Arga menundukkan kepalanya " Iya Ma maaf, aku ketiduran di sini. Tapi kita nggak ngapa - ngapain kok Ma beneran. " Panik Arga serta langsung mendongak menatap ke arah Mama Elia.

" Suruh dia pulang Ma. Yaudah kalau gitu El pergi dulu, udah siang. Takut telat. " saut Elia dan langsung menyalimi Mamanya untuk berpamitan, meninggalkan Mamanya dan Arga yang masih di dalam kamarnya.

Arga kembali menghela nafas melihat keengganan Elia.  Mama Elia kemudian menghampiri Arga. " Mama percaya sama kamu kalau kalian nggak ngapa - ngapain. Kata Papa kalian berdua pacaran, beneran? " Tanya mama Elia.

" Bener Ma, tapi sekarang lagi salah paham aja Ma.. Jadi ya gitu.. " Lirih Arga.

Mama Elia tersenyum kemudian mengusap rambut Arga " Iya Mama tau, yang sabar ya... Selesaiin masalah dengan kepala dingin. "

Dan dibalas anggukan kepala oleh Arga. Mama Elia yang melihat keadaan Arga yang pucat dengan cepat menempelkan tangannya di kening Arga. " Kamu demam Ga, pulang gih. Jangan sekolah dulu, Resti nanti khawatir. " Cemas Mama Elia.

Arga awalnya tidak setuju, namun karena paksaan Mama Elia akhirnya Arga menyerah dan memilih pulang ke rumahnya. " Yaudah iyaa.. Mama menang. Kalau gitu aku pulang dulu Ma. " jawab Arga dengan lemas kemudian berjalan ke arah pintu keluar diikuti Mama Elia.

" Ati - ati. Sampe rumah makan terus minum obat. " Ujar Mama Elia melihat Arga yang sudah menyalakan mesin mobilnya. Arga mengangguk menjawabnya kemudian melambaikan tangannya kepada Mama Elia.

****

Sesampainya di halaman rumah Arga, dia berhenti sejenak menyiapkan telinganya yang sebentar lagi pasti berdengung. Dengan pelan dia membuka pintu rumahnya.

" Inget jalan pulang kamu!! " Ujar Bunda Resti sambil bersendekap dada.

" Astaga Bunda! Ngapain berdiri di depan pintu kaya gini sih.. Ngagetin tau nggak... " Jawab Arga sambil mengelus dadanya kaget karena Bundanya tiba - tiba di depan pintu.

" Dari mana kamu! Pake acara minta restu segala! Pacar aja gapunya.! "

" Dibilangin dari rumah mertua Bundaaa... Iyalah minta restu kan wajib hukumnya, punya dong masak Arga ganteng gini jomblo. " Jawab Arga dengan terkekeh.

" Diem kamu! Bunda ngomong jangan di potong! "

" Kamu tuh kemana - mana pamitan dulu bisa kan! Bunda khawatir! Lagian siapa yang mau jadi pacar kamu, kasian yang jadi pacar kamu! Pokoknya uang jajan kamu Bunda potong! Paham!??" cerocos Bunda Arga kembali.

Bunda Arga yang tidak mendapat jawaban dari anaknya semakin marah. " Kenapa gak jawab!! Gapunya mulut!? Apa sariawan! "

Arga mendengus kasar, menatap Bundanya dengan kesal. " Katanya di suruh diem. Sekarang Arga nggak jawab Bunda marah, Maunya Bunda apa? "

Bunda Arga kehabisan kata - kata menghadapi anaknya ini. Akhirnya memilih mengalah " Yaudah sana, kamu nggak sekolah apa gimana. Jangan mentang - mentang sekolah punya Ayah kamu seenaknya sendiri"

" Arga lagi pusing Bun.. Bolos sehari oke? " Jawab Arga sambil mengedipkan matanya.

Bunda memutar bola mata malas.
" Sehari kata siapa!! Bunda tau yaa kamu di sekolah ngapain aja. Mana sini Bunda cek, biasanya kamu bohongin Bunda. " Jawab Bunda sambil menempelkan tangannya di kening Arga.

Friendzone (COMPLETED)Where stories live. Discover now