PART 8

806 54 1
                                        

Bisakah kita bertemu malam ini?

xxxx

Baiklah.

Kirimkan lokasinya saja padaku.

Suho langsung mengirimkan lokasi kepada penerima pesan itu. Ia meghela nafasnya sebelum melanjutkan latihannya kembali.

SKIP MALAM

" Maaf aku terlambat" orang itu langsung duduk didepan suho yang sedang menikmati coffe latenya.

" tak apa, aku juga baru sampai. " suho memberikan senyumnya ke orang itu.

Suho memanggil waiters untuk memesan pesanan orang didepannya itu.

" kau pesanlah dulu." Suho memberikan daftar menu ke orang itu. Orang itu segera memesan dan kemudian keheningan menyapa mereka. Tak lama pesenan orang itu datang.

" terima kasih" ujarnya ke waiters.

" jisoo-ya " panggil suho setelah waiters itu pergi. Ya orang itu jisoo. Suho ingin menyelesaikannya juga malam ini.

" nee ? " jisoo tersenyum lebar menatap suho.

" aku ingin jujur " jisoo merasakan deguban jantungnya makin kencang setelah suho mengatakan itu.

*apa ia akan mengungkapkan perasaannya ?* jisoo tersenyum membayangkan hal itu.

" aku sudah memiliki kekasih." Ungkap suho.

"a..apa ?" dunia jisoo seakan berhenti. Ia merasa seperti diterbangkan setelah itu ia dijatuhkan dengan kasarnya.

" aku sudah memiliki kekasih. Jadi ku harap kau tak salah paham atas sikapku kepadamu. Aku menganggapmu hanya seperti adik perempuanku. Maafkan jika sikapku salah."

Hati jisoo mencolos mendengar ungkapan suho. Ia merasakan matanya memanas.

*apa aku terlalu jauh berharap dengan suho oppa ? apa aku sudah kalah bahkan sebelum berjuang* air mata jisoo jatuh tanpa permisi. Ia menatap kecewa pria didepannya, namun ia segera tersenyum dan menghapus kasar air matanya.

" a..ak..aku juga menganggap oppa seperti kakak laki-laki ku kok. Oppa tenang saja aku tak menganggap lain sikap oppa kepadaku. "

"siapa wanita beruntung itu oppa ?" lanjut jisoo setelah diam beberapa saat.

" Irene "

" selamat oppa. " ujar jisoo diakhiri tawa mirisnya.

" kau tak apa ?" suho merutuki dirinya sendiri karena bertanya hal tak bermutu seperti itu. Sudah jelas wanita itu sedang kenapa-napa.

" tidak oppa. Kalau begitu aku permisi dulu. Manager sudah menghubungiku tadi. Annyeong" jisoo bergegas pergi dari sana sebelum ia tidak bisa lagi menahan tangisnya.

" mianhae " lirih suho. Dalam kamus pria itu hal yang paling fatal dilakukan adalah membuat seorang wanita menangis. Dan sekarang ia melakukannya. Ia membayar pesanannya dan langsung pergi. Hari ini terlalu melelahkan buat pria itu.

==========

Sinar matahari masuk melalui celah gorden kamar yang mengganggu sepasang kekasih yang sedang berpelukkan itu. Sejak memasuki 2 bulan hubungan mereka, pasangan itu memutuskan untuk tinggal bersama di apartement mewah milik suho. Mereka hanya tinggal bersama dan tidur bersama dalam artian benar-benar tidur. Suho tidak ingin merusak gadisnya itu sebelum mereka mengikrar janji suci di altar.

" hei bangunlah " dengan suara serak khas bangun tidur suho membangunkan gadis di pelukkannya. Bukannya bangun, gadis itu makin mempererat pelukannya.

" kita akan telat latihan, sayang " ujar suho mengecup pucuk kepala Irene.

" aku tidak latihan hari ini. Kamu ijin aja ya hari ini " ucap Irene tanpa membuka matanya. Dirinya terlalu nyaman dengan posisi itu.

" gak bisa sayang, aku kan.." ucapan suho terpotong akibat kecupan ringan dari Irene di bibirnya.

" hari ini saja. Ya..ya..yaa" Irene mengeluarkan aegyonya sambil menggoyang-goyangkan tubuh suho.

" baiklah-baiklah, apapun untukmu " suho mencium pucuk kepala Irene lagi dan menarik pelan gadis itu kedalam dekapannya. Suho mengambil hp yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Ia menghubungi managernya untuk ijin latihan hari ini. Setelah itu ia pun menyusul Irene kealam mimpi.

==========

" suho, palli! Aku sudah sangat lapar !" teriak Irene dari ruang tv yang sedang memakan cemilannya sambil menikmati acara tv pagi.

" sebentar sayang !" teriak suho juga. Tadi sesaat setelah mereka bangun, Irene meminta suho untuk memasakkannya sarapan. Suho mengiyakannya tanpa penolakkan sama sekali.

" ayo kita makan diruang makan." Ujar suho menghampiri Irene yang sedang marah-marah akibat acara yang ia tonton.

" disini saja ya." Irene masih terfokus pada acara yg ditontonnya.

" Irene..." tegur suho.

" huft... arraseo. Tapi gendong " manja Irene sambil merentangkan tangannya kearah suho.

" aigoo... bayi besarku " suho menjawil hidung Irene sebelum menggendong Irene ala koala. Irene hanya tertawa digendongan suho. Sesampainya di ruang makan, suho langsung menurunkan Irene disalah satu kursi. Dan mereka menikmati sarapan dengan diam.

" bagaimana jika kita jalan-jalan hari ini ?" ujar Irene ditengah-tengah acara makan mereka.

" ide bagus. Mau kemana ?" Tanya suho.

" yang pasti kita tidak bisa berjalan-jalan di tempat umum." Cemberut Irene. Suho yang melihatnya hanya tertawa kecil.

" bagaimana jika ke pulau pribadi ku ?" ujar suho setelah ia ingat akan pulaunya itu.

" call " dengan semangat Irene menjentikkan jarinya. Ia melanjutkan makannya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

==========

" apa tidak ada yang ketinggalan ?" Tanya suho membawa tas berisi keperluan mereka.

" hmm, sepertinya tidak " ujar Irene setelah berfikir sebentar.

" baiklah " suho berjalan menuju mobilnya, ia membukakan pintu disisi penumpang untuk Irene. Setelah itu ia membuka pintu bagasi untuk menyimpan barang bawaan mereka.

" kebiasaan kamu tuh " suho memasangkan sabuk pengaman milik Irene setelah itu miliknya.

Selama diperjalanan, suho tak pernah sedetikpun melepas genggaman tangannya pada Irene. Perjalanan mereka dihiasi lelucon-lelucon Irene maupun suho.

Sesampainya dipantai, mereka langsung menaiki kapal milik suho untuk sampai ke pulau pribadi itu.

" kamu sering kemari ?" Tanya Irene masih memusatkan pandangannya ke laut lepas.

" tidak, bahkan hampir tidak pernah " ujar suho yang memeluk Irene dari belakang.

" kenapa ?" Irene menoleh kebelakang untuk melihat wajah suho.

" jadwalku terlalu padat, jadi aku tidak memiliki waktu untuk kemari"

" sayang sekali. Padahal disini sangat cantik dan menenangkan." Irene memusatkan kembali atensinya ke pemandangan luar biasa didepannya.

" jika kamu mau aku bisa memberikannya kepadamu." Ujar suho meletakkan dagunya diatas kepala Irene.

" jangan bercanda suho " Irene memukul pelan tangan suho yang melingkari perutnya.

" aku serius sayang, aku berencana memberikan pulau itu ke istri ku kelak. Aku juga berencana akan menghabiskan masa tuaku disana."

" tapi aku bukan istrimu, ho"

" jika begitu jadilah istriku "



TO BE CONTINUE

DON'T FORGET TO VOTE,COMMENT, AND FOLLOW MY ACCOUNT.

THANKYOU VERYKAMSA ^_^

Can we have a HappyEnding ? | Surene [END]Where stories live. Discover now