"Aku tahu,"

×××

Suara tawa terdengar dari area dapur. Tiga wanita itu tengah asik mengobrol diselingi tawa sembari membuat sesuatu disana. Mereka terlihat sangat akrab, seakan-akan mereka seperti kawan lama, padahal salah satu dari mereka usianya memasuki kepala lima, tetapi itu tidak masalah, bahkan tidak ada rasa kecanggungan sama sekali diantara mereka.

"Orange juice's are done!"

Teriak wanita pirang, salah satu dari mereka. Ya, dia adalah Becca. Orange juice's yang ia buat telah selesai, Maya dan Yasmin bertepuk tangan riang.

"Kau pergi lebih dulu ke belakang mansion, mereka pasti sudah menunggu. Aku dan Yasmin akan menyusul," Kata wanita paruhbaya tersebut dalam bahasa inggris.

Becca mengangguk mengerti, wanita pirang itu melangkahkan kakinya pergi dari area dapur menuju belakang mansion. Saat Becca mulai dekat menuju belakang mansion, wanita pirang itu disuguhkan dengan pemandangan yang hijau dan sejuk, serta sebuah kolam renang yang besar. Langkah Becca berhenti disebuah meja taman yang cukup besar, dimeja tersebut sudah ada beberapa pria yang terlihat asik berbincang.

"Hi, guys!" Seru Becca sembari menghampiri para pria itu. "Lihat apa yang kubawa," Becca menaruh gelas-gelas yang berisi orange juice itu. Para pria itu terlihat senang dengan apa yang dibawa oleh Becca.

"Kau memang tahu apa yang cocok untuk sore-sore begini. Kalau begini caranya, aku makin cinta, deh!" Ujar CEO Antonio Group, ya benar. Dia adalah Bagas.

"Oh, jadi cintamu padaku hanya sebatas orange juice? Hum?" Tanya balik Becca dengan nada tak suka.

Para pria lainnya bersorak ramai melihat keributan pasangan ini, mereka mulai mengompor-ngompori keadaan yang ada.

Bagas yang merasa terpojok akhirnya bangkit dari duduk, menghampiri wanitanya yang berdiri diujung meja. "Cintaku padamu tak terbatas, okey? Bahkan cintaku itu seperti jalan tol!"

"Apa hubungannya, Kampret?!" Teriak David sembari menghisap orange juicenya.

Bagas langsung menoleh kearah David. "Bebas hambatan!" Jawabnya dengan sungguh-sungguh.

"Gak nyambung!" Teriak Frans tak mau kalah.

Bagas mengeluarkan cengirannya sembari menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. Becca hanya bisa memaklumi kekasihnya yang kurang waras ini. Dan Hans, pria paruhbaya itu hanya terkekeh pelan melihat anak jaman sekarang. Setelah puas mengejek Bagas, akhirnya pria itu mengajak Becca untuk duduk disisinya.

"Kentang gorengnya kemana nih?" Tanya Frans yang perutnya mulai keroncongan.

"Lagi kejebak macet di perempatan depan," Jawab Bagas ngawur. Pria itu seakan-akan minta di ejek lagi.

"LUCU!" Ketus David.

"GARING KRIUK KRESS, KOBE!" Frans tak mau kalah.

"Sensor!" Potong David cepat. "Kita gak di endorse, Frans!"

"Oh, iya. Maaf,"

Bagas mendengus, "Serbah salah mulu, kayak raisa,"

"Kentang goreng datang!"

Mr. CEO & Ms. DoctorHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin