19 - Problem (2)

11.3K 477 3
                                    

MERRILYN

Akhirnya aku menunjukkan surat itu kepada Yustin dan kita masih gatau dia siapa karena surat itu diketik. Bukan di tulis tangan. Jadi kita tidak tau pasti siapa pengirim surat itu. Seandainya di tulis tangan, mungkin kami bisa menemukannya. Sungguh, aku dan Yustin kagum kepada orang itu. Dia tidak meninggalkan jejak apapun.

Sudah satu minggu berlalu sejak surat itu kudapatkan tidak ada masalah apapun yang terjadi. Kita masih nyari pelakunya. Cuman itu tidak mudah.

Sekarang, hari sudah malam, aku mengerjakan tugas menggunakan laptopku sambil mendengarkan lagu. Tiba tiba muncul notifikasi bahwa ada skype. Aku sempat ragu untuk membukanya karena takut kalau itu orang yang neror aku waktu itu walaupun akhirnya aku membukanya dan sykurlah, ternyata Yustin.

"Hai princess" sapanya sambil melambaikan tangan.

"Hai" jawabku sambil melambaikan tangan juga.

"Lagi ngapain?" Tanyanya.

"Hmm.. kerja tugas"kataku sambil cemberut.

"Ah.. rajinnya" godanya.

"Apaan deh. Kalo kamu ngapain?" Tanyaku.

"Hmm.. kalo aku lagi main game sih. Cuman kangen kamu jadi coba aja video call kamu" katanya sambil tertawa.

"Oh.. kak, aku masih penasaran sama pengirim surat itu deh" kataku.

"Sama" jawabnya cepat.

"Kira kira siapa ya?" Tanyaku.

"Belle?" Kata Yustin membuatku menatapnya datar.

"Jangan negatif thinking dulu lah" kataku membuatnya diam.

"Ya tapi kan-" tiba tiba layar laptopku menjadi hitam mebuatku kaget.

"Kenapa jadi mati gi-" kataku terpotong karena tiba tiba ada suara. Suara cowok.

"Gadis manis, kukira kamu belum nyerah ya? Kamu gak takut kenapa napa? Aduh... kupikir kamu akan takut dengan ancaman nona tapi ternyata kamu masih berani aja sama Yustin. Hehe" katanya diakhiri kekehan seram.

"Kamu siapa?" Tanyaku dengan wajah tenang walaupun rasa takutku juga besar. Kalian tau kenapa aku tanya dia siapa? Karena layar laptopku masih mati. Dia tidak menunjukkan siapa dirinya. Aku hanya tau dia cowok karena suaranya.

"Wah.. kamu gak usah tau aku siapa. Aku hanya mau bilang. Hati hati saja karena kamu gak akan tau kapan bahaya mendatangimu, little girl" katanya lalu tiba tiba layar laptopku menyala lagi. Aku segera menutup laptopku tanpa melihat apapun lagi. Aku ketakutan sekarang tanpa sadar air mataku sudah menetes.

"Valen"panggil seseorang dari luar. Kak Marcel.

"Ya kak?" Jawabku. Untung suaraku tidak serak.

"Kamu ngapain?" Tanyanya lalu masuk kamarku.

"Hmm.. gapapa. Tadi kerja tugas tapi udah selesai kok" kataku lalu mencoba tersenyum.

"Oh. Ayo makan malam. Kamu belum makan kan dari tadi? Mama sama papa udah nunggu dibawah" kata kak Marcel.

"Ya, aku mau turun kok" kataku lalu beranjak dari dudukku dan berjalan beriringan dengan kak Marcel.

Selama makan berlangsung, aku tidak mengucapkan sepatah pun. Menjawab kalau ada pertanyaan.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya mom khawatir.

"Gapapa kok" kataku.

"Cuman capek" kataku lagi.

Mr. & Ms. CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang