Part 6

10.8K 500 13
                                    

          'Disaat Allah mengujimu dengan cobaan yang amat berat itu berarti Allah menyayangimu dan Allah sangat merindukan rintihan do'amu'

                              🥀🥀🥀
   
     Pagi ini seperti biasa aku kembali melakukan rutinitas ku sehabis sholat subuh aku langsung kedapur untuk memasak bersama Bi Mina. Alhamdulillah masakanku dan Bi Mina telah jadi dan kini telah tersaji dimeja makan. Masalah yang semalam sebenarnya belum hilang dari pikiranku,tapi aku tak mau berlarut-larut untuk memikirkannya, karena itu hanya akan membuatku sakit. 

"Non Hana, bibi panggil Den Afnan dulu ya?" ucap bibi lalu beranjak pergi setelah aku menganggukkan kepalaku. Aku tak tahu jam berapa semalam kak Afnan pulang, karena semalam aku tertidur sehabis menangis.

         Kudengar suara bel rumah berbunyi, entah siapa yang datang bertamu pagi-pagi begini. Saat membuka pintu aku melihat seorang wanita dengan baju yang kurang bahan dan sangat ketat hingga membentuk lekuk tubuhnya itu, dia tersenyum padaku tapi aku tak tahu apa arti dari senyumannya itu.

"Cari siapa ya?" tanyaku sopan

"Afnannya ada?" tanyanya sinis

"Ohhh kak Afnan, ada kok didalam. Silahkan masuk," ucapku ramah, aku tak tahu siapa perempuan itu, aku hanya berpikir positive mungkin itu sekretarisnya kak Afnan.

"Hmm kalau boleh tahu, kamu siapanya kak Afnan?" tanyaku saat dia telah duduk di sofa ruang tamu

"Ohh iya, kenalin gue Cindy pacarnya Afnan," ucapnya tersenyum sinis kepadaku. Degg ternyata dia perempuan yang tadi malam yang mengangkat panggilan dariku saat aku menelpon Kak Afnan, Ya Allah ngapain lagi dia datang disini, apakah dia tak tau kalau kak Afnan telah menikah?  Atau dia ingin membuatku cemburu? 

"Kenapa Lo kaget ya?  Gue tau kok kalau Afnan itu udah nikah dan lo istrinya Afnan, tapi gue dan Afnan nggak akan berpisah, asal lo tau Afnan itu cintanya sama gue doang, lo itu cuma istri diatas kertas doang, dan lagian ya gue jamin sebentar lagi Afnan bakal ceraiin lo dan bakal nikah deh sama gue, ya jelaslah mana mau Afnan sama perempuan model kayak lo yang pakai baju, hijab yang serba lebar ini sama pake cadar juga ehhh sumpah model lo ini kayak ibu-ibu banget, Ceo kayak Afnan itu cocoknya cuma sama perempuan kayak gue, pasti muka lo jelek ya, sampai tuh muka ditutupin kayak gitu," ucapnya tajam dengan nada mengejek. Apa yang salah dengan caraku berpakaian ini? Aku menutup auratku dengan sempurna, karena aku tak ingin mata laki-laki lain melihatnya, aku hanya ingin kak Afnan yang melihatnya. Sungguh saat ini aku sangat berusaha untuk menahan air mataku ini agar tidak menetes, entahlah akhir-akhir ini aku terlalu sering mengeluarkan air mata.

"Cindy ngapain kamu disini?" ucap kak Afnan yang tiba-tiba berada diruang tamu

"Hi Sayang," ucap Cindy lalu beranjak kearah Kak Afnan dan mencium pipi kanan dan kiri kak Afnan. Ya Allah Hamba sungguh tak sanggup untuk melihat suami hamba dicium oleh wanita lain.

"Cindy apaan sih kamu," ucap kak Afnan sambil mendorong Cindy pelan

"Ishh kamu kenapa sih sayang," ucap Cindy sedikit marah

"Harusnya kamu tahu Cindy ini itu dirumah aku dan yang tinggal disini bukan cuma aku doang, Bi Mina dan pak Asep juga ada kalau mereka lihat dan laporin ke Mama aku bisa dimarahin habis-habisan sama Mama," ucap kak Afnan sambil melirikku sekilas.

"Hmm kak, Ha-na ke-kekamar du-dulu ya," ucapku lalu beranjak pergi, karena kali ini aku sudah tak sanggup untuk menahan air mataku ini.

       Sesampainya dikamar akupun langsung menumpahkan air mata yang dari tadi berusaha kutahan. Ya Allah apakah Hamba sanggup menjalankan kehidupan rumah tangga ini, sungguh hamba hanya manusia yang lemah, yang mempunyai batas kesabaran, Ya Allah jangan sampai hatiku ini dipenuhi dengan amarah yang akan membuat pernikahan ini hancur, Ya Allah luluhkan lah hati kak Afnan agar dia bisa mencintaiku.

CEO Dingin Dan Wanita Bercadar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang