The Masquerade PRINCE | Chapter 59 - Stay By My Side

Start from the beginning
                                    

"Alessandra," panggil Alex memotong. Ia maju dan berlutut di depan Alessa. Diusapnya kedua pipi Alessa yang memerah, sebelum menariknya ke dalam pelukan. "Berhenti mengingat-ingat yang telah berlalu, Alessa. Berhenti juga menyalahkan dirimu sendiri atas kejadian yang terjadi. Tidak semua salahmu. Dan maaf, jika ucapan keluargaku terlalu menyakitimu."

Wanita dalam dekapan Alex semakin mengeraskan tangis. Tidak ada yang dapat ia lakukan selain mengeratkan pelukan dan mengelus kepala Alessa. Mereka baru memisahkan diri ketika mendengar derap langkah tergopoh-gopoh.

Orang tua Dexter datang dengan raut panik. Karlen menerobos masuk ke ruang inap anaknya, sedangkan Renald menghampiri mereka.

"Alex apa yang terjadi?" Meski nadanya terdengar tenang, mata pria setengah baya itu tidak bisa berbohong jika sedang kalut.

"Dexter sempat terserempet mobil dan sudah mendapat penanganan medis, Uncle tidak perlu khawatir," jawab Alex, berdiri sembari merangkul tubuh gemetar Alessa.

"Tapi tidak ada cidera serius, 'kan?"

"Beberapa bagian tubuh Dexter terluka, hanya perlu diperban dan akan sembuh beberapa hari ke depan."

Renald mengangguk, kemudian beralih menatap gadis di samping Alex. Gadis itu terlihat ketakutan saat tidak sengaja bertatapan dengannya. Sedangkan tangan Alex tidak berhenti mengelus lengan gadis itu.

"Saya sudah tahu apa yang terjadi dengan Dexter selama di sini. Saya berterima kasih telah mengajarkan Dexter arti perjuangan. Selama ini ia selalu mendapatkan apa yang ia mau dengan mudah, tapi berkat kau Dexter jadi mengerti kata berusaha. Terima kasih banyak ...."

"Alessa, Uncle," sahut Alex cepat kala melihat kening Renald berkerut dalam.

"Ah ya, Alessa. Terima kasih sudah membawa Dexter ke rumah sakit. Maaf jika perlakuan Dexter kepada Anna menyinggungmu. Kau tidak perlu takut seperti itu, sikapmu sudah benar, Nak," lanjut Renald. Lalu mendekat dan mengusap kepala Alessa.

Wanita itu berangsur-angsur tenang. Ia mengulas senyum simpul seraya berujar, "Maaf jika sikap saya keterlaluan. Sebagai ganti, saya akan membawa Anna bertemu Dexter."

***

Keesokan harinya, Alessa menepati janjinya mempertemukan Dexter dan Anna. Ia sendiri belum mengatakan apa pun perihal kondisi Dexter kepada adiknya. Bahkan ketika Anna berulang kali menanyakan ke mana tujuan mereka pagi ini, Alessa hanya mengutas senyum.

"Kak kenapa kita ke rumah sakit? Siapa yang sakit? Jangan katakan kalau grandpa? Kak, kumohon jawab pertanyaanku. Sedari tadi kau hanya diam saja," ucap Anna beruntun sembari mengikuti langkah kakaknya.

"Kau akan tahu sendiri."

Jawaban Alessa jelas mengundang perasaan kesal Anna. Akhirnya, gadis itu menurut saja ketika kakaknya mengajak ia masuk ke salah satu ruang inap VVIP. Yang membuatnya langsung mengerutkan kening begitu masuk adalah keberadaan Tuan dan Nyonya Jefenerich, sedangkan ia tidak bisa melihat seseorang yang sedang berbaring karena terhalang seorang dokter.

Karlen yang menyadari kedatangan mereka sontak menoleh dan mendekati Anna.

"Sayang, akhirnya kau datang." Mata Karlen berkaca-kaca. Wanita berparas cantik itu langsung memeluk Anna erat. Air matanya luruh di pundak Anna. "Maafkan Dexter, Nak. Maaf."

Tidak ada yang bisa ia lakukan selain membalas pelukan Nyonya Jefenerich. Anna masih belum mencerna keadaan. Ia pun terasa asing ketika Karlen salah menyebut nama anaknya sendiri. Bukankah putra pertama mereka bernama Dextier?

"Tidak apa-apa. Saya mengerti waktu itu Dextier hanya salah paham. Dan saya sudah memaafkannya," ucapnya tulus.

Karlen melerai pelukan sembari bergumam 'terima kasih' berulang kali, kemudian berdiri di samping Anna saat dokter selesai memeriksa pasien di ruangan itu.

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now