17. The Sudden Confession

2.8K 620 19
                                    

Kamu masih berlari sekuat tenagamu untuk menjauh. Berusaha agar tidak tertangkap oleh para pengawal kerajaan suruhan Baginda Ratu. Jantungmu berdegup dengan sangat cepat dan kencang. Nyaris meledak.

Kamu takut tertangkap.

Kamu takut mati.

Tiba-tiba saja, sebuah tangan menahan lenganmu. Langsung membalik tubuhmu dan mendekapmu erat.

"Tenanglah Hani, mereka tidak mengejarmu. Kamu aman..."

Lee Jeno.

Dia yang memelukmu dengan erat.

Kamu berusaha mendorong Jeno sekuat tenaga. Tidak peduli dengan napasmu yang tersengal dan tubuhmu yang sedikit gemetar.

Hingga akhirnya, pelukannya terlepas dari tubuh mungilmu.

Kamu menatap nyalang padanya.

Lelaki ini...

Anak dari seorang pembunuh.

"Baginda Ratu sudah keterlaluan, Pangeran!" ujarmu penuh kemarahan.

Lee Jeno menutup rapat mulutnya. Menatapmu dengan ekspresi yang sulit kamu baca.

 Menatapmu dengan ekspresi yang sulit kamu baca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamu berusaha mengatur napasmu. Menormalkan degup jantungmu yang tadi kelewat menggila saking takutnya. Selama itu pula, Lee Jeno masih memperhatikamu dalam diam. Tidak berniat membantah ucapanmu sama sekali.

Kamu yang sudah tenang akhirnya mengembuskan napas panjang. Mengambil sebuah keputusan.

"Aku akan melaporkan kejahatan Ratu pada Raja. Beliau harus dihukum atas perbuatannya."

Kamu memutar tubuhmu hingga membelakangi Jeno. Hendak melangkah pergi.

Tapi suara sang Pangeran Mahkota berhasil menghentikanmu.

"Hani..." lirih Jeno.

Kamu kembali menghadap dirinya. Melihat bagaimana kepalanya tertunduk dengan bahu yang sedikit bergetar. Mungkin menangis?

Wajahnya sedikit terangkat. Menatap ke arahmu tepat di mata. Ah, kamu dapat melihat sedikit air mata di pelupuk matanya.

"Tidakkah ... kamu berpikir bahwa ibuku sama saja dengan Na Jaemin?"

Na Jaemin?

"Hari itu ... Na Jaemin pernah berusaha melukaiku. Dia mengayunkan pedangnya padaku. Kamu ... ingat itu, 'kan?"

Kamu enggan menjawab. Tapi jelas kamu mengingatnya. Hari itu. Hari pertama kamu membuka mata dan menjadi Park Hani di dunia ini.

"Lalu tiba-tiba ... kamu datang, Park Hani. Kamu berdiri di antara kami. Kamu menghentikan semua yang nyaris terjadi."

"Saat itu ... bukan hal yang mustahil jika aku mati. Karena Na Jaemin membenciku, Hani. Dia waktu itu benar-benar ingin melenyapkanku dari dunia ini. Maka, tolong beri tahu aku ... apa bedanya Na Jaemin dengan ibuku saat ini?"

Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]Where stories live. Discover now