BAB 04 - TIGA PREMAN PENGGANGGU

3 0 0
                                    


Untuk mengetahui siapa nama yang ada dikertas itu, akhirnya mereka, (Rendi, Angga, Widi) memutuskan untuk pergi ke pameran tempat dia membeli DVD itu, setelah sampai disana akhirnya mereka menemukan tempat Rendi membeli DVD itu lalu menanyakanya kepada pedagang.

"Permisi mas, saya mau tanya-tanya sedikit boleh gak?" tanya Rendi dengan sopanya.

"Silahkan dik, ada apa ya?" jawab pedagang DVD itu.

"Bapak dapat semua DVD-nya dari mana ya?"

"Ooh, saya ngambilnya ngacak dek, kadang dari studionya langsung atau ke langganan saya di Jalan Perbajakan disana dek"

"Oh gitu, kalau DVD ini bapak darimana ngambilnya?" tanya Rendi sambil menujukkan DVD yang baru dia beli kemarin.

Pedagang itu memerhatikan DVD-nya, setelah memerhatikan dengan jeli dan seksama kemudian dia berkata "Wah ini saya gak tahu, soalnya gak ada tanda darimana DVD ini saya ambil.."

Rendi sedikit terkejut, "Emang tanda kayak gimana pak?"

Pedagang itu mengambil beberapa DVD yang ada di tendanya, "Nih, kalo ngambil dari Studio langsung, ada stiker cap nya, terus kalo ngambil dari Perbajakan, ada tanda tanganya".

Merekapun kaget tidak menyangka dengan apa yang terjadi padanya.

Kemudian pedagang DVD itu bertanya lagi, "Emangnya ada apa dek?"

"Eh enggak pak cuma nanya aja, terimakasih pak, kami pamit dulu" ucap Rendi karena tidak ingin tahu ada yang aneh dengan DVD-nya.

Mereka kemudian berkumpul di taman pameran disana,

"Jadi DVD ini bukan asli ngambil dari pedagang itu biasanya ngambil?" Rendi kebingungan.

"Berarti ini kasus penyeludupan!!" ucap Widi.

"Hah? Penyeludupan?" Bingung Rendi.

"Eh, pacar gue udah nunggu dikafe nih, gue cabut duluan ya, kalian selesaikan saja ini dengan penuh keseriusan yah?? dadah.." Anggapun cabut dari tempat itu dan menuju kafe tempat pacarnya sudah menunggu.

"Kebiasaan si Angga, selalu belok ditengah jalan kalau ada masalah kayak begini" Widi cemberut.

"Gak apa-apalah, lagian ini cuma DVD, gak usah terlalu dipikirin, mendiing pikirin tugas kuliah yang numpuk, kalo gak selesai kita gak bisa ikut Study Tour loh" ucap Rendi.

"Udah bosen jalan-jalan gue" Widi-pun terlihat kesal.

"Jiah laki-laki kok pundungan, yaudah gue cabut dulu mau beli kuota, mau ikut gak?" ajak Rendi.

"Gak ah, silahkan aja" Widi menolak tawaran Rendi, dan Rendipun pergi sendiri.

Setelah Rendi sampai di konter, dia langsung ke ibu-ibu penjualnya dan membeli kuota yang 12 GB seharga Rp. 60,000. Tanpa dia sadari dia melihat Cahya sedang menunggu didepan konter itu, Rendi berfikir untuk menjemputnya.

"Hm... ada si Cahya tuh, gue jemput gak ya? Kasian dia,hemm" Rendi berfikir-fikir dulu sebelum menjemputnya, akhirnya karena Cahya tidak mendapat angkutan umum dan cuaca saat itu sudah mulai mendung, sepertinya akan hujan deras.

Tanpa pikir panjang Rendi angsung menyalakan motornya dan menghampiri Cahya, kemudian membunyikan klaksonya.

Tiitt.....Tiiitt

Cahya menoleh kearah Rendi, "Idiiih,, berisik amat, motor jelek aja dipamerin"

Rendi agak kesal mendengar ucapan Cahya, namun dia menghiraukanya dan membalas balik ejekan Cahya, "Ngapain lu disini, nunggu hujan? Hahaha pasti di rumah lo gak ada air ya sampe nunggu hujan segala, hahaha"

Ai No Dorama 02 - Antara Cinta dan PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang