Secarakan gue itu babysitter, pasti dibutuhkan dimanapun. Dan akhirnya gue selesai. Walaupun pak Doyoung bilang gak usah dandan, gue tetep harus sisiran, pake pelembab, bedakan dan lipbalm. Jaga penampilan lah minimal.

Gue sampai di depan teras, menghampiri pak Doyoung, Alin dan Yurin. Gue udah pecahin rekor siap-siap paling sebentar yaitu 10 menit.

Pas kita udah tiga langkah berjalan, tiba-tiba pak Doyoung memandang gue. Tatapannya berubah sinis, gue terkejut dong, nggak salah apa-apa di sinisin. Gue cuma menunduk canggung.

Fyi, pak Doyoung kalo sinisin orang bener-bener nggak enak dilihat.

Gue sering disinisin orang tapi pak Doyoung tuh beda. Tajem banget mata dia.

"apa gaji mu nggak cukup untuk beli pakaian bagus?" ujar pak Doyoung.

Apa yang salah dengan baju gue??!

Ini style gue sekarang. Simpel dan nyaman.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Biasa aja kan?. Lagian ngapain gue pake bagus-bagus? Gue kan babysitter, nggak sederajat sama dia. Dan gue juga nggak punya baju lebih bagus lagi daripada ini :").

Pak Doyoung berbalik arah jalan menuju ke rumah.

" Alin, yurin, tunggu di mobil ya" ujar pak Doyoung. Gue bingung, dia mau ngapain.

"ikut saya!" titahnya. Tanpa banyak tanya gue mengiyakan perintahnya.

Pak Doyoung mengajak gue ke sebuah ruangan. Bisa gue ketahui, ini ruangan baju. Tapi ruangan ini harum banget, sumpah. Aroma parfum wanita yang khas. Gue yakin, ini pasti ruang pakaian istrinya. Tapi bukannya gak sopan ya? Harusnya gue ke sini. Secara ini ruang pribadi.

Indra penglihatan gue candu melihat semua pakaian, tas, sepatu, dan lain lainnya di sini. Bagus banget, kayak baju branded artis ternama gitu. Bahkan ada satu buah manekin yang terpajang di badannya gaun sutra berwarna putih, panjangnya sampe mata kaki.

Gila, gila... , istri pak Doyoung pasti wanita karir yang benar benar bergengsi tinggi. Gue aja sampe pernah mikir, apa istri pak Doyoung itu workaholic??, karena dia gak pernah muncul di rumah ini sejauh yang gue lihat. Bahkan, Alin dan Yurin berasa kayak gak punya sosok ibu di kehidupan mereka.

Gue mengalihkan pandangan ke arah kotak yang di sodorkan pak Doyoung. Ragu-ragu gue menerima kotak itu. Dari tutupnya sih gue bisa lihat, di dalamnya berisi baju. Gak tau baju kayak gimana.

"un-untuk apa pak?"

"ambil. Kamu pakai." jawab pak Doyoung singkat. Gue hanya mengangguk paham.

"saya tunggu. Jangan lama!."



















🌵🌵🌵






















Gue perhatikan, kayaknya pak Doyoung mengajak gue ke sebuah gedung kantor. Kalo nggak salah, ini gedung perusahaan yang sukses di seluruh korea.

private learnWhere stories live. Discover now