(Part masih lengkap dan sudah terbit di @_gentebooks)
Ada tiga hal yang Erlangga benci.
Pertama, berisik. Kedua, hal-hal merepotkan. Ketiga, Senja.
Namun, menurut Senja hal-hal yang Erlangga benci adalah hidupnya. Cerewet dan merepotkan? Mungkin.
Se...
Elang menggenggam tangan Senja setelah itu baru melangkah bersama menuju motor.
"Kamu gak papa, kan naik motor? Atau mau naik taksi aja?" tanya Elang sembari memakaikan helm kepada Senja.
Senja menggeleng. Merapikan beberapa helai rambut yang berantakan keluar dari helm lalu menggeleng. "Gak papa."
Elang mengangguk. Cowok itu naik ke atas motornya terlebih dulu lalu membantu Senja dengan memegangi tangan gadis itu agar bisa naik ke boncengannya.
"Kenapa masih diem? Ayok!" ucap Senja saat Elang tak melajukan motornya meski jelas keduanya telah siap.
"Pegangan," balas Elang membuat senyum Senja mengembang dan tanpa bicara gadis itu melingkarkan tangannya ke pinggang Elang. Menempatkan dagunya di pundak Elang.
Setelah di rasa aman, Elang langsung saja melajukan motornya menuju salah satu Caffe yang ia tahu Senja akan menyukainya.
***
"Aaa..." Senja mengulurkan sesendok ice cream kepada Elang. Setelah makan siang dengan menu yang ada di Caffe ini Senja memilih ice cream untuk makanan penutupnya.
Elang yang membuka mulutnya dan bersiap menerima suapan dari Senja hatinya di buat mencelos saat sesendok ice itu sudah masuk ke dalam mulutnya namun tak sempat ia cicip karena Senja langsung menariknya dan memakannya.
"Ngerjain ya," ucap Elang mencolek hidung Senja lalu mengusap rambut gadis itu.
Senja hanya tertawa saja di buatnya.
"Besok weekend, mau jalan-jalan?" tanya Elang membuat Senja berpikir sejenak.
"Minggu depan kayaknya kita bebas karena Minggu depannya lagi kita bakal ujian," ucap Elang membuat Senja mengangguk. "Jadi, mau jalan-jalan?"
"Ayo!"
"Kalau gitu aku yang tentuin kemana kita pergi."
Senja mengangguk setuju.
***
Sesuai ajakannya kemarin. Hari ini Elang membawa Senja ke pantai. Gadis itu terlihat senang. Senja berlari menghampiri tepi pantai. Merasakan sejuknya angin pantai menerpa dirinya. Keduanya memutuskan untuk ke pantai pada sore hari. Tujuannya agar bisa menikmati matahari terbenam. Namun Senja berhenti sebelum kakinya masuk ke dalam air. Dadanya terasa nyeri.
"Ja?" Elang menghampiri Senja yang terdiam. "Ja?"
Senja menahan rasa sakit di dadanya lalu menatap Elang.
"Ja, kamu gak papa?" tanya Elang panik saat mendapati wajah pucat Senja. "Ja," panggil Elang sembari mengguncang pelan tubuh Senja.
"Aku gak papa," jawab Senja bersusah payah. Hari ini dirinya sengaja tidak memakai smartwatch jantungnya agar jika jantungnya nyeri, Elang tidak akan mengetahui.
"Kamu udah minum obat, kan?"
Senja mengangguk. "Udah."
"Terus kenapa diem? Kamu... Gak suka aku bawa ke pantai?" tanya Elang.
Senja menggeleng lalu menarik kedua sudut bibirnya. "Aku seneng." Setelah mengucapkan itu Senja berlari membiarkan mata kakinya masuk ke dalam air.
"Elang, sini!" Senja melambaikan tangan mengisyaratkan agar Elang menghampirinya.
Tanpa banyak bicara Elang berlari menyusul Senja. Kaget saat gadis itu mencipratkan air kepadanya dan berakhir mengenai wajah dan bajunya.
Senja tertawa lalu kembali mencipratkan air kepada Elang yang kini ikut-ikutan melakukan hal yang sama. Dadanya sedikit terasa nyeri namun sebisa mungkin terlihat baik-baik saja oleh Elang dengan cara terus tertawa saat air yang di cipratkan Elang mengenai wajahnya.
"Senja, udah!" ucap Elang saat bajunya sudah sangat basah namun Senja tak berhenti sedari tadi. "Senja!" Bukannya berhenti, gadis itu semakin semangat melakukan aktivitasnya.
"Senja! Nakal ya kamu."
Tahu jika Elang akan mengejarnya. Senja dengan cepat berlari ke tepi pantai. Keluar dari air untuk menghindari Elang yang hendak menangkapnya.
"Ayo kejar!" ucap Senja masih tetap berlari menjauhi Elang.
"Awas aja kalau udah aku tangkap gak akan aku lepas!" teriak Elang lalu mempercepat laju larinya.
Elang menarik salah satu sudut bibirnya saat dengan beberapa langkah lagi akan mendapatkan Senja. "Dapat!" Elang memeluk Senja dari belakang. Melingkarkan tangannya di perut gadis itu membuat Senja tertawa.
"Elang--"
"Pokoknya gak akan aku lepasin," ucap Elang memotong ucapan Senja sembari mengeratkan pelukannya di perut gadis itu.
Senja malah tertawa. Gadis itu mengusap punggung tangan Elang yang berada di perutnya. Keduanya menatap pemandangan senja sore ini. Langit tampak berwarna oranye bercampur pink keunguan yang sangat indah.
"Elang," panggil Senja. Gadis itu sejenak melupakan rasa sakit di dadanya.
"Hm?" balas Elang sembari menempatkan dagunya di pundak Senja membuat gadis itu mau tidak mau memiringkan kepalanya.
"Menurut kamu cantikan mana?"
"Maksud kamu?"
"Aku atau dia," ucap Senja sembari menunjuk langit Senja.
Elang bergumam. "Kamu atau dia ya?" bukannya menjawab Elang malah balik bertanya.
"Dia?"
Elang tersenyum. Semakin mengeratkan pelukannya lalu mengecup pipi sebelah kanan Senja membuat gadis itu berjengit kaget.
"Kamulah," ucapnya setelah menjauhkan bibirnya dari pipi Senja.
"Ih Elang!" Senja mengusap pipinya yang basah akibat kecupan Elang membuat cowok itu tertawa saja.
"Ja," kini giliran Elang yang memanggil Senja.
"Apa?"
Keduanya masih memandangi langit yang kini mulai gelap karena matahari mulai tenggelam sempurna.
"Aku sayang kamu."
"Aku juga."
"Aku cinta kamu."
"Iya, aku juga."
"Jangan tinggalin aku."
Senja diam dan diamnya membuat Elang membuka mata setelah sebelumnya menutup mata sejenak.
"Kenapa diem, hm?"
Senja menggeleng pelan. Gadis itu mengangkat tangan kanannya untuk meraih wajah Elang yang berada di pundaknya. Gadis itu mengusap pipi Elang sedangkan tangan satunya masih setia memegang tangan Elang yang berada di perutnya.
"Aku gak akan ninggalin kamu," ucap Senja lirih. Tapi jika Tuhan mengharuskan aku untuk meninggalkan kamu, aku gak bisa apa-apa, lanjutnya dalam hati.
Mendapati jawaban begitu membuat Elang mengecupi pipi Senja berkali-kali. Meski gadis itu sempat menghindar tapi Elang dengan cepat menahannya. Senja tertawa geli karena Elang tak berhenti mengecupi pipinya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.