"Eeennnghhh... Yangghh... Oouuhhh..." Rancau Zayn.

Zayn berpegangan dengan meja yang ada di depannya.

"Oouuhhh... Nik..mathhh... Mmmhhhh..."

Setelah penis Zayn sudah benar-benar tegang, Rain mulai mengulum penis besar Zayn. Rain memaju mundurkan kepalanya.

"Oooouuuhh... Le bihhh.. ce.. patt.. aaakkhhh... Yangg..."

"Aakkkhhh nik maatthhh... Ooouuhhh..."

Rain terus mengeluar masukkan penis Zayn kedalam mulutnya dengan tempo yang sangat cepat. Hingga akhirnya Zayn orgasme.

"Aaaakkkkhhhhh...."

Orgasme Zayn memenuhi mulut Rain, lalu Rain telan semua. Rain kembali menjilati sisa orgasme Zayn.

Zayn menarik tubuh Rain untuk naik. Kemudian menidurkan tubuh Rain di meja kerja Zayn. Zayn terus melumat bibir Rain dan tangannya tidak tinggal diam. Kedua tangan Zayn meremas payudara Rain.

"Mmmmhhh..."

Tangan Zayn turun ke area kewanitaan Rain. Vagina Rain yang sudah sangat basah dan ternyata Rain sejak tadi sama sekali tidak memakai dalaman.

Zayn perlahan memasukan penisnya ke dalam vagina Rain. Hingga semua penis Zayn masuk kedalam. Rain merasakan penuh.

"Ooouuhhh... Berr gerakk... Zaynnnn.... Mmmhhh..."

Zayn mulai menggerakan penisnya perlahan dengan tidak menganggurkan payudara Rain, ia mengulum satu payudara Rain sedangkan payudara Rain satunya Zayn remas dengan tangannya. Rain menjambak rambut Zayn.

"Aaakkkhh... Nikk matthh... Mmhh..."

"Oouhhhh... Sa yanggg..."

"Ooouuhhh... Aaakkhhh...."

"Zaynnn.. aakkhhh.. keluar... Sshhh..."

"Bersama-sama... Ouuuhhh..."

"Aaaaakkkkkkhhhhh...."

Mereka melakukannya hingga larut malam. Saling menyalurkan rasa cinta mereka.
.
.
.
.

Siang harinya Zayn mendapat kabar bahwa ia tidak jadi berangkat, keberangkatan Zayn ditunda 2 hari. Zayn semakin enggak tega untuk meninggalkan Rain. Rain juga berharap bayi mereka akan lahir saat Daddy nya sudah pulang, karena sebenarnya ia juga takut jika sewaktu-waktu ia akan melahirkan sedangkan Zayn masih di Amerika.
.

Pagi-pagi sekali Rain sudah bangun mempersiapkan baju yang akan dipakai Zayn pergi. Pesawat Zayn take off jam 7 pagi. Kemudian Zayn mulai bergegas siap-siap untuk berangkat ke bandara. Setelah semuanya sudah siap, Zayn pamit ke anaknya dan Rain. Rain tidak ikut mengantarkan Zayn ke bandara.

"Sayang aku pergi dulu ya, jaga diri kamu baik-baik. Aku janji setelah semua urusan aku disana selesai aku langsung pulang." Ucap Zayn setelah ia mengecup dahi Rain.

"Iya Zayn. Kamu juga hati-hati disana jangan lupa makan, istirahat, hubungi aku terus ya Yang."

"Baby jagain Mom ya, tunggu Daddy pulang dulu baru kamu lahir ya. Jangan nakal." Ucap Zayn ke anaknya, yang dihadiahi tendangan dari anaknya.

"Ssshhh..."

Sebenarnya Rain merasakan perutnya yang mulas sejak ia bangun, tapi rasa itu masih hilang timbul dengan jarak yang masih jauh. Ia tidak cerita ke Zayn, karena takut Zayn akan khawatir dan tidak jadi berangkat. Karena ini perjalanan bisnis yang sangat penting, apabila Zayn tidak pergi nanti perusahaan nya akan mengalami kerugian yang sangat besar.

Sebenarnya Zayn sudah menyiapkan seorang wanita yang disuruh untuk menemani Rain, tapi Rain tidak mau. Rain lebih nyaman di apartemennya sendirian atau dengan Zayn saja tanpa orang lain

Pregnant Birth StoryWhere stories live. Discover now