16. Flashback

595 142 3
                                    

Selamat Membaca-!
[ G H O S T C H E N L E]
-16-

Sore itu, ketika Renjun baru pulang setelah pertemuannya dengan gadis bernamakan Kim Sung Ha, tergesa-gesa ia memasuki rumahnya, mengunci pintu dan berjalan sambil menuntun Chenle agar ikut masuk ke dalam kamar miliknya.

Chenle tercengang sendiri karena ternyata Renjun dan ayahnya sudah pindah rumah. Rumah yang terdapat gerbang besar dan dua rumah yang berdempetan. Berdasarkan kondisi yang sebelumnya ia lihat ada satu mobil terparkir, Chenle sadar kalau rumah di sebelahnya sudah ada orang yang menempati, tentu kalian sendiri sudah tahu itu rumahnya siapa.

"Papa dimana?" tanya Chenle membuka suara. Sebenarnya dia bertanya bukan karena dia rindu dengan Ayahnya, tidak sama sekali! Itu hanya pertanyaan biasa.

"Papa belum pulang beberapa hari ini! Semenjak lo pergi, papa jarang banget pulang. Kadang-kadang rumah ini kosong selama beberapa hari, karena gue juga sibuk ngurusin pekerjaan sampai gue harus lembur dan cari penginapan di dekat kantor. Maka dari itu kita berdua pindah kesini, selain rumahnya nyaman, di samping juga ada tetangga yang baik banget, kalo gue lembur dan berniat buat kosongin rumah beberapa hari, gue nitip rumah ini sama tetangga disebelah. Lebih aman!" jelas Renjun.

"Jadi ... begitu ya, maaf kak, gue nggak bisa bantu apa-apa sekalipun lo lagi butuh bantuan gue!" simpul Chenle.

Mendengarnya Renjun tersenyum. Bagaimana pun ia masih harus memastikan lebih dalam apa yang sedang dialami oleh adiknya. Renjun tahu kalau semua yang terjadi pada Chenle pasti lebih berat dibanding kerinduan dan kelelahannya selama ini.

"Jangan nyalahin diri lo sendiri!" balas Renjun maju beberapa langkah sebelum akhirnya meraih punggung adiknya dan memeluknya erat.

"Sebenernya apa yang udah terjadi sama lo?!" tanya Renjun hampir meloloskan air matanya untuk kedua kali. Buru-buru Renjun menyapu jejak air mata itu dengan tangan, hari ini adalah hari paling bahagia karena pada akhirnya orang yang selama 3 tahun dia cari-cari masih hidup dan kembali walau keadaannya berbeda.

Chenle tidak bisa langsung menjawab karena di saat Renjun memeluknya muncul kehangatan yang begitu lama tidak dia rasakan. Dirinya ingin terus memeluk Renjun seperti ini, melepaskan segala kerinduan yang terkadang memaksanya untuk menangis. Chenle tidak berhenti menahan bendungan air matanya yang ingin turun. Namun, haruskah dia menangis di hari yang beruntung ini? Sudah cukup, bertemu kembali dengan Renjun adalah kebahagian terbesar. Tidak boleh ada tangisan lagi!

Renjun melepaskan rengkuhannya dan kembali mengulas senyum. Lalu pria itu menuntun Chenle menuju balkon untuk mendudukan diri di sofa yang berada disana. Sambil menghirup udara sore yang segar juga menatap perpohonan yang sengaja ditanam di depan perkarangan rumah. Renjun hanya ingin bertanya-tanya dan bercerita dalam suasana yang menyegarkan hati dan pikiran.

Chenle berdiri memegangi besi balkon sambil melihat-lihat pemandangan dari atas. Renjun salut, adiknya itu benar-benar orang yang kuat.

"Sekarang jelasin semuanya, kenapa lo bisa kaya gini, apa maksud dari liontin dan segala keanehan yang sulit gue percaya sekarang?!" tanya Renjun dengan tatapan yang terfokus ke depan.

"Gue harus ceritain ini dari awal kan? Tiga tahun yang lalu ..."

Flasback on



"Sialan! Jangan berusaha menghalangi saya! Kamu tau berapa lama saya mengincar orang yang sudah dia tolong itu?!"

"Dasar iblis!" maki Chenle sambil terus melindungi gadis yang kini memegang bahunya dengan tubuh gemetar ketakutan.

Seorang gadis cantik dengan bibir pucat, rambutnya panjang sepinggang tergerai dengan berantakan. Gadis itu mengenakan pakaian yang sangat sederhana, rok melewati lutut dengan turtleneck berwarna merah marun.

Ghost ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang