Ding dong!
Ding dong!
Ding dong!
"Buka pintunya."
"Lama banget sih buka pintunya, di luar dingin tau," sungut pemuda Jepang sambil mengusap kedua telapak tangannya.
Si pemilik rumah terkekeh saja, lalu mempersilahkan teman-temannya masuk dan mengajak mereka ke ruang tamu.
Sekarang tepat pukul sepuluh malam, cuaca sedang buruk karena hujan deras tidak berhenti sejak pagi tadi. Tapi itu tidak menghalangi mereka untuk berkumpul di rumah Na Jaemin.
"Yang dateng cuma segini?"
"Iya, banyak yang gak bisa. Rumahnya jauh, males cuci mobil nanti, gak dibolehin orang tuanya, gak punya jas hujan, dan lain-lain," jawab Haechan sekaligus menjelaskan.
Jaemin mangut-mangut mengerti, setidaknya ada yang datang walaupun cuma sedikit. Soalnya kalau batal kan sayang, dia sudah memasak makanan enak untuk mereka.
Yoshinori melepas jaketnya, asap keluar dari mulutnya, dia terlihat sangat kedinginan. Di sampingnya, ada Jeno dan Renjun, keduanya sedang membahas sesuatu, sepertinya sih tentang sekolah.
Di samping Haechan ada Yangyang, keduanya malah asik bercanda dan tertawa keras, membuat Han Jisung kesal karena mereka berdua tertawa tepat di telinganya.
Jedar!
Petir tiba-tiba menyambar, aktivitas masing-masing terhenti seketika. Mereka terdiam, hawa semakin dingin dan mencekam.
Aha, Jaemin punya ide. Sepertinya akan bagus bila dimainkan sekarang, suasana sangat mendukung.
"Eh, mau main game gak?" Tawar Jaemin seraya mengeluarkan sebuah kertas.
"Main apa?" Tanya Haechan, tertarik dengan ajakan Jaemin.
"Kurang tau deh, pokoknya kita disuruh tulis nama temen-temen kita di kertas, kayak game bunuh-bunuhan gitu!"
"Jaem, lo masih waras kan?" Jisung langsung was-was. "Ini gak lucu loh, walaupun cuma game, kesannya kerasa banget."
"Gue tau itu game apa," sahut Yoshi. "Temen gue pernah main, tapi gue gak tau lagi kabar dia gimana."
"Ohh, gitu. Tapi lo mau main, kan?"
Jeno langsung mengangkat kedua tangannya sebatas dada. "Gue gak ikut-ikutan kalau terjadi sesuatu ya."
"Ayo aja gue mah, gue bosen nih," sahut Yangyang tak sabaran.
Jaemin tersenyum sumringah, dia langsung bangkit untuk mencari buku tulis di kamarnya, lalu kembali membawa kertas tengahan dan sebuah pulpen.
Dia berseri-seri, tapi tidak dengan Jisung. Dia terlihat takut tapi mencoba berani, dia mana mau diketawain.
"Yang gak dateng gue tulis juga namanya ya, biar rame. Nah, udah deh, sekarang kita vidcall-an yuk, biar gak sepi-sepi banget."
Jaemin mengambil ponselnya, menekan grup chat teratas, dan mulai vidcall-an.
"WOI, BUKANNYA TIDUR MALAH MAIN!"
"Buset, si Sunwoo langsung ngegas haha."
"Heh Bomin, lo ngapain gak pake atasan gitu hah? Masuk angin tau rasa lo."
"Sunwoo galak banget, takut ih."
"Hyunjoon mah takut mulu sama Sunwoo, kayak gue dong, takut juga."
Mereka tertawa, Sanha ada-ada saja, selalu bercanda. Tapi itu bagus, suasana terasa hangat sekarang.
"Yang lain kemana nih? Masa cuma Sunwoo, Bomin, Hyunjoon, sama Sanha doang? Gak asik ah," cibir Haechan merajuk dengan bibir dimajukan.
"Itu ada Jihoon, Hyunjin, sama Eric. Tapi mana mukanya nih, suara juga gak ada," kata Sanha memancing agar ketiga temannya muncul.
"Srrkk.. srkk... sinyal jelek banget njing," umpat Hyunjin setelah mengaktifkan suara.
"Santai dong njing," balas Yangyang ikutan ngegas.
"Ini vidcall-an malem-malem ada apaan? Mau pamer makanan ya kalian?" Tuduh Hyunjoon.
"Kita mau main game! Kalian harus liat, tapi gue kurang tau cara mainnya gimana sih..." jawab Jaemin ragu-ragu.
"Ohh, terus kok belom mulai? Gue pingin liat nih." Suara Jihoon pun terdengar, dan akhirnya wajah Jihoon pun terlihat.
Haha, kenapa wajahnya cemong begitu?
"Lo habis makan apaan sih? Cemong banget kayak anak kecil," ledek Haechan, Jihoon mendelik tak terima.
"Emang kenapa sih?! Nanti gak gue kasih kuenya langsung ngambek, basi tau gak!"
"Iya deh iya, ayo mulai main!"
Jaemin menganggukkan kepalanya, dia mulai mencorat-coret kertas berisi nama teman-temannya dengan asal. Tidak semua sih, hanya beberapa.
"Jaemin."
Panggilan Renjun membuatnya menoleh, dia baru ingat ada Renjun, pemuda itu hanya diam sejak tadi.
"Kenapa, Njun?"
Renjun menatap Jaemin lamat-lamat.
"Kata mama, permainan ini bisa bikin meninggal. Dan permainan ini bukan kita yang ngatur, tapi seseorang. Kita cuma bonekanya aja, kita semua gak bakal selamat."
Ding dong!
Bel rumah Jaemin berbunyi, disusul suara orang lain entah darimana asalnya.
"Selamat datang di permainan! Sebelum dimulai, lebih baik kalian periksa jendela dan pintu terlebih dahulu ya. Kayaknya, ada yang berdiri disana deh, hihihihi."
KAMU SEDANG MEMBACA
游戏 | 00Line ✓ [TELAH TERBIT]
Horror❝Kata mama, permainan ini bisa bikin meninggal.❞