chapter 1

628 45 4
                                    

Hari ini lagi-lagi ada pengantar online yang mengirim bekal makanan dengan memo kuning diatasnya. Sama seperti sebelumnya isi memo itu 'Semangat untuk hari ini, percayalah Tuhan selalu membantu dan lindungi kamu'. Aku yang seorang tidak taat agama membaca hal itu dengan geli. Apa ini bagian dari promosi tempat ibadah? Aku tidak pernah ambil pusing, tanpa membuka kotak bekal aku langsung membuangnya ketempat sampah. Aku bukan tipe yang suka makan pemberian orang lain, apalagi dari pengirim tidak dikenal. Bagaimana jika makanan itu mengandung hal berbahaya? Siapa yang akan bertanggung jawab?

Setelah membuang makanan itu, aku melangkah dengan santai menuju ke ruang kerja. Aku belum memperkenalkan diri, namaku Jumpol Adulkittiporn panggilan Off. Aku seorang manajer di sebuah perusahaan milik orangtua. Aku tinggal di sebuah condo pinggir kota yang memiliki pemandangan pantai. Aku memiliki ayah, ibu, adik laki-laki yang tiga tahun lebih muda dariku serta adik perempuan yang masih berada dibangku sekolah dasar. Dua adikku itu terkenal berkelakuan baik dibandingkan dengaku, itupun kata orang. Padahal hidup, sifat dan kepribadianku jauh lebih baik dari siapapun. Karena aku nyaman melakukannya.

Memilih tinggal sendiri karena aku tidak suka diawasi orang tua. Apalagi ibuku tidak terlalu menyukai pacarku yang sekarang. Padahal seharusnya ibu senang karena sebelum aku mengenal pacarku yang sekarang, aku adalah laki-laki yang suka berganti pasangan. Bagiku kaum perempuan hanyalah sebuah kesenangan. Saat pertama kenal adalah tantangan, saat sudah bersama sebuah tugas bagaimana caranya memikat dia untuk berhubungan lebih jauh. Setelah itu mereka seperti kucing yang bisa kita buang setelah bosan.

Tapi untuk pacarku yang sekarang agak berbeda. Dia selalu sukses membuatku bergairah. Memang sih dibelakangnya aku masih pacaran dengan banyak perempuan tapi itu semua hanya untuk mengisi waktu luang. Jika sesekali pacarku sibuk.

Aku melangkah menuju ruangan, dan berhenti saat mataku melihat dua orang laki-laki tengah bergandengan di Koridor. Salah satu dari mereka menyenderkan kepala di bahu yang lain dan yang disenderi malah tersenyum sambil mengelus wajah pasangannya.

Dengan cepat aku langsung masuk ke ruangan, lalu menelpon sekertaris. Tidak lama perempuan tinggi langsing berdiri dihadapanku.

"Iya Pak,"

"Kau kebagian HRD sekarang, lalu pecat dua laki-laki yang tadi lewat di Koridor,"

"Maksud bapak, Jun dan W?"

"Mana kutahu nama mereka pokoknya yang berjalan bersama di Koridor sebelum aku!"

"Ta-tapi kenapa pak? Bukannya kinerja mereka baik?" tanya sekertarisku dengan wajah bingung. Aku menggeprak meja sambil menatap tajam kearahnya.

"Kalau kubilang pecat mereka ya pecat! Jangan banyak tanya! Apa kau mau mengantikan posisi mereka?"

"I-iya, mohon maaf Pak? Permisi." Katanya takut tanpa melihatku.
@@@

Aku melangkah menuju pintu utama. Mama menyuruhku untuk pulang, dan aku tidak bisa menolaknya. Aku langsung menuju ruang makan karena jam segini waktunya berkumpul untuk makan malam. Dan benar, disana sudah ada papa, mama dan dua adikku. Mama langsung memeluk layaknya anak kecil, padahal aku hanya 1 minggu tidak pulang.

"Duduklah, mam membuat makanan kesukaanmu," katanya sambil mengelus rambutku. Aku mengangguk dan duduk di sampingnya. Aku menatap adikku dan papa. Adik perempuanku tersenyum, adik laki-lakiku sama seperti papa sibuk dengan makanannya.

"P'Off menginap kan?" tanya adik perempuanku tanpa menghilangkan senyum lebarnya. Entah kenapa dia sangat sayang padaku dan akupun menyayanginya. Hanya dia dan ibu yang aku pedulikan dikeluarga ini.

Kami makan dalam diam. Tidak ada yang berani berbicara karena peraturannya memang begitu. Hal utama yang aku tidak suka dan akan aku dapatkan jika terus berada disini, peraturan yang mengikat. Setelah makan papa akhirnya menatap anggota keluarganya.

My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang