat melihat jalanan ramai dan mobil kencang yang hampir menabrakku. Kalau tidak ada yang menarik entah apa yang terjadi. Aku mengalihkan tatapan dan bertemu mata dengan laki-laki yang aku temui tadi pagi.
"Hampir saja, seharusnya kau lebih berhati-hati," katanya dengan wajah khawatir. Aku melepas tangan secara paksa.
"Bukan urusanmu," kataku ketus, dia malah membalas senyum dan kembali menggandeng tanganku.
"Mumpung di sini kita beli roti yuk? Bakery langganan ada disebalah sana, ayo?" dia menarikku untuk mengikutinya. Maksudnya apa? Tapi karena lapar aku pun menurut.
Hanya melewati beberapa toko aku dan laki-laki pendek ini sampai didepan toko roti. Tidak ada yang spesial dari desain tokonya. Tapi saat laki-laki pendek ini membuka pintu langsung tercium aroma roti yang menggugah selera. Banyak sekali pilihan roti disini, mulai dari yang hambar sampai berasa manis. Sejak bekerja dikantor papa aku tidak tahu ada bakery? Itu karena aku tidak terlalu suka makanan penutup atau selingan. Tapi entah kenapa aku merasa nyaman dan suka tempat ini.
"Aku sudah memesan, yuk cari tempat duduk," katanya, dan aku ikuti tanpa bicara. Dia memilih beberapa roti manis dan gurih serta dua gelas kopi hangat. Tanpa menunggu aku memilih satu roti gurih dan memakannya. Ini enak, aku yang tidak terlalu suka roti bisa menikmatinya. Dan lagi perasaan apa ini? Aku merasa familiar padahal aku sudah bilang tidak pernah kesini sebelumnya. "jangan menunda makan, itu tidak baik untuk kesehatan," katanya dengan senyum lebar. Aku memilih diam sembari menghabiskan roti yang aku pegang. Setelahnya aku menatap dia dengan pandangan menyelidik.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart
Fanfictionaku homophobic. tapi sialnya laki-laki aneh itu selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. aku membencinya sangat benci! sama seperti aku membenci keluarga, Orang-orang dunia pelangi dan orang-orang yang mendukung mereka. semua aku benci, kecuali ibu d...