Part32

785 19 2
                                    

°°°°°°°°°°
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
°°°°°°°°°°

~🌼🌼🌼~

Matahari sudah mulai menampakan dirinya, sinarnya mulai menerangi rumah Vira.

Nampak seorang laki-laki yang baru saja bangun keluar dari kamarnya sambil mengucek-ngucekan matanya yang masih ingin menutup.

"Buset...! ini apaan si?!" teriak Tio saat melihat keadaan di dalam rumahnya.
Pak Bram dan Bu Desi terbangun karena teriakan Tio.

"Kenapa si? Pagi-pagi udah teriak-teriak?! Ini bukan hutan," gerutu Bu Desi sambil keluar dari kamarnya dan tak sangka ternyata Bu Desi juga ikut terkejut saat melihat seisi rumahnya.

Pak Bram dan pembantu keluarga Vira juga ikut kaget saat mereka mulai melakukan aktivitas mereka dan melihat seisi rumah.

"Ya ampun, semalem gak separah ini." Protes Pak Bram melihat sekeliling penjuru rumah.

"Semalem? Semalem emang kenapa Yah?" tanya Tio heran.

Ruangan tersebut nampak penuh dengan busa yang dilakban Reza pada hampir seluruh benda. Beberapa tempat juga nampak kosong karena Reza sudah memindah-mindahkannya. Ruangan tersebut lebih seperti wahana bermain mandi busa di taman fantasy bukannya sebuah rumah.

Pak Bram menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan Reza. Bu Desi menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Tio masih bingung dengan apa yang terjadi, semalam dia tidak keluar-keluar kamar karena video call an bersama Silvi sampai tertidur.

"Ayo! kita sebaiknya beraktivitas seperti biasa saja. Biarkan Reza melakukan semua yang dia mau, toh itu pasti demi Vira." Pasrah Bu Desi yang kemudian dituruti Tio dan Pak Bram.

***

Vira terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat sekeliling kamarnya.

'Apa ini?! Eh inikan ulah Reza semalem.' Batin Vira tersadar.

Vira kemudian melepaskan pelukan Reza dan segera pergi ke kamar mandi tanpa membangunkan Reza.

Reza masih tertidur pulas karena semalam dia bekerja keras sendiri, Vira tak tega membangunkannya. Vira kemudian turun sendiri dan lagi-lagi ekspresinya sama dengan keluarganya tadi pagi.

"Ya ampun ini semua ... Ini ... " Vira gelagapan melihat seisi rumah yang sudah tampak seperti rumah busa.

"Ayo duduk V," ajak Bu Desi yang sedang memasak bersama Bi Tika.

"Suami lo over protective! Tau gak? Lebay amat!" ujar Tio mendengus kesal.

"Gakpapa lah biarin aja, lagian ini emang lebih aman buat Vira." Balas Pak Bram yang tengah membaca koran sambil menyeruput teh hangatnya.

Vira hanya tersenyum kecut karena tidak enak dengan tingkah suaminya itu.

"Ya ampun! Vira?!" teriak Reza yang terkejut tidak mendapati Vira disampingnya. Reza kemudian segera berlari keluar kamar dan menuruni tangga menuju dapur mencari Vira.

"Kamu turun kok gak bangunin aku?" tanya Reza dengan napas yang tersenggal-senggal.

Vira tidak menoleh sedikitpun, rasanya dia ingin memukul Reza karena menurutnya prilaku Reza berlebihan.

Reza kemudian duduk disamping Vira dan mengambil peralatan makan Vira.

"Kamu aku suapin!" tegas Reza tak ingin ada penolakan.

"Kamu mau kemana?"

"Mau ambil minum Za," jawab Vira mulai kesal.

Reza kemudian mengambil air untuk Vira. Setelah itu dia membuatkan Vira susu khusus ibu hamil.

"Nih, diabisin ya." Pinta Reza sambil memutar kursi Vira menghadap kearahnya.

Saat makan Reza menyuapi Vira kembali, Tio tersenyum sinis dengan prilaku Reza pada Vira. Sedangkan Pak Bram dan Bu Desi hanya acuh saja.

***

"Aku berangkat ya, inget hati-hati. Kalau mau apa-apa sebaiknya panggil Bi Tika atau telpon aku aja deh nanti aku bakalan langsung pulang kok. Oh ya kalau jalan jalan dirumah jangan—"

"Iya-iya, sekarang kamu berangkat. Udah siang." Potong Vira menghentikan ceramahan Reza yang panjang lebar.

Rezapun mengecup kening Vira dan pamit pergi ke kantor karena ada hal mendadak yang harus diselesaikan. Sekalian Reza akan memberi pengumuman bahwa dirinya tidak akan masuk selama Vira belum melahirkan.

"Ya ampun Za ... " Monolog Vira sambil menghela napas panjang kemudian berjalan masuk ke rumah.

Cklekk

"Kak Tio lagi ngapain?!" tanya Vira terkejut melihat Tio yang ada dibelakang pintu.

"Eh ... Itu ... Apa ... Euh ... "

"Hayoh ... Abis ngapain disini?" goda Vira.

"Eh Kakak cuma mau keluar beli alpukat buat kamu," balas Tio yang sudah kehabisan pikiran. Sebenarnya Tio sedang mengintip Vira dan merasa senang karena Reza pergi ke kantor, dia sudah tidak tahan dengan prilaku Reza.

"Bagus dong, gantiin jus aku yang kemarin." Ucap Vira sambil mencubit perut Tio.

Tio langsung mengejar Vira karena kesal perutnya yang sakit dicubit Vira.

"Jangan lari-lari gitu, nanti ja—"

"Aduh!"

Belum selesai Bu Desi bicara, Vira tidak sengaja tersandung dan terjatuh tapi untung saja tidak apa-apa karena karpet yang pasang Reza.

"Kamu gakpapa V?" tanya Tio cemas sambil membantu Vira bangun.

"Sakit tau!" ketus Vira memegang lututnya.

"Pokoknya aku mau jus alpukat sekarang!" gertak Vira yang membuat Tio segera pergi untuk membeli alpukat.

~TBC~

Dipaksa Nikah Jadi Cinta  [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang