32 - Kebohongan Besar

316 65 27
                                    

Baru membuka mata, bau khas rumah sakit langsung masuk ke indra penciuman tanpa izin. Bayu meringis kala nyeri di kepalanya masih belum hilang. Samar-samar, ia mendengar orang berbicara tepat di depan pintu rawatnya, yang ia rasa suara itu sangat ia kenali.

Masih memegang kepalanya, Bayu tertatih untuk mengampiri letak suara yang ia kenali itu. Bayu mengerjapkan matanya berulang kali, menajamkan indra pendengarannya kala tau bahwa ada rahasia besar yang selama ini menjadi potongan-potongan yang selalu menggangu isi kepalanya.

Bayu sedikit mendekatkan lagi tubuhnya sampai lengket dengan pintu yang terbuka sedikit.  Tangannya masih setia memegang knop pintu tanpa ada niat membukannya lebih lebar lagi. Kaca yang tembus pandang keluar  membuat matanya melihat dua orang wanita paruh baya yang tengah melepas rindu.

"Tunggu. Kamu ... ibunya Bayu? Jadi ... Anda?"

Tawa Lauren  masih terdengar jelas di telinga Bayu yang menjadi jawaban. "Bayu itu Anda, Re. Nama dia, kan Bayu Andara Louis Evans."

Pernyataan Lauren sukses membuat mata Bayu membulat sempurna. Ia kembali mendengarkan lagi apa yang mereka ucapakan. Sekarang Bayu tampak seperti tukang nguping yang handal.

"Kenapa Bayu bisa sakit kepala setelah liat foto kecilnya sama Aya?" tanya Rere  yang dilihat Bayu adalah wajah cemas.

"Sebenarnya, dua tahun lalu, Bayu mengalami kecelakaan. Dia yang katanya belajar naik motor, malah keserempet mobil yang menyebabkan kepalanya terbentur trotoar jalan.

"Saat dibawa ke rumah sakit, dokter bilang kalau dia mengalami hilang ingatan jangka pendek. Aku pikir, dia mungkin hanya lupa bagian tertentu saja. Tapi ternyata, setelah sebulan, aku baru tahu jika Bayu ternyata lupa semua tentang Aya-nya. Gadis yang selalu ia rindukan itu malah ia lupakan."

Bahkan Bayu tersedak oleh ludahnya sendiri ketika mendengarkan fakta yang baru ia tau.  Jadi selama ini ibunya tak bilang apapun soal kecelakaan yang menimpa dirinya. Sampai ia harus menerka-nerka sendiri, menyusun potogan memori tanpa  kisi-kisi yang jelas. Sungguh tega ibunya, membiarkannya berjuang sendiri dalam menyusun itu, pikirnya.

"Jadi, sejak kapan kamu kembali?"

"Kami baru tiga bulan pindah ke sini. Aku berharap membawanya ke sini agar dia mengingat memori lamanya kembali. Tapi ... sepertinya aku malah bikin dia tersiksa."

Isakan Lauren jelas-jelas terdengar di telinga Bayu. Ternyata ibunya itu ikut berjuang tanpa ia tahu. Jadi siapa yang ia salahkan? Dirinya yang payah mengingat, ibunya yang tak berbicara apapun, atau keadaan dan waktu yang tak memihak dirinya?

Bayu masih terpaku di tempat. Rasanya pintu tadi terasa berat untuk ia dorong. Mengapa ibunya tak memberitahu jika ia hilang ingatan? Apa karena ingatan itu hanya menghapus jejak memori yang takkan mungkin ditemui lagi?

Pemuda itu berjalan kembali ke ranjangnya. Mendudukkan diri di sana dengan pikiran menerawang. Ia ingat segalanya. Benar, Bayu adalah Anda. Namun, karena kecelakaan bodoh yang ia alami dua tahun lalu, pemuda itu malah kehilangan ingatan mengenai satu orang penting yang membuatnya kepalang jatuh hati.

Aya-nya.

Dia ingat di mana dulu pernah membelikan sahabatnya cilok saat tengah kesal. Ia ingat saat di mana mereka sering menghabiskan waktu bersama di rumah pohon. Dan yang paling ia ingat adalah saat di mana pelukan terakhir mereka lima tahun lalu. Bayu ingat semuanya. Bahkan pelukan itu masih terasa hingga saat ini.

"Kenapa gue nggak sadar sih, Fa, kalo lo itu Aya? Kenapa gue sebodoh itu ngebiarin lo nunggu gue? Arghhh!"

Bayu langsung meraih jaket yang ia kenakan tadi, mengambil tasnya dan langsung keluar dari kamar rawatnya, membuat Rere dan Lauren segera menahannya untuk tidak pergi.

23.59 [ lengkap ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon