Part 7

10.1K 505 10
                                    

Setelah menyiapkan semua pakaianku dan pakaian kak Afnan untuk dibawah besok, akupun langsung bersiap untuk tidur, tapi aku bingung harus tidur dimana. Saat ini aku sudah tak mengenakan cadarku tapi aku masih mengenakan hijab instanku, jujur aku masih malu untuk melepas hijab didepan kak Afnan. kulihat kak Afnan yang sudah berada diatas tempat tidur sambil memainkan handphonenya.

"Kamu ngapain berdiri disitu? Emangnya kamu nggak ngantuk apa?" ucap kak Afnan yang melihatku sambil meletakkan handphone nya dinakas samping tempat tidur.

"Hmm, anu kak itu, aku tidur dimana," ucapku gugup

"Tidur disinilah, emangnya kamu mau tidur di sofa?" ucap kak Afnan

"Ng-nggak mau kak, tapi apa boleh?" ucapku yang masih gugup

"Boleh," Ucap kak Afnan yang langsung merebahkan dirinya ditempat tidur dan menarik selimut hingga menutupi dadanya.

Akupun langsung beralih kesamping kiri kak Afnan untuk tidur.

"Hmm, kenapa hijabnya masih dipakai, emangnya kamu nggak gerah apa tidur sambil makai hijab," ucap kak Afnan yang melihatku yang sudah berbaring disampingnya, kami saling bertatapan cukup lama hingga akupun sadar dan langsung memalingkan wajahku kearah lain.

"Anu kak itu," ucap ku gugup karena hal tadi

"Anu apa? Itu apa? Dasar kalau ngomong itu yang jelas dong," ucap kak Afnan jengah

"Aku malu kak," ucapku pelan

"Malu? Hahahah, kamu polos banget ya jadi perempuan, aku baru pertama kali loh lihat perempuan kayak kamu," ucap kak Afnan dengan tawa besarnya itu, ada apa dengan sikap kak Afnan saat ini, kenapa bisa berubah seperti itu, biasanya dia akan bersikap dingin kepadaku tapi sekarang, ahh sudahlah.

Akupun langsung membuka hijab yang kukenakan, dan membiarkan rambutku terurai, walaupun masih ada perasaan malu.

"Nih, udahkan," ucapku yang melihat kak Afnan yang terus menatapku

Jujur saat ini aku sangat gugup, apalagi ini adalah pertama kalinya aku dan kak Afnan sekamar, kami tidur dengan bantal ditengah sebagai pembatas antara diriku dan kak Afnan.

🥀🥀🥀

Seperti biasa, aku terbangun sekitar jam tiga untuk melaksanakan sholat tahajjud, namun saat ingin bangun aku merasakan sesuatu yang berat berada dipinggangku, ternyata itu adalah tangan kak Afnan, aku sungguh sangat gugup dengan situasi saat ini dimana aku dan kak Afnan saling berhadapan dan kak Afnan yang memeluk pinggangku, bagaimana bisa jadi seperti ini, kemana bantal yang semalam sengaja kak Afnan berikan ditengah-tengah kami.

"Ka-kak, le-lepasin du-dulu," ucapku dengan gugup serta berusaha melepaskan tangan kak Afnan dari pinggangku. Bukannya melepaskan pelukannya kak Afnan malah tambah mengeratkannya.

"Kak, lepasin dulu! Aku mau sholat," ucapku lagi

"Hmmm, apaan sih?" ucap kak Afnan yang langsung membuka matanya dan menatapku.

"Le-lepasin dulu, aku mau sholat," ucapku gugup

Kulihat kak Afnan menautkan alisnya seperti bingung dengan perkataanku.

"Lepasin apa?" ucapnya kemudian

"Ta-tangannya," setelah aku mengatakan itu kulihat kak Afnan pun tersadar dan langsung melepaskan tangannya dari pinggangku.

"Ma-maaf, aku nggak sengaja," ucap kak Afnan seperti gugup

"Nggak apa-apa kok kak, yaudah aku ambil wudhu dulu ya, ka-kak mau sholat ju-ga," ucapku yang pada bagian terakhir gugup karena aku takut akan dibentak lagi seperti waktu itu.

CEO Dingin Dan Wanita Bercadar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang