27 - Sebuah Janji

Start from the beginning
                                    

"Gimana kalo Mr. R adalah stalker?" Ruwi merasakan firasat buruk. Dugaan sementara yang terbesit dipikirannya sekarang membuat rasa takut itu kembali muncul.

Zaidan mencoba memutar otak agar bisa membuat Ruwi tenang. "Stalker lo itu cuma satu yaitu Chandra. Masalah stalker udah selesai karena Chandra udah dipenjara dan gak bisa ganggu lo lagi. Jadi, stop berpikiran tentang stalker."

Ruwi langsung menggeleng kuat, tentu ia tidak akan percaya. "Tapi kali ini Mr. R, bukan Chandra!" serunya.

Perasaan Ruwi menjadi tak karuan. Status Mr. R yang masih berkeliaran di luar sana membuat Ruwi tidak bisa bersikap tenang. Trauma yang dia rasakan atas perbuatan Chandra selama menjadi stalker belumlah hilang. Dan sekarang, seseorang berinisial Mr. R malah muncul dan semakin membuat Ruwi ketakutan. Tidak ada yang tahu jalan pikiran orang misterius itu. Ruwi tidak dapat menebak hal apa lagi yang akan menimpanya.

"Ruwi, dengerin gue." Tangan Zaidan memegang dua bahu Ruwi, sedangkan sepasang matanya sibuk mencari manik mata milik gadis itu. "Gak akan terjadi apa-apa sama lo. Mr. R atau siapapun itu, gue pastiin gak ada yang bisa mengganggu lo lagi. Gue janji."

Zaidan mengucap janji di hadapan Ruwi langsung. Janji yang sebelumnya pernah ia ucapkan pada dirinya sendiri, kalau ia akan melindungi Ruwi dari apapun dan siapapun. Sekarang, terhitung ada dua perempuan yang harus Zaidan lindungi di dunia ini, yaitu Ibu dan Ruwi.

Zaidan kembali merasakan gejolak asmara dalam hatinya setelah bertatapan dengan Ruwi. Meskipun beberapa kali sempat mengelak, kali ini cowok itu tidak lagi menyangkal soal perasaannya pada Ruwi. Berawal dari rasa kasihan lalu tumbuh menjadi sikap peduli, membuat Zaidan menginginkan Ruwi untuk tetap di sisinya lebih lama. Niatnya hanya satu, menjaga dan melindungi gadis itu selama mungkin, bahkan kalau bisa sampai ajal memisahkan mereka.

👣👣👣

Sebuah mobil hitam mulus itu terparkir dipinggir jalan. Zaidan membukakan pintu mobil untuk Ruwi. Bahkan, tangan cowok itu melindungi puncak kepala Ruwi agar tidak terbentur atap pintu mobil saat akan memasuki kendaraannya. Zaidan benar-benar serius dengan janjinya untuk melindungi Ruwi, meski hal kecil sekalipun seperti memastikan Ruwi tetap aman saat memasuki mobil.

Dari dalam mobil, Ruwi merasa tersentuh dengan sisi lembut Zaidan yang baru saja dia lihat. Ruwi menatap Zaidan tengah mengitari bagian depan mobil sampai akhirnya masuk dan menduduki bangku kemudi. Cowok itu langsung melajukan mobilnya keluar dari lingkungan kampus.

"Mr. R..." Ruwi buka suara setelah lama berdiam diri.

"Jangan bahas Mr. R lagi." Zaidan berdecak kesal.

"Menurut kamu siapa pelakunya?" Ruwi melanjutkan, enggan menuruti perintah Zaidan untuk berhenti membahas Mr. R.

"Jelas bukan Chandra karena dia masih menjalani rehabilitasi dipenjara. Kalau Mr. R juga seorang stalker, apa ada kemungkinan kalo Chandra tau soal Mr. R? Mungkin aja Chandra pernah melihat Mr. R. Iya kan?" sambung Ruwi yang membuat Zaidan melirik sekilas ke arahnya.

"Kenapa lo bisa mikir sejauh itu? Udah gue bilang jangan mikirin Mr. R sialan itu!"

Bukan tanpa alasan Zaidan begitu keras kepala mengenai hal itu. Ia hanya mengkhawatirkan kondisi mental Ruwi jika cewek itu terus-terusan memikirkan stalker. Mengenai Mr. R, Zaidan berniat akan mencari cara sendiri untuk menangkap dan memberi hukuman pada orang itu. Dia tidak ingin melibatkan Ruwi dalam pencarian menemukan Mr. R karena takut akan membahayakan keselamatan cewek itu.

Suara deringan ponsel milik Ruwi memecah keheningan diantara mereka. Ruwi segera mengambil benda pintar itu dari dalam ransel.

"Siapa? Apa nomor 1004, Mr. R?" Zaidan melirik sekilas. Tangannya bersiap hendak merebut benda itu jika Ruwi mengiyakan pertanyaannya.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Where stories live. Discover now