57. A doll

1K 51 0
                                    

Update nih, ada yang masih nungguin dan kawal cerita ini sampai tamat? Thankyou yaa!
Selamat membaca.

•••

Keysa tampak tersenyum senang ketika dia menjilat gellato yang dibelikan oleh Vano. Rasa yang sedikit dingin membuat pikirannya fresh seketika. Vano mendesahkan napasnya kalap. Cewek ini tidak bisa diatur. Padahal dia sudah berkata jangan terlalu banyak makan makanan seperti itu. Malah semuanya disangkal habis-habisan. Dia bilang ; Sudah pulih! Tidak papa makan yang banyak. Vano sedikit muak dengan sifat Keysa yang seperti itu. Tidak bisa menjaga kesehatan raganya.

"Udah, cukup satu aja. Yang satu jangan dimakan sekarang!" ujar Vano geleng kepala. Sementara Keysa tetap saja memakan satu gelato lain di tangan kirinya. Dia memakan dua gellato bersamaan. Seperti anak kecil.

"Aku lagi kepengen," ujar Keysa mencebik. Mendengar itu Vano geleng-geleng kepala.

"Bandel!"

"Terserah!" ujar Keysa merasa bodoh amatan. Cewek itu melangkahkan kakinya duluan. Sedangkan Vano, cowok itu mengawasi Keysa dari belakang.

"Mau kemana lagi?"

"Aku mau beli skincare, tapi pake uang aku aja," ujar Keysa antusias. Cewek itu berjalan sedikit cepat. Membuat Vano was-was melihat cewek itu.

"Disa! Jangan cepet-cepet jalannya, nanti jatoh. Kakinya belum sepenuhnya pulihkan?" ujar Vano menajamkan matanya. Keysa yang mendengar itu terkekeh.

"Tapi kakiku masih bisa buat jalan cepet! Gak papa, lagipula ini juga menurutku udah agak pulih!" ujar Keysa tersenyum. Cewek itu setengah berlari. Melihat sekilas ke arah Vano.

"Dibilangin itu nur-"

Gedebug!

Suara itu membuat Vano geleng kepala lantas terkekeh melihat Keysa yang tiba-tiba saja bersimpuh pada lantai.

"Ngapain?" ujar Vano terkekeh seraya menggoda Keysa. Dia mencebikkan bibirnya kesal.

"Aku jatuh! Bukannya bantuin malah ketawa! Ahass sakit-" ujar Keysa sedikit jengkel. Cewek itu meringis tertahan. Menggigit bibir bawahnya bermaksud menahan rasa sakit.

"Dibilangin itu jangan ngeyel! Sini," ujar Vano mengulurkan tangannya bermaksud menolong Keysa. Cewek itu berdiri bertopang pada tangan Vano.

"Vano?"

"Apa lagi?"

"Gendong!" ujarnya memerintah seperti seorang ratu kepada pengawalnya. Vano mencebikkan bibirnya kesal.

"Jalan aja ya jangan cepet-cepet."

"Gak mau! Harus gendong," ujarnya mencemberutkan bibir. Vano mendesahkan napasnya panjang. Sejak kapan Keysa menjadi cewek manja seperti ini?

"Berat Keysa."

"Oh, kamu ngatain aku gendut?" ujar Keysa mendelik. Vano geleng-geleng kepala. Padahal dia tidak berkata jika Keysa seperti itu. Vano hanya berbicara jika Keysa itu berat. Bukan GENDUT, Berat dan gendut memang punya kesamaan?

"Dasar manja!" ujar Vano mengumpat. Membuat Keysa terkekeh seketika. Vano mulai menggendong Keysa. Awalnya dia kira Keysa berat, ternyata cewek itu tidak sepenuhnya berat. Entah kenapa Vano kuat menggendong cewek itu.

Banyak pasang mata yang melihat kemesraan keduanya. Ada yang nyinyir dibalik itu ada pula yang merasa iri ingin seperti keduanya. Banyak juga orang-orang yang memuji mereka couple goals.

Beberapa menit kemudian, Keduanya sampai di toko perawatan wajah. Vano menghentikan langkahnya. Cowok itu merasa ngos-ngosan akibat terlalu lama menggendong Keysa.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang