Happy Reading❣
Setelah memutuskan hubungannya dengan Soobin, Lia hanya berdiam di rumahnya. Sudah tiga hari Lia tidak kuliah dengan beralasan sakit. Ya ga salah juga sih, kan emang bener sakit. Sakit hati.
Lia terus melihat hpnya dia mendengus karena tidak menemukan yang dia harapkan. Tentu Lia lagi menunggu chat dari Soobin. Dari kemarin Lia udah greget karena Soobin gaada nelfon atau nge chat dia, ceweknya marah sampai minta putus tapi Soobin kayak menghilang.
"Dasar nyebelin" gumam Lia lalu meletakkan hpnya di bawah bantal.
Sementara itu tanpa Lia tau, di lantai satu rumahnya Yuna sedang heboh.
"Kakak ngapain sih kesini? Kak Lia lagi sensi tuh, dari dua hari lalu tiap aku ajak ngomong selalu dijutekin" ucap Yuna yang malah curhat.
"Udah gaapa, gue boleh naik kan?" Tanya Soobin.
Yuna mengangguk pelan, walaupun dalam hati ia ragu untuk mengijinkan Soobin menemui sepupunya itu.
"Yaudah deh, terserah kak Soobin aja, aku udah peringatin ya" ucap Yuna.
Soobin tersenyum tipis lalu berjalan menuju kamar Lia.
"Semoga kak Soobin bisa balik dengan selamat" gumam Yuna asal.
Tok Tok Tok.
Lia menghela nafas saat mendengar pintunya diketuk. Padahal dia sudah kasi tau Yuna buat jangan ganggu karena Lia bener-bener mau sendiri.
"Pergi sana!" Ucap Lia ketus.
Tok Tok Tok
Lia berdecak. Ini Yuna nyari ribut kayaknya. Karena kesal Lia langsung membuka pintunya. Lia mematung saat melihat bukan Yuna yang berada di depannya.
"Hai" ucap Soobin sambil tersenyum.
Lia masih terdiam. Apa mungkin ini mimpi? Sepingin itu kah Lia mau ketemu Soobin sampai kebawa mimpi?
"Masih belum bangun ya?" Tanya Soobin sambil memegang tangan Lia.
"Lo kok bisa disini?" Tanya Lia bingung.
"Bisa lah,gue yakin kalau lewat telfon atau chat pasti ga dijawab. Jadi ya mending ketemu langsung kan?"
Lia menarik tangannya dari genggaman Soobin.
"Gausah" jawab Lia lalu berniat menutup pintu kamarnya.
Tapi dengan cepat Soobin menahannya. Lia menatap Soobin dengan kesal.
"Ga mungkin kita terus kayak gini kan?" Ucap Soobin.
Lia hanya bisa diam. Walaupun sebenernya Lia kangen banget sama Soobin, dia belum mau putus. Ucapan dia waktu itu hanya karena emosinya. Ini semua juga gara-gara chat ga jelas dari seseorang yang entah siapa.
"Kita selesaiin bareng ya?" Ucap Soobin membujuk Lia.
Lia tidak menjawab dan berjalan memasuki kamarnya. Soobin tersenyum tipis karena Lia yang mengijinkan Soobin untuk bicara.
"Gue duluan? Atau lo aja?" Tanya Soobin.
Lia tidak menjawab dan memandang ke luar jendela kamarnya.
"Li, gue minta maaf kalau menurut lo gue gabisa pahamin perasaan lo, maaf kalau gue gabisa jadi cowok yang kayak lo harapkan. Tapi li, tuduhan lo waktu itu sama sekali ga bener."
Lia masih diam walaupun sebenernya udah mau mewek denger ucapan Soobin tadi.
"Hari itu gue ketemu Aisha, tapi cuma buat ngambil buku doang kok. Dia sempat minjem satu novel, terus karena searah jadi gue mampir buat ngambil buku itu." Ucap Soobin.
